Love In The Past [Selesai]

9. Kembalinya Reyhan

⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!

🌺🌺🌺🌺

Pagi tiba matahari kini mulai memasuki jendela kamar Ziva membuat Gerry pun akhirnya terbangun dari tidurnya. Ketika Gerry membuka matanya ia sedikit mengerjap melihat tempat yang begitu asing baginya.

"Lho, gue di kamar siapa?" tanyanya seraya menatap seisi kamar tersebut.

Dan tiba-tiba saja Gerry langsung memegang kepalanya yang terasa berat karena sisa mabuk semalam.

Lelaki itu melihat sekelilingnya lalu matanya tertuju pada sebuah bingkai foto yang terpajang jelas di kamar tersebut.

Gerry mengerutkan dahinya. "Kok ada foto tuh cewek segala?" gumamnya semakin heran.

Ceklek!

Ziva sedikit terkejut melihat Gerry yang ternyata sudah bangun dari tidurnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Gerry cepat melihat ke arah Ziva saat ini.

"Ini kamar gue! Mau apa lo?" balasnya begitu sinis.

"Haa? Jadi semalem gue tidur sama lo?" tanya Gerry terlihat polos.

"Dih pede banget. Ya gak lah siapa juga yang mau tidur bareng orang mabuk kayak lo!"

Gerry seketika tersadar jika dirinya sudah banyak minum alkohol semalam, mungkin ini adalah akibat dari semua itu.

"Terus kenapa gue bisa di sini?" tanyanya bingung. "Siapa yang bawa gue?"

"Lo jalan sendiri ke sini, ya gue lah siapa lagi!" balas Ziva jengkel.

"Terus motor gue mana?"

"Ya gue tinggal."

"Hah? Enak aja lo main ninggalin motor gue kalo nanti motor gue ilang gimana!?"

"Ya itu kan bukan urusan gue!" balas Ziva seraya melipat kedua tangannya.

Gerry pun hanya bisa berdecak sekarang.

"Udah cepetan turun! Lo di suruh sarapan sama nyokap bokap gue."

Tak lama laki-laki itu mendengus. "Iya nanti gue nyusul." balasnya kembali terlihat dingin.

Ziva pun langsung beranjak pergi dan meninggalkan Gerry di sana.

Dan ketika Ziva dan juga keluarganya sudah berada di meja makan, tak lama Gerry turun dari kamar Ziva dan terlihat menghampiri mereka semua sontak semuanya terdiam dan langsung tertuju pada Gerry yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Pagi Om, Tante." sapanya menyadarkan mereka semua.

"Ohh i-iya, pagi-pagi." balas Gitta tak lupa dengan senyum ramahnya. "Kamu sarapan dulu ya udah tante siapin." lanjutnya.

Gerry hanya bisa menganggukan kepalanya, ia merasa canggung berada di situasinya saat ini.

Diam-diam Ziva terus memperhatikan Gerry yang mulai memakan nasi gorengnya.