27 | Twins Zira?

19 3 0
                                    

HAIIIIII, LAMA GA KETEMU. APA KABARR??
HEHEHEEHHEEE

maaf up-nya lama, ini bukan lama lagi ga sih? uda hampir +-5 bulan aku ga up part baru huhuuu. emng mnusia satu ini always so sibuk pdahal kerjaannya ngegabut trus tiap hari wkwk. yauda deh, enjoy bacanya prenn!! 💋

🌷 selamat membaca 🌷
_______

🦋🦋

Seusai yang diamanahkan Pak Ilham untuk bertemu dengan para donatur di Cafe yang sudah ditentukan tempatnya, saat ini El dan para anggotanya sudah memulai untuk membicarakan hal-hal yang memang seharusnya diberitahukan kepada para donatur.

Selain El dan anggotanya, disana juga sudah ada Pak Ilham yang juga ikut bertemu dengan para donatur.

Sekitar satu setengah jam pertemuan itu berlangsung hingga akhirnya diakhiri karena salah satu donatur yang hadir mengatakan bahwa ada urusan lain jadi terpaksa pertemuan itu harus diakhiri, pun sudah banyak yang mereka diskusikan jadi tidak masalah jika pertemuan itu berakhir.

El dan anggotanya berdiri untuk menyalimi tangan para donatur secara bergantian, sampai akhirnya tangannya menggantung di udara karena salah satu donatur wanita dengan make up tebal di wajahnya enggan menerima uluran tangan El dan para anggotanya.

Wanita itu menatap El dengan tatapan tidak suka, "lain kali ajak anak Saya, disini ada orangtua-nya jangan seenaknya melarang anak Saya untuk bertemu dengan Saya!" ucap wanita itu lalu pergi dengan tidak sopan.

"Mamanya Talia?" bisik Kel pada Dyo yang kebetulan berada di sebelahnya.

Dyo mengangguk menanggapi itu, Kel pun hanya bersikap acuh. Toh bukan hal yang rugi jika tidak bersalaman dengan ibu-ibu yang katanya Mama dari Talia itu.

"Tania, Tania, dia selalu saja seperti itu." gumam salah satu donatur dengan kacamata yang bertengger dihidungnya, beliau adalah Pak Arwan.

"Sudah biarkan," timpal Pak Gilang --salah satu donatur yang juga ikut pertemuan hari ini. Ia melempar senyum kearah El dan anggota OSIS lainnya. "Saya pamit ya, terima kasih atas presentasi kalian yang luar biasa, saya doakan acara kalian sukses."

"Aamiin, terima kasih banyak, Pak." sahut El sambil membungkukkan sedikit badannya.

"Ya sudah, Bapak juga pamit bersama Pak Arwan dan Pak Gilang, ya?" ucap Pak Ilham.

"Baik, Pak, hati-hati dijalan." ucap Tyo dengan senyum tipis di bibirnya.

Pak Ilham mengangguk kemudian pergi bersama Pak Arwan dan Pak Gilang. Kini diruang VIP Aevovlyn Cafe hanya menyisakan El dan teman-teman organisasinya.

"Gue sama Syila juga kayaknya harus duluan, karna masih ada waktu jadi kita mau nyusul buat ekskul." ujar Naya berniat pamit.

El mengangguk pertanda memberikan izin, "kalian duluan aja." ucapnya.

Naya dan Syila kompak mengangguk. "Makasih El," ucap Naya pada El, gadis itu mengalihkan pandangannya pada Dyo, Tyo dan Kel. "Kita duluan ya, guys .. " ucap Syila lalu melambaikan tangannya.

Kel ikut melambai, "hati-hati!" pesan Kel pada Naya dan Syila.

"Oke!" jawab kedua gadis itu bersamaan.

"Kita langsung cabut apa gimana?" tanya Dyo setelahnya.

"Cabut aja," timpal El sambil menggerakkan tangannya pertanda untuk bergegas pulang.

BRUK!

Tepat saat El keluar dari ruang VIP cafe, tubuhnya tak sengaja menubruk gadis dengan rambut terurai rapi. Wajahnya yang terlihat begitu cantik itu membuat El terpana beberapa saat, kemudian sadar bahwa gadis yang ada di depannya ini bukan seperti gadis yang dikenalnya.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang