bab 8.5 (Sabtu)

4.2K 560 5
                                    

Waktu menunjukkan pukul 08:00 pagi dan gua baru bangun tidur.

Mungkin karena gua kecapean.

Gua pun turun dari kasur lalu kekamar mandi buat ngebuang dosa dosa gua.

Habis itu gua turun ke bawah.

Pak Gito lagi duduk di sofa dengan pakaian rapih.

Sedangkan Ari dan iksal Langi ngerokok di teras belakang yang langsung menghadap ke pantai.

Sebuah hamparan laut luas nan biru terhampar di depan mata gua.

Biru nya laut membuat mata gua terpanah akan pesona nya.

Gua pun berjalan menuju bibir pantai.

pasir pantai yang halus tersapu lembut di kaki gua saat gua berjalan.

Pemandangan di sini sangat indah.

Tapi gua heran. kenapa pantai nya sepi ??

Gua lihat ke kiri dan ke kanan.

Ternyata ada banyak bangunan yang mirip dengan bangunan yang kita tempati ini.

Tiba-tiba Ari memeluk gua dari belakang, tangan nya yang kekar langsung merangkul pinggang gua dari belakang.

"Ko pantai nya sepi, padahal laut nya bagus." tanya gua ke Ari.

"Ini pantai peribadi, hanya penghuni perumahan di sini saja yang bisa menikmatinya." Jelas Ari.

"Ohh."

"Suka di sini." Tanya Ari.

Gua pun mengangguk.

"Indah sama rani pasti senang kalo di ajak ke sini." jawab gua.

"Hm. . . Kapan kapan kita ajak mereka ke sini." kata Ari.

Kepala Ari di sandarkan ke pundak gua, pelukan nya pun semakin di rekatkan.

Hembusan angin dari samudera laut luas seakan sedang menyambut kita dengan udara sejuk nya.

Ingin rasa nya gua terus berada di sini, untuk merasakan betapa indah dan tenang nya dunia ini.

"Puji."

"Emm "

"Malam ini Bikin anak yu." bisik Ari yang bikin otak gua langsung lepas.

Gua menjambak rambut nya Ari yang posisi kepala nya masih di sandarkan di pundak gua.

"Ngomong sekali lagi, gua lempar lu ke tengah laut. biar di makan sama hiu."

Ari malah ketawa terbahak-bahak.

Gua pun masuk lagi ke dalam karena omongan dia mulai ga jelas.

"Kalo belum di coba siapa yang tau."

"Entar kalo udah ke seringan juga minta sendiri."

Begitu lah kata dia.

"Gua cowok. Mana mungkin juga gua bisa bikin anak sama lu tolol. kalo lu mau bikin anak. Ya lu harus bikin sama cewek bukan sama cowok." Geremeng gua dalam hati.

Tiba tiba otak gua berfikir.

Apa jangan-jangan Ari ngajak gua tinggal di sini biar dia bisa bebas masukin cewek ke sini.

Jadi ke fuckboy-an dia ga di ketahui sama karyawan yang lain.

Secara kan kita semua cowok . gua, Ari, pak Gito, iksal.

Fino juga kemarin wa gua. ngasih tau gua suruh konci kamar gua, dan jangan biarkan Ari masuk ke dalam kamar gua.

Engga-engga . . . walopun gua teman nya dia (Ari), gua ga mau di ajak sesat kaya dia.

mending gua minta pak Gito buat antar gua balik lagi ke hotel dan kumpul bareng sama karyawan yang lain nya.

"Pak Gito. . . Pak" panggil gua ke pak Gito.

Gua nyari pak Gito muter muter rumah tapi pak Gito ga ada.

Pas gua cari kedepan.

mobil nya dah ilang.

Gua mengambil hp yang ada di celana dan menelpon pak Gito.

"Halo . . . pak Gito kemana." tanya gua.

["Kenapa puji, saya sudah jalan balik ke hotel. tadi saya sudah bilang sama pak Ari."]

"Aahh. . . bapak balik ke hotel.?? pak, bapak bisa balik lagi ke sini ga pak. Saya ikut ke hotel juga."

["Loh kenapa."]

Tiba-tiba hp gua di rebut sama Ari dan gua pun kembali merebut nya dari tangan Ari.

Tapi Ari menggenggam nya dengan sangat kuat.

"Balikin."

"Enggak." kata Ari.

"Gua mau balik ke hotel aja. gua ga mau tinggal di sini sama lu. lu sesat."

Ari pun menarik nafas nya dan ngasih hp gua kembali.

"Hallo pak gito . . . pak." omongan gua pun di potong sama Ari.

"Bilang sama pak Gito, kalo dia berani ke sini buat jemput lu. besok Sampe Jakarta suruh dia kemasin barang barang nya dari kantor." Ancam Ari dan dia masuk ke dalam.

Maksud nya apa ?? Ari mau pecat pak Gito kalo dia kesini gitu.

["Pujii, halo"]

"Pak, pak Gito. bapak ga usah balik kesini."

Gua pun mematikan hp gua.

Gua masuk lagi ke dalam.

Gua lihat Ari lagi duduk di sofa sambil melihat ke arah laut.

Badan nya di senderkan kepada sofa tersebut.

Sebuah kepulan asap roko terbang melayang lalu menghilang di dekat nya.

gua nyamperin dia dan berdiri di depannya.

"Gua ga suka sama lu. gua pikir lu baik sama gua. ternyata lu pingin bikin gua jadi orang yang buruk."

Ari pun mematikan rokok yang baru dia nyalakan itu dan berdiri tepat di depan gua.

"Lu ga perlu suka sama gua. Puji" kata Ari. Sambil memegang tangan gua.

"Ari, Gua ga mau ngelakuin sex sama cewek. Gua ga mau ngelakuin itu. Ari." Kata gua ke Ari

"Sex . . cewek . . . Maksudnya ??" tanya Ari bingung

"Yaa . . . kan tadi lu ngajakin gua bikin anak. gua cowok. lu juga cowok . . . kalo lu mau bikin anak kan harus ada cewek nya. berati nanti lu Bakan manggil cewek buat datang ke sini kan. gua ga mau Ari . . . Poko nya gua ga mau ngalakuin itu sama cewek yang belum sah jadi istri gua."

Ari pun menepuk jidatnya pakai tangannya dia.

terus dia tertawa terbahak bahak dan duduk kembali di sofa.

"BEGO"

Suara itu keluar dari mulutnya Ari.

"_"

"Ko lu ngatain gua bego, elu tuh yang bego bukan gua." kata gua ke Ari

"Hahah. iya iya . . . gua yang bego. bego karena cinta sama orang bego kaya lu" Jawab Ari.

Ari menarik tangan gua dan gua jatuh di atas tubuh nya dia, Ari membekap badan gua dengan tangan dan kaki nya dia.

"lepasin . . . Ari."

"Ga mau . . . Gua ga bakal lepasin lu sampai kapanpun. Puji."

Ahkirnya gua bergelut sama Ari sampe lengan tangannya dia gua gigit.

* * * * * *

Des 22, 2021 (Jakarta)

Nikah Sama Gua (Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang