14. Malam Spesial

95 96 42
                                    

⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!

🌺🌺🌺🌺

Setelah jam pelajaran selesai, Ziva terlihat menepati janjinya untuk menemani Gerry mencarikan sebuah kado untuk sang Mama. Saat ini Ziva sudah berada diparkiran sekolah seraya menunggu Gerry disana.

Tak lama Gerry pun datang menghampiri Ziva. "Udah lama nunggu?"

"Nggak, kebetulan gue juga baru bubar kok."

"Yaudah kalo gitu kita langsung berangkat yaa." ajak Gerry pada Ziva dan langsung diangguki cepat.

Seperti biasa Gerry terlebih dahulu memberikan satu helmnya pada Ziva lalu mereka segera bergegas untuk pergi.

Sesampainya mereka saat ini disebuah Mall salah satu daerah Jakarta, mereka terlihat langsung masuk ke dalam sana. Keduanya sama-sama bingung, khususnya Gerry sejujurnya ia masih memikirkan kado apa yang cocok untuk ia berikan kepada Mamanya nanti.

"Kira-kira lo mau ngasih hadiah apa ke nyokap lo?" tanya Ziva ketika mereka sudah melewati beberapa toko yang berjejer didalam Mall tersebut tapi tak ada satu pun juga mereka datangi sejak tadi.

"Gue belum tau si kalo itu dan kalo lo mau lo juga boleh kok pilihin buat Nyokap gue." katanya seraya menoleh pada Ziva di sampingnya.

"Duh, gue juga gak tau sih harus rekomendasiin apa. Tapi, gimana kalo kita mampir dulu aja ke toko tas?"

"Yaudah boleh." Mereka pun terlihat langsung berjalan masuk ke dalam sana.

"Mmm, sekarang lo mau yang mana tinggal pilih aja yang menurut lo cocok buat nyokap lo yaa." ucap Ziva pada Gerry.

"Atau lo tinggal pilih yang diantara tiga itu, gue rasa bagus kok kalo buat nyokap lo." ucapnya lagi agar lebih memudahkan Gerry untuk memilih tiga diantara banyaknya tas-tas mewah lainnya.

"Apa nyokap gue bakal beneran suka kalo gue pilihin yang ini?" tanya Gerry seraya mengambil salah satu tas yang berwarna coklat tua tersebut.

"Mm.. Tapi kayaknya ini kurang cocok deh, Ger. Kenapa lo gak milih yang hitam aja?"

Keduanya sontak kembali bingung manakah yang harus mereka pilih saat ini.

"Kalo kita nyari ditempat lain lagi, gimana?" tawar Gerry pada Ziva.

"Lo mau nyari apa lagi emang?" tanyanya pada Gerry. "Ohya kenapa kita gak liat ke tempat perhiasan aja ya? Gimana lo setuju gak?"

"Yaudah, kita langsung ke sana aja ya sekarang."

Mereka pun kembali berjalan keluar dan beralih masuk ke tempat toko perhiasan, Ziva dan juga Gerry keduanya sama-sama sibuk mencari perhiasan yang cocok disana.

"Yang ini bagus nih," tunjuk Ziva pada sebuah kalung yang terlihat simple tapi terkesan indah.

"Kayaknya gue pernah liat nyokap gue pake model yang gak beda jauh dari ini deh."

"Atau lo mau yang ini?" tunjuk Ziva lagi.

"Ini kurang cocok kalo buat nyokap gue kayaknya ini cocokan buat lo deh."

"Masa sih?" ucap Ziva mengernyitkan dahinya.

"Jadi lo mau ngasih model ABG kayak gini ke nyokap gue?" tanya Gerry mulai tak habis pikir.

"Terus yang mana dong???" tanya Ziva yang sudah putus asa.

"Permisi Mas, Mbak. Saya boleh kasih rekomendasi buat Mas dan Mbak Nya?" ucap salah satu seorang Mbak-mbak disana.

Love In The Past [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang