⚠️ JANGAN LUPA FOLLOW BAGI YANG BELUM!!!
🌺🌺🌺🌺
Saat ini Ziva dan juga Gerry sudah berada di salah satu bangku taman.
"Lo masih berhubungan sama cowok itu?" tanya Gerry setelah sekian lama keduanya terdiam sejak tadi.
Ziva terlihat langsung menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa lo masih aja nangisin tuh cowok?" katanya sedikit kesal menatap Ziva di sampingnya. "Lo tau kan dia cowok brengsek dia gak pantes lo tangsiin terus!" sepertinya Gerry ikut terbawa emosi melihat Ziva yang masih juga menangis sejak tadi.
"Gue minta sama lo jangan pernah lo berhubungan lagi sama mantan lo itu kalo lo gak mau sakit hati lagi." ucapnya yang langsung memalingkan wajahnya.
Ziva pun terlihat mendongak dengan air matanya yang masih mengalir. "Lo gak tau rasanya jadi gue, Ger. Gue juga gak mau dia terus-terusan ada di hadapan gue dan gangguin gue terus kayak gini."
"Ziv, gue emang gak tau apa-apa soal hubungan kalian berdua. Tapi, gue minta lo hapus air mata lo sekarang juga dan asal lo tau itu semua gak ada gunanya."
"Huaaa.. hikss.. hiks.." Gerry terperanjat. Di luar dugaannya Ziva malah semakin mengencangkan tangisnya.
Sontak Gerry mengerutkan dahinya. "Ck, gue gak nyuruh lo makin nangis kenapa lo malah makin gede nangisnya?" tanyanya frustasi.
"Huaaaa.."
"Hiksss.. hiks.."
"Nih cewek kok malah makin jadi si nangisnya?" batin Gerry yang menggaruk-garuk pelipisnya bingung melihat Ziva.
"Aaaaaa... nyesel gue pernah percaya sama tuh cowok! Bego banget si gue jadi cewek, hikss.." ucap Ziva ditengah-tengah isak tangisnya.
"Dasar cowok gak tau diri nyesel gue pernah kenal sama lo!!!!" teriaknya dengan terus menarik-narik ujung roknya seraya menangis sejadi-jadinya.
"Jadi gini kalo cewek patah hati?" batin Gerry memperhatikan Ziva terus-menerus.
"Hiksss.. hikss.." Ziva terlihat menarik ingusnya dan mengelap hidungnya menggunakan tangannya.
"E-eh, jorok banget si nih cewek."
"Aaaa, kesel gue hikss.." ucap Ziva seraya memukul-mukul Gerry sekarang.
"E-eh, aww! Sakit kali."
"Woy, Ziv. Udah-udah" ringis Gerry yang sama sekali tak di dengar oleh Ziva.
"Hiksss, dasar cowok semuanya sama aja. Brengsek!" umpatnya kembali memukul keras lengan Gerry seakan terus melampiaskan kekecewaannya.
"Siapa bilang cowok sama aja? Buktinya gue eng—"
"Diemmm! Siapa suruh lo ngomong. Hah?" tanya Ziva galak. "Yang boleh ngomong di sini tuh cuma gue!" katanya dengan mata melotot.
"Ck, tapi tangan lo jauh-jauh sana." kata Gerry mencoba menjauhkan tangan Ziva darinya, mengingat Ziva terus-menerus mengelap ingusnya menggunakan tangannya seperti tadi.
"Dasar jorok!" gumam Gerry semakin terlihat frustasi karenanya.
"Udah diem siapa yang nyuruh lo ngomong lagi, hah!?"
"Tapi tangan lo jorok banget sih!" ucap Gerry mencoba sedikit menjauh dari Ziva.
"Ck, kenapa si emang?" tanyanya seraya mengelap ingusnya kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/295116543-288-k388929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Past [Selesai]
Ficção AdolescenteMencoba melupakan masa lalunya bersama Reyhan, ternyata tidak semudah apa yang Ziva bayangkan. Gerry, laki-laki yang mencoba menarik hati Ziva untuk masuk ke dalam hatinya. Sempat menutup hatinya untuk tidak kembali mengenal laki-laki membuat Ziva m...