18. Gara-gara Reyhan

32 33 1
                                    

⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!

🌺🌺🌺🌺

"Kita mampir dulu ya?" tanya Gerry di sela-sela perjalanan mereka.

"Boleh."

"Yaudah kita cari tempat makan aja"

"Boleh gue aja yang request gak?"

"Boleh dong."

"Oke, nanti di pertigaan jalan sana lo belok kanan ya terus tinggal ikutin aja jalannya."

"Siap!!" ucapnya yang mengambil arah belok kanan.

Sesampainya mereka ditempat tersebut, Gerry terlihat mengerutkan dahinya.

"Lo beneran mau makan di sini?" tanya Gerry memastikan ketika mereka berdua sudah sampai di sebuah tempat penjual bakso di pinggir jalan.

"Iya lah kenapa emang? Lo keberatan?" tanya Ziva yang langsung menghampiri tukang penjual bakso tersebut dan di susul oleh Gerry.

"Yang ada gue takut lo gak suka makan di tempat-tempat kayak gini."

"Kan tadi gue yang nyuruh milih tempat ini. Gue gak keberatan tuh."

"Yaudah kalo gitu biar gue aja yang pesen." ucap Gerry yang langsung menghampiri Abang tukang bakso tersebut. "Bang baksonya dua yaa."

"Siap, Mas. Pedes dua-duanya?"

"Yang satu nggak."

"Oke, di tunggu ya."

Setelah menunggu pesanan mereka pun akhirnya dua mangkuk bakso pun datang.

"Makasih, Bang." ucap Ziva pada penjual bakso tersebut.

"Iya neng, sama-sama."

"Lo harus cobain ini pokoknya." kata Ziva yang mulai memakan kuah baksonya.

"Lo sering makan di sini?" tanya Gerry seraya meniupi bakso miliknya.

"Nggak terlalu si kalo kebetulan lewat aja, enak habisnya."

Gerry pu mengangguk-anggukan kepalanya. "Enak ya punya cewek kaya lo."

"Kenapa?"

"Kayanya lo gak mentingin gengsi lo kaya cewek-cewek lain buktinya lo mau di ajak makan di pinggir jalan kaya gini."

"Nggak lah. Bukan cuma gue doang pasti banyak juga cewek-cewek di luar sana yang lebih mentingin perutnya dibandingkan gengsinya,"

Gerry hanya bisa tersenyum kecil.

"Awhh.. panas" Tak lama Ziva tak sengaja terkena kuah bakso miliknya.

"Ck, hati-hati makanya!" Gerry pun langsung menaruh mangkuknya dan langsung mengambil mangkuk bakso milik Ziva.

"Nih, lo lap dulu tangan lo."

Ziva terlihat langsung membersihkan tangannya dan sekarang tangannya pun terasa sedikit panas.

"Sini," ucap Ziva ketika ingin mengambil mangkuknya.

"Gak! Biar gue suapin aja."

"Hah? Nggak gue bisa sendiri!"

"Sssttt.. udah diem gak usah ngeyel."

Ziva berdecak pelan ketika Gerry terlihat ingin menyuapi satu suapannya. "Ger.."

"Ziv.." ucap Ziva mengikuti gaya Ziva.

"Aaaa, cepet buka mulutnya."

"Nggak! Gue gak mau."

Love In The Past [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang