bab 4.2 (pak polisi)

6.6K 783 37
                                    

kita sudah di dalam mobil buat ke toko kue.

Sepanjang perjalanan Ari cuman manyun sambil nyetir mobil nya dia.

Dia ngambek gara-gara habis gua jitak kepala nya.

Giman ga gua jitak coba . .

Dia naruh kepala nya di bahu gua, terus dia usel usel lin ke leher gua.

Kan geli.

Apa lagi di jenggot nya dia numbuh rambut-rambut kecil. Yang buat leher gua terasa seperti kaya lagi di sikat pake sikat baju.

Seperti biasa di dalam mobil gua cuman diam sambil lihat ke jalan.

Sedangkan Ari. dia ngelirik ke arah gua terus dia buang muka lagi.

udah kaya anak kecil yang lagi ngambek. ><

"Ari." panggil gua

"Ga mau ngomong sama puji."

"_" deh.

Akhirnya gua jitak kepala nya Ari lagi karena ga ada pilihan.

"udah lampu hijau . . . jalan pea . . . lu mau di demo sama mobil belakang" amuk gua ke Ari.

Sehabis gua amuk. Ari malah mematikan mesin mobil nya.

Sampe mobil yang di belakang kita pun pada membunyikan klaksonnya.

Karena posisi kita tepat berada di depan lampu merah.

Akhirnya karena kemacetan yang kita timbul kan kita pun di samperin oleh polisi lalulintas.

"Ari polisi." kata gua.

Polisi mengetok jendela kaca mobil kita. Tapi ga di bukain sama Ari dan gua juga ga bisa membuka kaca jendela dari pintu gua karena di konci dari samping pintu mobil nya Ari.

Gua udah ketakutan di dalam mobil, gua ketakutan bukan karena di samperin polisi.

Tapi karena Ari yang cuman diam lihat ke arah depan tanpa gerakan.

"Ariii." panggil gua sambil mengoyak badannya dia.

Ari ngelihat ke ara gua "elu kenapa tadi jitak gua !?."

"Ya karena udah lampu hijau, makanya lu gua jitak"

pak polisi mengetuk jendela kita lagi.

Ari malah menyenderkan badannya ke jok mobil dan ga peduli sama pak polisi yang mengetok jendela mobil nya dia dari luar.

"Oke . . . gua minta maaf. gua minta maaf karena udah jitak lu di sini sama tadi di kantor, soal nya gua risih sama rambut yang ada di jenggot lu. makanya gua reflek dan ga sengaja lakuin itu ke lu, gua ga bakal ngulangnya lagi"

Ari pun senyum dan membuka pintu mobilnya dia terus keluar.

Di luar sudah ada lima polisi yang menunggunya.

Salah satu polisi masuk ke dalam mobil buat membawa mobil ini ke pinggir jalan.

Sedangkan Ari.

Dia langsung di giring ke pinggir jalan sama empat polisi yang tadi nungguin dia keluar.

Gua yang berada di dalam mobil cuman bisa diam Sampai mobil di bawa ke pinggir jalan sama pak polisi.

"Kamu teman nya dia" tanya polisi itu.

"Ah . . . iya"

"Apa teman kamu dalam pengaruh obat"

"Obat ??" Gua shock sambil lihat ke arah polisi itu.

"Biasa nya pemakai obat tidak akan peduli dengan tindakan yang dia lakukan, dia akan ngelakui tindakan apa yang ada di dalam pikiran dia saja tanpa peduli sekitar."

Nikah Sama Gua (Gay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang