Happy Reading~😍
.
.
.
.
.Hari ini adalah hari dimana Sunghoon akan melakukan tes DNA dengan janin yang dikandung Wonyoung.
Sempat mendapat penolakan dari pihak Wonyoung tentunya sebab hal ini bisa saja membahayakan bayinya. Meskipun usia kandungannya sudah memasuki bulan ke 4 dan mendapat persetujuan dari pihak rumah sakit.
"Irene mau ikut?", Tanya mamanya Wonyoung. Mereka baru saja selesai sarapan dan hendak bersiap ke rumah sakit.
"Tentu Jennie, aku harus memastikan putraku tidak lari dari tanggung jawabnya".
"Baiklah kalo gitu kita bersiap-siap sekarang. Ayo pa". Ucap Jennie pada sang suami, Jang Jong-In
Sebelum beranjak ke kamar, Jennie menatap sekilas pada Wonyoung yang belum menghabiskan sarapannya. Anak itu terlihat tidak nafsu makan.
"Habiskan makananmu wony..".
Sejak pertama orang tua Wonyoung mengetahui akan kehamilannya, mereka benar-benar marah dan kecewa pada sang putri.
Bagaimana tidak, sejauh ini mereka membesarkan Wonyoung dengan sangat baik. Memberikan pendidikan tinggi serta pendidikan moral yang begitu baik dengan fasilitas yang cukup.
Sebagai anak tunggal dari pengacara dan model, Wonyoung sama sekali tidak pernah merasa kekurangan pun dengan kasih sayang orangtuanya. Sejak Wonyoung masih kecil, sesibuk apapun mereka berusaha untuk meluangkan waktu untuk sang putri.
Mereka juga tentu bangga ketika Wonyoung menjadi lulusan terbaik di jurusannya serta mendapat pekerjaan sebagai sekretaris di perusahaan besar seperti PSH Group.
Tapi mereka tidak menyangka sang putri berbuat seperti manusia rendahan yang tidur dengan atasannya sendiri yang merupakan suami orang apalagi sampai mengandung seperti ini.
Meskipun ibu dari atasannya sangat menyukai Wonyoung, tetap saja hal ini tidak benar.
Yang paling parah adalah Park Sunghoon tidak mengakui janin yang dikandung putri mereka.
Jang Jong-In sendiri bersumpah akan menghancurkan Park Sunghoon jika pria itu tidak bertanggung jawab setelah DNA cucunya terbukti darah daging dari CEO PSH Group itu.
Irene menatap Wonyoung prihatin. Jika boleh jujur, dirinya sangat kecewa pada sang putra.
Hampir 1 bulan tinggal bersama Wonyoung, Irene tau betapa sulitnya gadis itu mengurus masa trimester pertamanya. Itu sebabnya ia menawarkan diri untuk menemani gadis itu.
"Jangan lupa minum susunya,Wony..". Ucap Irene ketika melihat isi piring Wonyoung sudah habis.
"Ah iya".
Buru-buru Wonyoung menghabiskan susunya. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, Irene memaklumi mungkin saja Wonyoung masih merasa tidak enak pada Orangtua nya.
Tidak tau saja dia jika sejak tadi Wonyoung memikirkan apa lagi kebohongan yang harus ia lakukan agar Sunghoon mempercayainya nanti.
***
Setelah Wonyoung dan Sunghoon selesai diperiksa, ayah dari wanita itu meminta Sunghoon untuk bicara dengan mereka.Jadi disinilah mereka, dikantin rumah sakit.
Tidak banyak yang dikatakan oleh tuan Jang, ia hanya meminta Sunghoon untuk tidak lari dari tanggung jawab nanti. Ia juga meminta Sunghoon untuk turut menjaga sang putri sampai hasil tes keluar dan menikahi putrinya jika DNA nya terbukti cocok. Hal itupun disanggupi oleh Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Fanfiction⚠️ cerita ini mungkin akan menguras emosi kalian.. Hati sunoo terluka, sangat terluka. tapi bagaimanapun juga dia harus tetap mempertahankan pernikahannya demi janjinya kepada almarhum orang tua dan juga almarhum ayah mertuanya. Sampai akhirnya luka...