25 | Sorry.

32 2 0
                                    

🌷 selamat membaca 🌷
______

🦋🦋

Saat ini El, Tyo, Geby dan Lyodra berada diruangan CCTV. Mereka bisa masuk ke dalam ruangan itu karena petugas disana tau siapa El, maka dari itu ia mengizinkan El dan beberapa teman cowok itu untuk masuk ke ruangan yang tidak bisa dimasuki sembarangan orang itu.

El menghela nafasnya setelah melihat rekaman CCTV yang menampilkan Dyo dan Kamal yang sempat cek-cok kemarin. Sementara Tyo hanya menatap datar layar komputer dan Geby juga Lyodra hanya bisa diam. Mereka sempat terkejut karena Dyo bisa bersikap seperti itu, cowok yang tidak pernah terlihat marah itu kali ini memperlihatkan amarahnya di depan orang lain.

"Kurang ajar banget, Kak Kamal!" ucap Geby setelah lama terdiam, gadis itu langsung berlari keluar ruangan membuat Lyodra memanggilnya.

"Geb? Mau kemana?" panggil Lyodra yang diacuhkan Geby, saat dirinya akan mengejar temannya itu pergelangan tangannya dicekal oleh Tyo.

Lyodra menoleh dengan ekspresi bingung kearah Tyo, sementara Tyo hanya menggelengkan kepalanya. Paham akan maksud pacarnya itu, akhirnya Lyodra memilih untuk tidak jadi mengejar Geby.

El berdiri dari duduknya, ia menatap kearah Tyo. "Yo, panggil dia ke ruang OSIS." titah El lalu melangkah keluar.

"Gak."

Jawaban Tyo sukses membuat El menghentikan langkahnya tepat di dekat pintu, El memutar badannya lalu menatap kearah Tyo yang juga tengah menatapnya. "Maksud lo?"

"Gue tau lo bakalan lakuin apa ke Kamal." balas Tyo yang membuat El menghela nafas.

"Gue gak akan apa-apain dia." ucap El mencoba meyakinkan Tyo.

"Omong kosong." balas Tyo, kemudian cowok itu pergi keluar sambil menggenggam pergelangan Lyodra.

"Kalau lo gak bisa panggil Kamal, gue bisa panggil dia sendiri." ujar El ketika Tyo melewatinya.

Tyo mendengar tapi cowok itu enggan untuk peduli, ia terus berjalan bersama Lyodra yang saat ini hanya bisa diam.

"Arsyad?!" panggil El pada Arsyad --teman satu tim Basketnya yang kebetulan lewat di depannya.

"Kenapa, El?" sahut Arsyad sambil berjalan mendekat kearah El.

"Lo sekelas sama Kamal 'kan? Bisa tolong suruh dia ke ruang OSIS sekarang, gak? Gue ada perlu sama dia," ujar El.

Arsyad mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, "oke!" ucapnya lalu beranjak darisana untuk memanggil Kamal, kebetulan Arsyad juga akan ke kelas.

"Btw makasih, Syad!" ucap El sedikit berteriak karena Arsyad sudah lumayan jauh dari hadapannya.

"Iya, santai!" balas Arsyad dengan sedikit berteriak juga.

🦋🦋

Setelah mendapat info dari Arsyad kalau dirinya dipanggil El membuat Kamal langsung bergegas menuju ruang OSIS, menurut info yang Arsyad berikan, El menunggunya disana.

Sampai di depan ruang OSIS Kamal tidak langsung masuk, cowok itu menormalkan detak jantungnya terlebih dahulu karena ia yakin kalau El akan memarahinya perihal masalah kemarin. Setelah merasa tenang akhirnya Kamal memutuskan untuk membuka pintu meskipun jantungnya tak kunjung berdetak normal.

ceklek

Sebelum seluruh badannya masuk sempurna, Kamal menyembulkan kepalanya untuk mengintip terlebih dahulu siapa saja yang ada di ruangan itu.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang