Triple update tonight✅
Happy reading❤️❤️❤️
.
.Setelah mendapatkan pesan dari Sunoo, Sunghoon pun segera membereskan berkas-berkasnya bersiap untuk pulang. Ia berniat melanjutkan pekerjaannya dirumah.
"Loh, Presdir mau pulang?". Tanya Wonyoung, wanita yang menjabat sebagai sekretarisnya sejak 3 bulan yang lalu.
"Hmm", jawab Sunghoon singkat. Meski dalam hati ia bertanya-tanya kenapa wanita itu masih di kantor padahal jam 5 tadi sudah berpamitan padanya.
Ia juga tidak meminta sekretarisnya untuk lembur bersamanya.
"Tapi Presdir, masih banyak berkas yang belum Anda tanda tangani". Ucap wonyoung sambil menaruh kopi yang sudah ia buatkan untuk Sunghoon.
"Saya akan melanjutkannya dirumah", jawab Sunghoon. "Kau juga pulanglah", lanjutnya.
"Kalo begitu minumlah dulu kopinya, Presdir.. diluar sangat dingin". Wonyoung memberikan secangkir kopi tersebut pada Sunghoon dan langsung diminum oleh sang Presdir yang ingin segera menemui istrinya dirumah.
Tak lama kemudian, Sunghoon merasa kantuk berat pada matanya. Ia pun jatuh terduduk dikursi singgasananya dan tertidur. Wonyoung tersenyum tipis, rencananya berhasil.
***
Sudah 2 jam lamanya Sunoo menunggu suaminya pulang. Sudah sejak beberapa menit yang lalu juga dia mencoba menghubungi Sunghoon namun hp nya tidak aktif.
Oh ayolah, dia sudah sangat senang tadi. Apa Sunghoon baik-baik saja?Atau...
Apa Sunghoon membohonginya?
Apa ia harus menghubungi sekretaris Sunghoon? Tapi mengingat kejadian tadi pagi membuatnya urung.
Ia benar-benar khawatir sekarang
***
Jam menunjukkan pukul 4 pagi. Sunghoon membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah kamarnya yang berada di ruang kerja miliknya. Ia merentangkan tangannya mencoba merilekskan badannya namun sesuatu membuatnya terkejut. Ia menoleh dan mendapatkan Wonyoung tidur di sebelahnya.
Dan yang lebih mengejutkan lagi ialah...Tubuh bagian atasnya telanjang. Entah milik Wonyoung, ia cukup waras untuk tidak melihat tubuh wanita itu.
Sunghoon ingat telah meminum kopi buatan sekretarisnya dan tertidur. Ia tidak bodoh untuk tidak berfikir bahwa kopi itu telah dicampur obat. Entah obat apa
Ia segera mengambil pakaiannya dilantai dan memakainya. Ia akan segera pulang, istrinya pasti menunggu. Ia kembali merasa bersalah sekarang. Untuk Wonyoung, ia akan bicarakan pada wanita itu nanti saat bekerja.
***
Sunghoon sampai dirumah sekitar pukul 5 pagi. Ia pun segera masuk ke kamarnya dan sang istri, Park Sunoo.
Dikamar, ia melihat Sunoo masih tertidur dengan wajah yang terlihat sangat lelah dan memerah. Ia berfikir pasti istrinya menunggunya pulang semalaman. Atau mungkin saja istrinya kembali menangis?!.
Setelah melepas mantelnya, ia segera menaiki ranjangnya dan memeluk tubuh Sunoo erat. Memberi kehangatan di cuaca bersalju ini.
Jika ada yang bertanya bagaimana perasaan Sunghoon terhadap Sunoo, jawabannya adalah cinta. Sunghoon sangat mencintai pemuda manis berusia 24 tahun dihadapannya ini.
Merasa tidurnya terusik, Sunoo perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan suaminya
"Selamat pagi sayang", sapa Sunghoon lembut dan mencuri 1 kecupan dibibir sang istri.Chupp~
Entah kenapa Sunghoon sangat ingin bermanja pada pemuda cantik itu. Ia memeluk tubuh Sunoo erat sampai akhirnya Sunoo mendorong tubuhnya dan segera berlari menuju kamar mandi.
Sunghoon kira Sunoo masih marah padanya, hingga ia mendengar suara dari kamar mandi.
Hoek
Hoek!
Ia pun segera menyusul Sunoo.
"Apa kau salah makan semalam? Atau masuk angin? Bagaimana? Apa sudah merasa lebih baik?"
Tanya Sunghoon bertubi-tubi sambil memijat tengkuk sang istri dan menyuruh Sunoo untuk menghirup aroma minyak yang ia bawa.
"Sepertinya aku masuk angin, udaranya terasa sangat dingin" ucap Sunoo. Ia terpaksa berbohong. Seandainya saja Sunghoon pulang sejak semalam, ia pasti akan memberi tahu kabar bahagia untuk suaminya itu. Tapi sekarang dia ragu dengan perasaan suaminya padanya.
"Baiklah, istirahatlah lagi. Aku akan membuatkan bubur untukmu".
TBC
See u tomorrow!!
20/12/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Fanfiction⚠️ cerita ini mungkin akan menguras emosi kalian.. Hati sunoo terluka, sangat terluka. tapi bagaimanapun juga dia harus tetap mempertahankan pernikahannya demi janjinya kepada almarhum orang tua dan juga almarhum ayah mertuanya. Sampai akhirnya luka...