2. Pertemuan Pertama

164 170 104
                                    

⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!

🌺🌺🌺🌺

Saat ini Deren Audrey dan juga Zidan mereka bertiga sudah berada di kantin sekolahnya.

"Eh, Der. Btw kakak lo udah punya pacar?" tanya Audrey pada Deren yang hendak memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Mana gue tau itu kan bukan urusan gue." balas Deren seraya sibuk mengunyah.

"Ya lo kan adeknya, Malih." sahut Zidan tak lama kemudian.

"Kenapa si harus menyangkut pautkan gue sebagai adeknya mulu heran banget gue." muaknya.

"Kayaknya nih bocah tertekan punya kakak kayak si, Ziva." ucap Audrey seraya tertawa terbahak-bahak.

"Gue serius nih kalo emang dia belum punya pacar biar nanti gue kenalin sama temen-temen gue, gimana?" usul Zidan yang memang dari mereka bertiga pun tak pernah mendengar Ziva menyukai seseorang atau hanya sekedar dekat dengan laki-laki manapun.

Mereka masih tak mengerti mengapa Ziva tak pernah ingin mempunyai hubungan dengan seseorang dan tak jarang hal itu membuat ketiganya pun penasaran.

"Nah bagus tuh kenapa kita nggak cariin dia jodoh aja?" timpal Audrey.

"Iya juga si ya, gue juga nggak pernah tuh ngeliat dia jalan bareng sama cowoknya dan gak pernah ada juga temen cowok dia yang datang ke rumah." ucap Deren yang mulai menyadari hal itu.

"Apa jangan-jangan kakak lo emang sengaja nggak mau buka hatinya buat siapapun?" tanya Zidan yang membuat mereka semua jadi berpikir.

"Gue liat-liat juga kakak gue gak jelek-jelek amat, masih oke lah." ucap Deren yang mengundang tawa Audrey karena tak tahan melihat ekspresi wajah Deren barusan.

"Anjir adek apaan lu begitu, kalo sampe si Ziva tau fix sih dia bakalan ngamuk gue rasa."

"Yaudah gini aja kita bertiga bantu dia buat cariin cowok, gimana?" ucap Zidan menatap keduanya.

"Oke, berarti misi kita sekarang gimana caranya bantuin kakak lo buat cari pacar, Der." ucap Audrey menoleh pada Deren.

"Yaelah emang nyusahin idupnya tuh orang, udahlah gue ngikut kalian berdua aja." balas Deren tak mau ambil pusing.

"Nah gitu dong cakep!!" balas Zidan dengan memberikan satu jempolnya.

"Sayang kan kakak lo cakep-cakep tapi kaga laku." celetuk Audrey dan kemudian di susul tawa mereka semua.

"Sialan lo kalo ngomong suka bener, ahahahah" tawa Deren pun seketika terhenti ketika dirinya tak sengaja tersedak minumannya sendiri. 

🌺🌺🌺🌺


Tok... Tok...

"Siapa?" teriak Ziva dari dalam kamarnya yang sekarang sedang duduk di meja belajar seraya memainkan handphone miliknya.

"Gue adek lo yang paling ganteng!!" teriak  Deren dengan pedenya.

"Oh yaudah nggak usah masuk kalo gitu!" balas Ziva kembali berteriak.

Ceklek!

"Budeg ya gue bilang kan gak usah masuk, Mansyur." ucap Ziva terlihat geram.

"Heh, anda kurang ajar sekali anak dakjal."

Tak lama keduanya pun tertawa.

"Mau ngapain si lo maen masuk-masuk aja, hah?" tanya Ziva kembali ke mode awal.

Love In The Past [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang