27. Bandara

54 52 7
                                    

⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!

🌺🌺🌺🌺


Hari ini adalah hari dimana Deren sebenarnya berat untuk mengantarkan Clarissa menuju bandara. Setelah ia sudah sampai didepan rumah Clarissa, gadis itu terlihat sudah menunggu didepan gerbangnya dengan membawa satu koper berwarna abu-abu yang berada digenggamannya.

"Pagii.." sapa Clarissa ketika Deren baru saja turun dari dalam mobilnya dan langsung memberikan satu kecupan manis di keningnya.

"Udah siap?" tanyanya pada Clarissa.

"Udah kok, yuk berangkat keburu siang nanti."

"Ohya bokap lo mana?"

"Papa udah disana." balas Clarissa yang langsung diangguki Deren. Ia pun segera mengangkat koper Clarissa untuk masuk ke dalam bagasinya.

Sekarang mereka sudah berada didalam mobil, Deren segera mengemudikan kembali mobilnya dengan kecepatan sedang. Sampai akhirnya kini mereka telah sampai disebuah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Deren kembali membantu Clarissa mengeluarkan kopernya dan Pesawat yang akan ditumpangi Clarissa saat ini pun akan segera berangkat. Keduanya terlihat berlari kecil.

"Yaudah lo masuk gih, hati-hati yaa." ucap Deren mengelus kepala Clarissa seraya memberikan senyum kecilnya.

"Der, lo gak akan pernah tinggalin gue kan?" ucapnya menatap Deren disana.

"Lo tenang aja ya gue akan tepati janji gue, lo baik-baik ya disana." Deren memeluk Clarissa dan tak lama pelukan diantara mereka pun harus terpisah.

"Jaga diri lo baik-baik ya jangan lupa kabarin gue." ucap Deren membuat Clarissa semakin berat untuk meninggalkannya.

"Der.." panggil Clarissa ketika ia sudah sempat melangkahkan kakinya namun Clarissa terlihat kembali membalikan badannya.

Cup!

Gadis itu terlihat memberikan kecupan singkat pada bibir Deren.

"See you, Der." Clarissa memutuskan masuk dan pergi meninggalkan Deren. Laki-laki itu tak henti-hentinya memberikan lambaian tangannya pada kekasihnya.

"Semoga secepatnya lo bisa balik ke Indonesia, Clar." ucap Deren sedikit menghembuskan napasnya.

🌺🌺🌺🌺

"Rey?" panggilan itu seketika membuat Reyhan dan juga teman-temannya terdiam sejenak dan suasana pun hening, Reyhan terlihat langsung bangkit dan mendekati Ziva.

"Ziv, lo disini?"

"Gue bisa ngomong sebentar gak sama lo?" tanya Ziva pada Reyhan.

Sontak Reyhan pun tersenyum ke arahnya dan langsung membawa Ziva jauh dari jangkauan teman-temannya.

"Gue seneng banget, Ziv. Akhirnya lo mau nemuin gue lagi."

Reyhan meraih dan menggenggam erat kedua tangan Ziva. "Ziv, makasih yaa. Pasti sekarang lo mau kan balikan lagi sama gue, jujur gue sayang banget sama lo gue mau kita kayak dulu lagi."

Tak lama Ziva pun memberikan senyum kecilnya, perlahan ia terlihat melepaskan genggaman tangan Reyhan. "Rey, langsung aja ya. Tujuan gue nyamperin lo dan ketemu sama lo sekarang, gue cuma mau bilang mungkin gue memang harus lebih tegas untuk bilang kalo kita udah gak bisa balik lagi kayak dulu."

Deg

"Ziva, lo tau kan gue bener-bener sayang sama lo?"

"Gue tau kok dan mungkin perasaan lo ke gue emang gak pernah berubah selama ini. Tapi, gue mohon Rey lupain gue ya. Lo gak bisa terus-terusan kayak gini, gue juga gak mau lo kayak gini. Gue pengen hubungan yang pernah ada diantara kita dulu selesai sampai disini."

Love In The Past [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang