26 | Ready To Start.

34 3 0
                                    

🌷 selamat membaca 🌷
______

🦋🦋

"Kak Dyo!"

Geby berlari kecil kearah Dyo yang baru keluar dari ruang OSIS bersama Naya, mereka berdua baru saja menyelesaikan diskusi setelah satu jam lamanya.

Dyo tersenyum kearah Geby yang tengah berlari kearahnya, cara Geby berlari begitu menggemaskan dimata Dyo.

"Kenapa, By?" tanya Dyo setelah Geby berada di depannya.

Naya yang mengerti kalau Dyo dan Geby akan berbincang memilih untuk pamit pergi ke kelas. "Gue duluan ya, kan gak lucu kalau jadi sarang nyamuk disini." ucap Naya yang mendapat kekehan kecil dari Dyo.

"Bisa aja lo, Nay. Yaudah kalau mau ke kelas," ujar Dyo.

Naya mengangguk kemudian pergi setelah melempar senyum tipis pada Geby.

"Gue cari dari tadi, lo kemana aja sih, Kak?!" tanya Geby mengeluarkan kekesalannya setelah merasa kalau Naya sudah menjauh.

Dyo tersenyum lebar mendengar penuturan Geby, "jadi lo nyariin gue dari tadi? Tumben banget," ucapnya lalu tertawa kecil. Sorot matanya melemparkan tatapan jahil pada Geby.

Geby mendelik malas, "gak usah geer! Gue cuma mau nanya keadaan lo aja!" balas gadis itu terdengar galak.

"Berarti itu tandanya lo khawatir dong sama gue?"

Geby melotot mendengarnya, "lo pede banget sih?!" kesal gadis itu lalu mengerucutkan bibirnya.

Dyo tertawa melihat wajah kesal Geby yang menurutnya sangat menggemaskan. Baginya, Geby itu sangat-sangat menggemaskan daripada apapun. Mau segalak apapun gadis itu, bagi Dyo dia yang paling lucu di dunia. Terserah orang mau mengatainya alay atau apapun itu, yang jelas dimatanya Geby selalu terlihat menggemaskan.

"Jangan ketawa! Lo bersikap cuek ke gue bikin gue ngerasa ada yang kurang, tau gak?!" marah Geby.

"Lo panik kalau gue cuekin lo?" tanya Dyo yang membuat Geby kehabisan kata-kata, gadis itu gelagapan sendiri dan benar-benar bingung harus menjawab apa.

Dyo tersenyum melihat Geby yang bertingkah gelisah di depannya, gadis itu pasti sedang kebingungan untuk menjawab ucapannya. Hal itu sudah terlihat jelas dari caranya bergerak.

"Tenang aja, By, gue kemarin cuman lagi gak mood aja." ucap Dyo sambil menyelipkan beberapa helai rambut Geby ke belakang telinga gadis itu.

"Oohhh, jadi kalau ngerusuhin gue berarti lo lagi mood, gitu?!" semprot Geby tak terima dengan penuturan Dyo barusan.

Dyo mengangguk, "iya," jawabnya jujur.

Geby berdecak sebal, ia rasa Dyo sudah menjadi Dyo yang ia kenal. Maka dari itu Geby berniat untuk kembali ke kelas karena saat ini pasti guru yang akan mengajar akan tiba ke kelasnya sebentar lagi.

"Bodo amat lah, gue mau ke kelas." ucap Geby lalu berbalik untuk kembali ke kelasnya.

"Nanti pulangnya gue anter, ya?" ujar Dyo sedikit berteriak agar Geby mendengar jelas suaranya.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang