🌷 selamat membaca 🌷
___🦋🦋
Hari ini harinya. Hari dimana El, Tyo, Kelvin dan Abil akan menunjukkan bakat mereka di depan seluruh siswa dan siswi juga guru-guru SMA Gemilang.
Berbeda dari tahun kemarin, pertunjukkan bakat calon ketos dan waketos yang hanya ditonton guru dan anggota OSIS, kini siswa dan siswi pun ikut serta menyaksikan. Sebenarnya pertunjukkan bakat ini tidak perlu karena ketos dan waketos sudah ada yang terpilih saat vote dilaksanakan, tapi karena banyaknya yang ragu akan kemampuan El dalam memimpin nantinya, alhasil digelar lah pertunjukkan bakat yang diperlihatkan di depan umum ini.
Tidak seperti Tyo yang tenang, El justru sudah uring-uringan tidak jelas. Ia benar-benar gelisah dan keringat dingin mulai bercucuran dipelipisnya padahal pertunjukkan bakat itu belum dimulai.
"Santai aja, El. Anggap aja yang nonton lo itu jemuran baju bunda lo! Anggap aja mereka gak hidup." ucap Dyo yang niatnya memberikan semangat malah membuat El tertawa ngakak.
"Hahaha salan! Berarti lo juga termasuk dong?" tanya El lalu tertawa kembali.
Dyo mengangguk dengan lugunya, "gapapa sumpah gapapa. Demi lo bestie tersayang gue, gue rela dianggap jemuran sama benda mati sama lo." ujar Dyo penuh dengan ketulusan.
El yang semula tertawa kini tersenyum kearah Dyo, "emang the best deh sobat gue yang satu ini. Ya walaupun suka bikin gue kesel sih." balas El lalu terkekeh.
Bukannya kesal Dyo malah tertawa. Dyo memang seperti itu, dia tidak baperan dan selalu menganggap ledekan teman-temannya sebagai lelucon. Mental seperti Dyo adalah mental yang paling diinginkan oleh setiap orang. Benar bukan? Pasti benar, karena mencoba tidak peduli akan sekitar itu susah tapi Dyo dengan mudahnya menganggap bahwa semua itu hanya angin lalu.
"Semangat ya, El! Gue dukung lo sampai titik darah penghabisan!" seru Dyo bersemangat.
El mengangguk percaya. "Baiklah! Do'akan gue ya pren!" ujar El yang diangguki oleh Dyo.
Diantara El dan Dyo, Tyo selalu saja seperti nyamuk yang hanya sekedar berterbangan. Pasalnya dia selalu dicueki jika kedua temannya itu sudah disatukan, parahnya lagi yang mereka berdua bahas adalah hal-hal yang tidak bermanfaat. Melihat itu Tyo hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Eh Tyo?!"
Tyo menoleh kearah Dyo ketika cowok itu memanggil namanya. "Hm?" balas Tyo sekenanya.
"Lo juga semangat ya! Awas nyanyinya jangan salah lirik, entar malu gue sebagai sobat lo." ucap Dyo yang niatnya mengingatkan malah terdengar menyebalkan ditelinga Tyo.
"Emang lo sobat gue?" tanya Tyo santai.
"Mmppffttt .. Hahahaha ya ampun, Yo! Yang sabar ya!" ujar El lalu tertawa ngakak. Cowok itu memang receh, dia memiliki humor yang rendah, jadinya mudah tertawa.
Dyo mencebikkan bibirnya, "jahat lo sama gue." ucapnya dramatis.
Tyo memutar bola matanya jengah. "Iya-iya, thanks buat dukungannya." tutur Tyo lalu mendelik sebal.
Dyo yang semula cemberut kini kembali tersenyum, "nah gitu dong!" seru Dyo.
El hanya bisa terkikik geli melihat reaksi Dyo. Temannya yang satu itu memang peningkat mood-nya. Karena Dyo juga kegugupan El seketika sirna. Cowok itu sudah mulai tenang dan mencoba percaya diri.
🦋🦋
Waktu yang paling El takuti kini sudah datang. Saat ini El, Tyo, Kelvin dan Abil sudah berada di aula --tempat dimana pertunjukkan bakat itu diadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Teen FictionKisah seorang anak SMA yang petakilan, urakan, selalu bermasalah dengan guru yang anehnya menjadi Ketua OSIS padahal dirinya tidak memenuhi kapasitas untuk menjadi seorang Ketua. Selain kisahnya yang menjadi Ketua OSIS, kisahnya juga bercerita tenta...