part 24

1.5K 188 38
                                    

Anw, sorry karna baru bisa update lagi😔

Happy Reading~
.
.
.
.
.

1 bulan kemudian...
.

Hari ini adalah weekend. Rencananya pagi ini Wonyoung akan meminta Sunghoon untuk menemaninya ke mall tapi pria itu justru terlihat sibuk di ruang kerjanya.

"Oppa, kau sibuk?", Tanyanya.

Sunghoon mengangguk dan sama sekali tidak mengalihkan pandangan dari dokumen yang sedang dibacanya.

Wony mendekat, berniat akan membantu suaminya. Namun matanya tertuju pada 1 dokumen yang menarik perhatiannya.

'Park's Resort'

Ia mengambil dokumen itu dan membaca isinya.

"Apakah ini proyek barumu yang di pulau Jeju itu?".

"Benar. Pembangunan proyek itu sudah mencapai 80%. Paling lama 2 bulan lagi akan selesai". Jawab Sunghoon, sekilas ia menoleh pada wanita itu yang masih fokus membaca dokumen di tangannya.

Wonyoung mengangguk faham dan kembali membaca lagi. Matanya menyipit kala melihat 1 halaman berisi nama 'Park Haerin' sebagai calon pemegang saham terbesar sebanyak 40%. Sedangkan Park SH Group sendiri tertulis 35%. Dan 25% lainnya terbagi dari beberapa sharesholder lain di proyek ini.

Proyek dengan prediksi keuntungan besar ini sudah direncanakan bahkan sebelum Wonyoung bekerja sebagai sekretaris Sunghoon dan mulai dikerjakan sebelum Wonyoung berhenti bekerja. Dan selama itu ia belum pernah mendengar nama Park Haerin.

Ia menaruh kembali dokumen itu dengan keras. Mengundang atensi Sunghoon padanya.

"Siapa Park Haerin? Kenapa dia menjadi pemegang saham terbanyak disana? Apa kau punya selingkuhan lain?".

Sunghoon mengurut pelipisnya pelan. Sebelum menatap Wonyoung tajam. Ia tidak terima atas tuduhan itu.

"Dia bukan selingkuhan ku, tapi anakku, putriku".

"A-apa?".

Tiba-tiba saja ujung bibir Wonyoung berkedut. Apakah baru saja Sunghoon mengatakan tentang putri mereka?. Ia memikirkan lagi nama tadi, Park Haerin nama yang cantik. Wonyoung menyukainya.

Namun sebelum Wonyoung kembali mengatakan isi pikirannya, perkataan Sunghoon telak membuatnya bungkam lebih dulu.

"Park Haerin nama putriku bersama Sunoo. Sejak mengetahui ia hamil, Proyek di pulau Jeju memang sudah ku persembahkan sebagai hadiah kelahiran anak pertama kami nanti. Aku harap kau mengerti".

Wonyoung mengepalkan tangannya geram. Ia kira setelah Sunghoon menandatangani surat perceraiannya bersama Sunoo kemarin maka laki-laki itu sudah tidak akan mengusik rumah tangga mereka lagi.

"Lalu bagaimana dengan putri kita?. Kau bahkan tidak menyiapkan apapun untuk merayakan kelahirannya nanti".

"Kita bisa membuat pesta setelah kelahirannya jika itu yang kamu mau, dan... Apakah tidak cukup dengan mengatakan di publik bahwa kamu adalah istriku dan bayi yang kamu kandung adalah anakku?".

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang