24 | With Bunda.

55 2 0
                                    

Haii ..
Utamain baca part sebelumnya yaa, biar nyambung 😉
btw udah follow belum ni? yang belum, follow dulu yu

yaudah,

🌷 selamat membaca 🌷
_________

🦋🦋

Setelah diperintahkan pulang oleh guru yang mengajar di jam terakhir, El langsung bergegas ke kelas Zira untuk mengajak gadis itu pulang bersama.

Saat ini El sudah menyender di samping pintu kelas Zira yang masih belum bubar. Selama dirinya disana tidak sedikit adik kelas yang tebar pesona kearahnya, ada juga yang beberapa melempar senyum tipis dan ada juga yang menyapa. Sementara El hanya bersikap seperti biasanya tidak terlalu ramah dan tidak terlalu cuek.

Selang beberapa lama guru yang mengajar di kelas Zira keluar, itu tandanya pelajaran sudah selesai.

El menundukan ramah kepalanya ketika guru yang mengajar di kelas Zira lewat di depannya, kemudian dia bergegas masuk ke dalam kelas Zira membuat beberapa murid di kelas itu terkejut karena kedatangan El. Apalagi murid cewek yang sudah tersenyum girang karena mereka bisa melihat El secara dekat.

"Hai .. " sapa El pada Zira yang masih membereskan alat tulisnya.

Zira mendongak lalu terkejut, "Kak El, ngapain?" tanyanya lalu berdiri.

"Pakek nanya lagi lo, marpuah! Kak El mau ngajak lo pulang, peka dikit dong." ujar Geby memberitahu.

El mengacungkan jempolnya kearah Geby, cowok itu menatap Zira sambil mengangkat-angkat alisnya.

"Gue pulang sendiri," ucap Zira menolak.

"Ayolah, Ra, gue lagi gak ada rapat nih, jadi kita bisa pulang bareng." ucap El terdengar memohon.

"Iya, Ra, kapan lagi kan Kak El ada waktu luang sama lo?" ucap Lyodra lalu menyenggol tangan Zira sambil tersenyum.

Zira mendelik malas, "gue gak mau repotin orang, selagi bisa pulang sendiri kenapa engga?" jawab Zira sambil menggendong tasnya, "lagian gue gak minta dia luangin waktunya buat gue." setelahnya Zira berjalan keluar kelas meninggalkan El dan teman-temannya.

El menghela nafasnya, sikap Zira itu mudah berubah, membuat El harus sabar berkali-kali lipat.

"Yang sabar ya, Bang, Zira emang gitu. Dia paling gak suka kalau ngerepotin orang." ujar Mei sambil menepuk pundak El.

"Hm, gue tau," balas El lalu melenggang pergi berniat mengejar Zira.

Mei geleng-geleng kepala setelah kepergian El, "gak pernah jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta malah ke orang cuek."

🦋🦋

"Kak!" Lyodra berlari mendekati Tyo yang sudah duduk anteng diatas motor cowok itu.

Tyo tersenyum melihat kedatangan Lyodra, "jangan lari-lari." tegurnya sambil mengelus puncak kepala Lyodra setelah gadis itu sampai di depannya. Sementara Lyodra hanya memakerkan cengiran.

Melihat kebucinan Lyodra dan Tyo membuat El mendelik tajam, wajah cowok itu menekuk kesal. Zira yang berada di samping cowok itu mengeryit heran.

"Kenapa dah, Kak?" tanya Zira pada El.

El berdecak, "kesel! Gue kesel tau gak lo? Noh liat Lyodra, dia yang nyamperin cowoknya sendiri, lo udah gue samperin pakek acara nolak segala. Coba kalau Bunda gak nelpon tadi, mungkin lo gak akan di samping gue!" cerocos El mengeluarkan unek-uneknya.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang