8. Mabuk Berat

109 115 37
                                    

⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!

🌺🌺🌺🌺

"Selamat pagi, kak." sapa Gunawan ketika putrinya itu baru saja turun dari atas kamarnya.

"Pagi Ma, Pa." balas Ziva dengan raut wajah yang sedikit masam.

"Lah ngapa lu? Tumben banget tuh muka lecek begitu?" celetuk Deren terlihat heran.

"Deren.." tegur Gitta membuat Deren kembali diam.

"Kamu kenapa, kak?" tanya Gunawan pelan-pelan.

"Kamu sakit?" tanya Gitta lagi khawatir.

"Lagi gak enak badan?" tanya Gunawan kembali dan membuat Ziva menggeleng kali ini.

"Yaelah palingan ge minta di tambahin uang jajan tuh." celetuk Deren santai seraya mengunyah makanannya.

"Yaudah, Papa transfer ya sekarang juga."

"Engga!" jawabnya cepat.

Gitta pun langsung mengecek kening putrinya. "Lho, gak panas terus kenapa dong?"

"Gpp Ma, Pa. Aku lagi males aja." ucap Ziva sedikit kesal.

"Kamu lagi nggak mau sekolah?" tanya Gunawan pada putrinya. "Yasudah hari ini kamu gak sekolah dulu juga gpp." ucapnya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari istrinya.

"Ish, Papa kok malah ngebolehin anaknya sendiri gak sekolah. Gimana si?" tegur Gitta tak habis pikir.

"Lho, Papa. Bukannya ngebolehin tapi liat sendiri anaknya aja murung terus kurang semangat kayak gitu, biarin lah dia istirahat dulu hari ini."

Gitta pun menggeleng cepat. "Kak kamu lagi ada masalah? Cerita sama Mama, sayang." ucapnya mengelus lembut rambut panjangnya.

"Palingan juga belum BAB minggu ini makanya tuh muka di tekuk kayak gitu. Iya kan?" ucap Deren melirik kakaknya.

"Lho, pencernaan kamu bermasalah lagi?" tanya Gitta kembali khawatir.

Ziva pun mulai menarik napas panjangnya.

"ENGGAAA!!!" teriaknya membuat mereka semua kaget sampai Deren yang sedang meneguk susunya pun langsung tersedak karenanya.

"Udah lah aku mau berangkat sekolah aja." ucap Ziva yang langsung berdiri dari tempatnya.

"Tapi kan sarapannya belum di makan sayang?" ucap Gitta.

"Gak!" tolak Ziva cepat yang langsung berpamitan kepada kedua orangtuanya.

"Assalamualaikum!" ucapnya dengan wajah cemberut.

"Lah kalo tuh orang berangkat duluan berarti gue di tinggal dong?" kata Deren yang seketika langsung tersadar.

"Ck, yaudah lah aku berangkat juga Ma, Pa." kata Deren yang ikut mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Assalamualaikum.." teriaknya yang langsung berlari keluar.

"Walaikumsalam..." balas keduanya kompak.

Gitta dan juga Gunawan hanya bisa saling menatap lalu tak lama mereka menggeleng bersamaan.

Ketika sudah sampai di sekolah, Ziva yang memang sejak pagi tadi sedang badmood pun memilih berada di dalam kelasnya sampai waktu istirahat tiba gadis itu terlihat menolak ajakan kedua sahabatnya untuk pergi ke kantin.

Love In The Past [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang