Part 22

1.7K 179 101
                                    


Happy Reading

.
.
.
.
.


Jake baru saja kembali dari LA. Ia tersenyum dan melambai pada seseorang yang berdiri diantara banyaknya manusia berlalu lalang di bandara Incheon. Ia sedikit berlari mendekat dan disambut oleh pelukan erat dari kekasihnya, Lee Heeseung.

"Bagaimana perjalananmu?". Tanya Heeseung setelah melepas pelukan mereka.

"Biasa saja. Aku hanya tidur sepanjang perjalanan dan bangun ketika merasa lapar lalu tidur lagi sampai pesawat mau landing". Ucapnya dengan mata puppy menatap Heeseung, menggemaskan.

"Baiklah kalau begitu mari kita pulang dan beristirahat. Aku sangat merindukanmu, kau tau?". Ucap Heeseung dengan mengedipkan sebelah matanya dan mendapat satu pukulan ringan tepat di bahunya.

"Heol.. kita baru berpisah 3 hari".

"Hahahahaa".

***

Sudah 2 hari lamanya Sunghoon kembali ke Seoul untuk menemani Wonyoung di Rumah Sakit.

Saat ini ia menyandarkan punggungnya pada sofa yang tak jauh dari ranjang Wonyoung. Disampingnya ada laptop dan beberapa berkas yang dibawa Ni-Ki kesini.

Ia memandang Wonyoung sekilas. Wanita itu masih tertidur pulas. Keadaannya pun sudah lebih baik meski saat itu hampir kehilangan bayinya.

Awalnya ia panik takut terjadi sesuatu dengan anaknya karena hampir saja kandungan Wonyoung mengalami keguguran.

Namun sekarang ia lebih khawatir tentang Sunoo yang sama sekali tidak mengabarinya. Bahkan nomornya tidak aktif.

Ia sudah meminta beberapa anak buahnya untuk mencari keberadaan istrinya setelah mendapat informasi dari pihak pengurus apartemen bahwa submissif itu sudah pindah sejak 2 hari yang lalu, namun hasilnya nihil. Tak seorang pun dapat menemukannya.

Terlalu sibuk memikirkan Sunoo dan berharap kabar baik dari anak buahnya, ia bahkan mereject semua panggilan dari para klien serta melempar semua kegiatan meeting pada Ni-Ki dan beberapa manajer di perusahaannya.

Masa bodoh jika partner kerjanya menghentikan kerja sama antar perusahaan mereka. Fikirannya terlalu kalut saat ini.

Sunghoon sangat ingin mencari keberadaan Sunoo namun besok adalah hari pernikahannya dengan Wonyoung.

Ya, keluarga Wonyoung serta mamanya meminta mereka untuk mempercepat pernikahan. Bahkan meski ia memohon untuk diundur sebentar lagi agar ia bisa mencari Sunoo terlebih dahulu, namun mereka menolak. Apalagi Wonyoung, wanita itu mengancam akan menyakiti dirinya sendiri jika ia pergi.


Dan itu benar-benar membuat dirinya frustasi. Sunghoon membutuhkan Sunoo. Ia butuh pelukan hangat dan kata-kata penenang darinya. Ia ingin mendengar Sunoo berkata bahwa pernikahan mereka akan baik-baik saja.

Bagaimana ia merasa tenang saat kehilangan rumahnya? Kemana lagi ia harus mendapat pelukan sehangat milik sang istri yang sangat dicintainya itu?.

Egois..
Sunghoon memaki semua orang dalam hati. Bahkan Sunoo sekalipun.

Istrinya itu bilang jika ia tidak akan pergi kemanapun, namun pada akhirnya dia berbohong. Sunoo meninggalkannya lagi.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang