Happy Reading
.
.
.
.
."Kau bisa datang kesini sekarang".
.
.
Mau bagaimanapun ia berusaha untuk merelakan, tapi bayang-bayang sang sahabat yang mati mengenaskan selalu berhasil membuat ia kembali merasakan sakit di hatinya.
Selalu ada kata andai jika sahabatnya tidak pergi secepat itu,
Tangannya terangkat mengusap air matanya yang meleleh tanpa ia sadari. Rasa sakitnya masih sama setiap ia mengingat tentangnya.
Jadi tanpa menunggu lagi, ia bergegas menyiapkan dirinya untuk pergi. Matanya menatap penuh arti pada botol seukuran ibu jarinya yang terisi penuh oleh cairan, sebelum memasukkannya pada tas kecil miliknya.
Nyawa harus dibalas dengan nyawa, bukan?
***
Sunoo sangat yakin ia tidak memiliki musuh dengan siapapun. Ia bahkan tidak mengenal pria itu. Jadi apa motif pria itu menculik dan menyekapnya disini?
Tapi setelah mendengar percakapannya dengan orang lain di telfon tadi, sepertinya pria ini disuruh oleh orang lain.
Atau mungkin pesuruh orang itu adalah saingan bisnis mantan suaminya?
"Ah..".
Tangannya mencengkram talinya kuat kala merasakan kram diperutnya.
Pria itu bahkan tega mengikat tangan dan kakinya pada kursi kayu yang ia duduki.
Mungkin sudah lebih dari 2 jam ia dalam posisi itu. Beberapa kali ia merasa bayinya menendang tidak nyaman sampai perutnya terasa kram.
Suara derap langkah menyambangi telinganya. Sunoo mendongak kala pintu ruangannya terbuka.
Dan sungguh mengejutkan saat ia melihat seseorang yang datang bersama penculiknya.
Jang Wonyoung
"Terkejut, Kim?". Sapa wanita itu membuat Sunoo berdecih.
Ia sungguh tidak menyangka jika istri mantan suaminya lah yang menculiknya.
"Apa salahku? Kenapa kau menyekapku disini?".
"Kau tanya apa salahmu?". Wonyoung mendekat, tangannya bergerak mengusap rambut Sunoo lalu menariknya kuat hingga pria itu terpekik tertahan dan mendongak menatapnya.
"Pembunuh". Ucapnya nyalang menatap kedua mata Sunoo yang tersentak karena ucapannya.
"Kau ingat Haruto? Pria yang mati mengenaskan setelah menyampaikan perasaannya padamu 3 tahun yang lalu".
Sunoo menggeleng dengan air mata yang tertahan. Ia tentu ingat dengan Haruto. Adik tingkat ramah yang selalu menyapanya kala mereka bertemu. Tapi kenapa ia dianggap pembunuh?
"Aku tidak tau apa yang kau katakan. Aku bukan... ".Plakk
"KAU IYA!! Kau pembunuh, Kim Sunoo. Haruto bilang ia menyukaimu dan akan mengatakannya padamu saat itu, hiks... Ia kecelakaan gara-gara kamu. Aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup tenang, kau harus membayarnya, Kim. Kau dan bayimu harus mati".
Sunoo terdiam mencerna semua perkataan Wonyoung. Apa benar Haruto meninggal karenanya? Tapi ia bahkan tidak tau jika Haruto menyukainya.
Ia kemudian menatap Wonyoung. Wanita itu menatapnya penuh kebencian. Ia jadi menyadari satu hal
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Fanfiction⚠️ cerita ini mungkin akan menguras emosi kalian.. Hati sunoo terluka, sangat terluka. tapi bagaimanapun juga dia harus tetap mempertahankan pernikahannya demi janjinya kepada almarhum orang tua dan juga almarhum ayah mertuanya. Sampai akhirnya luka...