🌷 sslamat membaca 🌷
_______🦋🦋
Pagi-pagi sekali, ketiga cowok yang diketuai oleh satu cowok somplak sudah anteng duduk diatas motor mereka masing-masing dengan pesona yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
El, si ketua yang kini tengah menyisir rambutnya menggunakan tangan. Salah satu rahasia tampan cowok itu ada pada gaya rambutnya.
"Gile, cakep amat anaknya Pak Radit." ucap El lalu terkekeh ketika melihat pantulan wajahnya di kaca spion.
Dyo memasang wajah malas mendengar El yang mengagumi wajahnya sendiri.
El yang tak sengaja menatap Dyo langsung tersenyum sambil menggerakkan alisnya, "cakep 'kan gue?" tanya cowok itu pada Dyo yang terlihat kesal.
"Tau ah, kesel gue." sahut Dyo lalu melihat ke sekeliling yang sedari tadi belum terlihat adanya siswa atau siswi yang berlalu lalang. "Ini kita yang kepagian atau emang anak-anak sekolahnya yang doyan telat sih?!" gerutu cowok itu.
"Atau jangan-jangan kita yang telat ya?" timpal El lalu melirik jam tangannya.
Tyo menghela nafasnya, "kita kepagian." ucap cowok itu.
Bagaimana mereka tidak kepagian secara mereka datang ke sekolah tepat pukul 6 pagi! Ini semua ulah El yang menyuruh teman-temannya datang lebih awal karena ingin memberikan contoh yang baik untuk murid-murid lainnya. Secara 'kan mereka adalah anggota OSIS saat ini --sebuah organisasi yang di dalamnya diwajibkan terdapat murid rajin, maka dari itu El ingin mencoba untuk menjadi murid rajin.
"Gue belom sarapan, ada yang mau nitip beli nasi uduk teh Popi?" tanya Dyo pada kedua temannya.
El menggeleng, "walaupun nasi uduk teh Popi rasanya enak, kalau gue makannya masih pagi buta begini gue gak bisa." ucapnya.
"Alah, bilang aja lo takut sakit perut!" ujar Dyo dengan kedua mata menatap malas kearah temannya satu itu.
El menyengir seperti orang bodoh, "ya bisa dibilang begitu."
Dyo hanya bisa berdecak sebal sambil menatap kesal El, kemudian beralih menatap Tyo, "kalau lo gimana, Yo?"
Sebagai jawaban Tyo hanya menggeleng saja, pertanda kalau dirinya tidak akan menitip untuk membeli nasi uduk teh Popi.
Setelah tau jawaban Tyo, Dyo langsung bergegas pergi untuk membeli nasi uduk teh Popi meninggalkan El dan Tyo di parkiran.
"Yo, hari ini Lyodra sekolah." ucap El tiba-tiba.
Tyo menoleh sedikit terkejut mendengarnya, kemudian kembali bersikap normal. "Kapan dia pulang?" tanya cowok itu.
"Kemarin malem, lo gak dikasih kabar sama dia?" jawab El yang diakhiri pertanyaan untuk Tyo.
Tyo menggeleng, "engga." jawab cowok itu lalu memandang kearah lain. Raut wajahnya berubah gelisah, tangannya bergerak mengambil ponsel kemudian mengecek siapa tau ada pesan dari Lyodra atau tidak.
"Positive thingking aja, mungkin dia pengen kasih kejutan buat lo." ujar El mencoba menenangkan perasaan Tyo.
"Hm," sahut Tyo yang mulai sibuk dengan ponselnya.
Yang Tyo lakukan dengan ponselnya adalah mengirim banyak pesan pada Lyodra dan menghubungi gadis itu berkali-kali walaupun teleponnya tidak diangkat.
Lyodra. Satu-satunya cewek yang mampu membuat Tyo jatuh cinta, satu-satunya cewek yang bisa membuat Tyo galau berutal, dan Lyodra satu-satunya cewek yang membuat Tyo tidak bisa berpaling pada wanita lain. Perasaan sayang Tyo yang tulus hanya di berikan untuk Lyodra sejauh ini, bisa di garis bawahi bahwa cowok dingin itu sangat bucin pada gadis bernama Lyodra.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
أدب المراهقينKisah seorang anak SMA yang petakilan, urakan, selalu bermasalah dengan guru yang anehnya menjadi Ketua OSIS padahal dirinya tidak memenuhi kapasitas untuk menjadi seorang Ketua. Selain kisahnya yang menjadi Ketua OSIS, kisahnya juga bercerita tenta...