Jangan lupa tinggalkan voment ya..🤗
Happy reading❤️❤️❤️
.
.Sunoo mengerjapkan matanya merasakan kepalanya terasa pusing. Mungkin efek dari tangisannya seharian.
Ah seharian, 'eh.. sudah jam berapa sekarang?' batin Sunoo dengan mata melirik kearah jam diarah kiri ranjangnya, jam 06.45.
Sunoo kelimpungan segera melihat kearah jendela, langit sudah gelap berarti masih dihari yang sama. Mengingat Sunghoon yang mungkin saja masih bersenang-senang dengan sang sekretaris sepertinya akan pulang larut jadi dia tidak terburu-buru untuk memasak makan malam.
Setelah nyawanya benar-benar terkumpul, Ia pun segera turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan mukanya selanjutnya ia turun ke lantai bawah berniat memasak makan malam didapur.
Sunoo melangkahkan kakinya perlahan, namun sesampainya ditangga bawah, samar-samar ia mendengar suara bising dari arah dapur.
'apa Sunghoon Hyung sudah pulang?' batinnya.
Kakinya terus melangkah kearah dapur, dan benar saja ia melihat sang suami tengah berkutat dengan bahan masakan dan alat-alat dapur.
"Ehm.. butuh bantuan?", Tanya Sunoo berusaha bersikap sebiasa mungkin.
"Tidak perlu, duduklah", balas Sunghoon tanpa melihat kearah Sunoo.Sunoo pun menurut. Ia berjalan menuju meja makan lalu mengambil air minum diatas meja. Tenggorokannya terasa sakit sejak tadi.
Sunoo bertanya-tanya dalam hati, sejak kapan Sunghoon pulang? Kenapa dia mau repot-repot memasak makan malam?
Karena seingatnya, suaminya sangat sibuk dengan perencanaan proyek yang ada di Amerika dan Jeju akhir-akhir ini.Lamunan Sunoo terhenti saat ia tidak sengaja melihat luka memar dipipi sang suami. Sekarang ia tahu kenapa Suaminya pulang cepat.
"Hyung..", panggilnya
"Hmm?". Balas Sunghoon masih tanpa melihatnya. Pria itu masih sangat sibuk dengan acara memasaknya.
"Duduklah biar aku yang meneruskan memasaknya". Ucap Sunoo sembari berjalan mengambil baskom yg diisinya dengan air dan antiseptik lalu mengambil handuk kecil untuk kompresan.
Melihat sang suami masih berkutat dengan masakannya tanpa membalas ucapannya sedikit membuat Sunoo geram. Ia pun segera mendekati Sunghoon, mematikan kompor dan menarik Sunghoon untuk duduk.
"Apa yang ka-"
"Diamlah".Sunoo mulai mengompres luka memar diwajah Sunghoon dengan hati-hati. Tidak memperdulikan Sunghoon yang terus menatapnya dalam diam.
"Maaf". Ucap Sunghoon tiba-tiba.
Sunoo sedikit tersenyum hambar "hmm... Sudah selesai. Duduk dan diam saja, aku yang akan melanjutkan memasaknya".***
Setelah mencuci piring, Sunoo langsung kembali ke kamar. Sedangkan Sunghoon, setelah makan ia langsung kembali ke kantor karna masih banyak berkas yang belum dia tanda tangani.
Atau ia akan bersenang-senang dengan sekretaris cantiknya?
Ah seharusnya dia tidak boleh banyak berfikir. Karena ada kehidupan didalam perutnya yang masih berusia 3 minggu.
Ya, seharusnya hari ini ia merayakan ulang tahun suaminya dan memberikan kejutan ini. Namun sayang, kue ulang tahunnya telah hancur terjatuh didekat pintu ruangan Sunghoon dan ia kembali menyembunyikan kotak berisi testpack kedalam saku mantelnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Fanfiction⚠️ cerita ini mungkin akan menguras emosi kalian.. Hati sunoo terluka, sangat terluka. tapi bagaimanapun juga dia harus tetap mempertahankan pernikahannya demi janjinya kepada almarhum orang tua dan juga almarhum ayah mertuanya. Sampai akhirnya luka...