21. Clarissa?

35 36 4
                                    

⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!

🌺🌺🌺🌺


Saat ini Deren dan juga Ziva mereka berdua sudah berada diatas balkon kamar Deren.

"Lo sama Clarissa udah jadian?"

"Tumben lo nanya itu?" tanya Deren balik.

"Tadi gue habis ngobrol sama dia."

"Haa, seriusan? Pas kapan?"

"Pulang sekolah." jawab Ziva singkat.

"Kalian ngobrolin apa aja?"

"Gue ceritain tentang semua kebusukan lo." ucap Ziva yang disusul kekehan kecilnya.

"Anjir tega banget lo sama gue, kak."

Ziva pun terlihat membalikan tubuhnya dan menoleh ke arah Deren. "Dia nanya ke gue apa lo udah jadian sama si, Bella?"

"Bella? Gue sama dia gak ada hubungan apa-apa."

"Lagian kalo lo emang lagi pdktan sama satu cewek yaudah fokus dulu aja sama tuh cewek jangan semuanya lo embat juga gimana sih!"

"Ck, gue sama Bella nggak ada apa-apa." balas Deren meyakinkan.

"Clarissa ragu tuh sama lo. Katanya niat lo deketin dia apa kalo dibelakang dia lo masih sering jalan bareng, Bella."

"Kak, gue sama Bella tuh nggak ada apa-apa. Gue juga bingung si Bella ada aja caranya biar bisa deket-deket gue terus."

"Ya kalo gitu lo harus lebih tegas lah ke Bella jangan bisanya cuma ngasih harapan palsu doang ke anak orang. Kesian tuh si, Clarissa."

Deren terlihat mengacak-acak rambutnya. "Ck, terus gue harus apa dong sekarang?"

Ziva pun tak lama mendengus. "Lo tuh pura-pura bego atau bego beneran sih? Udah jelas-jelas si Clarissa minta kejelasan dari lo ya harusnya lo bisa ngasih kepastian lah ke dia."

"Ck, ntar giliran gue tembak malah ditolak lagi."

"Dasar, Malih. Udah jelas-jelas dia nemuin gue buat nanyain kejelasan hubungan lo berdua. Lagian tuh anak kasian lo gantung terus kalo lo emang nggak niat sama dia harusnya lo nggak kasih harapan dari awal."

"Yaelah kak, gue beneran suka kali sama dia. Cuma Bella aja yang selalu jadi penghalang buat gue sekarang."

"Yaudah kalo gitu lo cepetan nyatain perasaan lo ke si Clarissa biar Bella nggak terus-terusan ganggu lo lagi."

"Tidak semudah itu, Ferguso." balas Deren menepuk pelan kening Ziva. "Kalo nyatanya dia malah lebih nekat gimana?"

"Ah tau lah itukan urusan lo bertiga, lagian gue cuma mau bilang jangan sampe lo nyesel kalo dia udah ada yang punya gara-gara lo nggak bisa kasih kepastian jelas sama si, Clarissa."

"Ya jangan sampe lah, emang lo nggak kasian apa kalo nanti gue broken heart?"

"Sayangnya gue nggak perduli." ucap Ziva menjulurkan lidahnya. "Udah gue mau balik ke kamar aja, bye."

Deren terlihat menghembuskan napas panjangnya ia mencoba memejamkan keduanya matanya. Dan ada benarnya juga apa yang diucapkan Ziva, Deren tidak mau jika dirinya sampai menyesal nantinya. 

🌺🌺🌺🌺

"Ger, lo masih lama latihan basketnya?" tanya Ziva pada Gerry yang sejak tadi terus menontoni Gerry bermain bola basket.

Gerry pun mengangguk tanpa menolehkan sedikit pandangannya pada Ziva.

"Ck, gue bosen."

"Yaudah lo guling-guling aja kalo gitu." ucap Gerry yang masih asik dengan bolanya.

Love In The Past [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang