"Aku hamil".
***
Sunghoon menatap tidak percaya pada Sunoo. Tangannya terangkat memegang kedua pundak sang istri.
"Apa? K-kamu hamil?" Tanyanya. Dan dibalas anggukan oleh Sunoo."Aku akan menjadi ayah?". Dan Sunoo kembali mengangguk.
ia pun segera turun dari ranjang dan mengambil sesuatu di laci setelah itu kembali duduk disamping suaminya yang sedang menatap penasaran.
"Ini..". Sunoo meletakkan sebuah testpack yang menunjukkan 2 garis merah ketelapak tangan sang suami.
"Dan ini hasil pemeriksaan dokter lusa kemarin", lanjutnya lagi sambil menunjukkan sebuah amplop berisi hasil pemeriksaan bahwa dia positif hamil.Sunghoon memegang erat kedua benda yang ditunjukkan oleh Sunoo. Ia sungguh tidak lagi bisa menahan rasa bahagia yang membuncah di dadanya. Pria itu segera memeluk Sunoo. Mengucapkan banyak terimakasih padanya.
Sedangkan Sunoo ragu. Apa keputusannya sudah benar untuk memberitahukan ini pada Sunghoon.
Ia belum mencari tau beberapa hal yang sempat membuatnya curiga pada Sunghoon dan sang sekretaris. Tentang ciuman dikantor dan alasan kenapa Sunghoon tidak pulang semalam.
Tapi meskipun begitu, Sunghoon tetap harus tau bukan?. Mereka akan menjadi orang tua sebentar lagi.
Lagipula jika kecurigaannya memang benar, ia tidak tau apa yang harus dilakukannya dan ia benar-benar tidak ingin berfikir sejauh itu.
Ia percaya pada suaminya.
Terlepas dari Sunghoon yang dulunya straight hingga dijodohkan dengannya dan sikap pria itu yang sudah banyak berubah. Sunghoonnya sekarang lebih peduli dan manja kepadanya. Itu sudah meyakinkan dirinya bahwa sang suami kini sudah mencintainya.
"Eh tapi perut kamu kok ga kelihatan sedang hamil ya?", Tanya Sunghoon tiba-tiba. Menyadarkan Sunoo dari lamunannya.
Apa-apaan suaminya itu, yakali perutnya langsung membuncit -fikir Sunoo
"Baru 3 minggu Hyung". Jawabnya. Sunghoon pun mengangguk faham.
"Oh ya, ayo kita beritahu mama". Sunghoon duduk sedikit menjauh dari Sunoo untuk mengambil hp diatas meja disebelahnya. Sunoo masih duduk diam ditempatnya.
"Halo"
"Halo ma, apa kabar?" Tanya Sunghoon.
"Mama baik. Kamu apa kabar Hoon? Lama banget nggak mampir ke rumah. Kakakmu juga. Apa kalian melupakan mama?".
Sunghoon terkekeh. Sudah lama nggak dengar suara mamanya dan dia merindukan itu.
"Sunghoon sama Sunoo baik ma. Dan Maaf, aku dan Jay Hyung sangat sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini.".
Sunghoon memang sangat ingin berkunjung ke rumah orangtuanya tapi dia sangat sibuk. Lagipula sejak menikah, ia dan Sunoo tinggal di Seoul sedangkan mamanya tinggal dirumah peninggalan alm.papanya di Busan.
"Oh begitu, kirain istri kamu ngelarang kamu buat berkunjung kerumah mama". Sunghoon mengernyitkan keningnya. Mamanya benar-benar masih belum bisa menerima Sunoo sebagai menantunya.
Semenjak papanya meninggal, sang mama selalu meminta Sunghoon untuk bercerai dengan Sunoo. Entah apa alasannya padahal dulu mamanya juga lah yang sangat ingin agar ia mau dijodohkan dengan istrinya ini.
"Sunoo nggak begitu ma, bahkan dia sering banget ngingetin Sunghoon buat kunjungin mama".
Setelah mengatakan itu, Sunghoon bisa mendengar dengusan sang mama. Ia melirik ke arah Sunoo. Istrinya menunduk dan memainkan jarinya sendiri. Tentu saja istrinya itu mendengar semua ucapan sang mama. Ia pun segera memegang tangan Sunoo membuat sang empu menatapnya. Sunghoon tersenyum padanya dan kembali berbicara pada mama.
"Sebenarnya, Sunghoon mau memberi kabar baik". Ucap Sunghoon.
"Eoh, apa itu?", Tanya sang mama. Penasaran.
Sunghoon tersenyum. Berharap semoga saja mamanya bisa menerima Sunoo setelah ini.
"Sunoo hamil ma, mama akan segera menimang cucu".
Namun harapannya tetap menjadi angan belaka saat sang mama mengatakan,
"Mama nggak peduli. Karna mama akan lebih senang jika kalian berdua bercerai".
Setelah mendengar perkataan mama mertuanya, laki-laki manis itu jadi sedih dan banyak berfikir seperti...
apa yg harus dilakukannya agar sang mertua menerimanya. atau
apa Sunghoon akan benar-benar menceraikannya, lalu menikah dengan wonyoung atau wanita lain yang lebih cantik.
Sampai...
Bagaimana nasib dia dan calon anaknya tanpa Sunghoon nanti.Memikirkan itu semua membuatnya mual.
***
Langit sudah sangat gelap. Sunghoon melirik kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Terhitung sejak menelfon mamanya sampai sekarang, Sunoo menjadi lebih diam dan banyak melamun.
Bahkan 2 kali Sunghoon mendapati lelaki manisnya bertindak ceroboh. Seperti menjatuhkan gelas bekas susunya dan mengumpulkan pecahannya dengan tangan kosong sampai jarinya berdarah lalu hampir terjatuh karena tersandung kakinya sendiri.
Untung saja Sunghoon cepat bertindak. Sunghoon dengan cepat mengobati luka sang istri lalu membersihkan pecahan gelas itu. Ia juga dengan sigap menangkap istrinya yang hampir jatuh ke lantai. Tentu saja dengan beberapa kalimat pencerahan untuk mengingatkan lelaki manis itu jika ia tengah hamil muda.
Namun yang dicerna Sunoo adalah bahwa Suaminya itu sedang memarahinya dan berakhirlah ia mendiami Sunghoon sampai sekarang.
Sunghoon baru tahu jika orang hamil bisa semerepotkan ini.
Setelah memastikan berkas-berkas yang ia kerjakan tadi sudah tertata rapi, Sunghoon pun keluar dari ruang kerjanya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar. Bisa ia lihat sang istri tengah tidur membelakanginya.
Setelah menutup pintu, pria itupun melangkahkan kakinya menuju ranjang, merebahkan dirinya lalu memeluk sang istri yang masih membelakanginya.
"Mianhae chagi ya" ucapnya.
Ia memberikan beberapa kecupan ringan di tengkuk si manis agar tidak terganggu tidurnya. "Sweet dream, my Foxie wife". Selanjutnya mengeratkan pelukan mereka dan menyusul istrinya menuju alam mimpi.TBC
31/12/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Fanfiction⚠️ cerita ini mungkin akan menguras emosi kalian.. Hati sunoo terluka, sangat terluka. tapi bagaimanapun juga dia harus tetap mempertahankan pernikahannya demi janjinya kepada almarhum orang tua dan juga almarhum ayah mertuanya. Sampai akhirnya luka...