14 | Tamparan Cinta.

38 2 0
                                    

🌷 selamat membaca 🌷
______

🦋🦋

"LO KENAPA BIKIN KITA KESUSAHAN TERUS SIH, RAFAEL?!!"

El menutup telinganya ketika teriakan Dyo yang melengking itu membuat gendang telinganya kesakitan.

"Biasa aja kaliii!" greget El pada Dyo.

Dyo melongo mendengar ucapan El, cowok itu benar-benar tidak habis pikir dengan temannya satu itu.

"Apa kata lo? Biasa aja?! ENAK BANGET BACOT LO! Gue cape-cape nyari alesan biar lo gak dimarahin Pak Ilham karena gak balik lagi ke ruang OSIS abis ngangkat telepon, lo malah bilang biasa aja?! Kalau gak ada gue lo udah gak selamat ya dari Pak Ilham!" ucap Dyo bercampur bentakan pada El karena kekesalannya pada cowok itu yang sudah mencampai puncak.

El menggaruk tengkuknya, kali ini ia mengakui kalau dirinya memang salah.

Ya, saat Bundanya menelepon, El pamit keluar ruang OSIS untuk mengangkat telepon Bundanya itu, tetapi setelah selesai mengangkat telepon dirinya kebelet dan pergi ke kamar mandi. Setelah selesai dengan urusan kamar mandi El sebelumnya berniat kembali ke ruang OSIS, tapi saat akan kembali El malah melihat Zira dibawa oleh Fevita dan empat cewek lainnya. Hal itu membuat El penasaran dan lebih memilih mengikuti Zira ketimbang balik ke ruang OSIS. Saat itu El tidak memikirkan apa-apa selain ingin tau apa yang akan dilakukan Fevita pada Zira.

"Ya udah dong, lo marahin gue udah tiga kali emangnya lo gak capek?" tanya El yang benar adanya.

Ini sudah ketiga kalinya El diomeli oleh Dyo. Yang pertama ketika di kelas, yang kedua ketika di kantin, dan kini di parkiran --mereka akan bersiap pulang karena bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Capek sebenernya! Tapi mau gimana lagi? Lo kalau diomongin sekali bukannya berubah malah terus diulangi lagi!" omel Dyo masih tidak mau berhenti memarahi El.

Tyo terdengar menghela nafasnya, cowok berhati dingin itu menatap kedua temannya dengan tatapan malas. "Gue mau balik, kalau kalian berdua masih mau adu bacot, silahkan." ujar cowok itu lalu memakai helm kemudian melajukan motornya.

"Lo sih, Yo, ngomel-ngomel mulu!" semprot El pada Dyo yang kini malah menatapnya dengan ekspresi menyebalkan.

"Nyenyenyenye!" timpal Dyo lalu memakai helmnya.

"Lo mau kemana?" tanya El.

Dyo yang sudah menaiki motornya menoleh, "mau kawin! Ya mau balik lah!" sewot Dyo lalu melajukan motornya meninggalkan El sendirian di parkiran.

El menatap sebal kearah Dyo yang sudah menghilang dari padangannya karena ditelan jarak. "Punya temen kampret semua!" ucap El lalu memakai helmnya.

Pergerakan El yang semula akan menaiki motornya terhenti ketika pandangannya terpaku pada satu titik.

Ayang gue tuh. Batin El lalu menyunggingkan senyum penuh arti.

El melepas helmnya lalu mendekati Zira yang tengah berjalan menuju gerbang depan sekolah.

"Zira?!" panggil El yang membuat Zira menghentikan langkahnya.

Zira menoleh pada cowok yang memanggilnya sambil tersenyum, ia menghela nafas malas kemudian melanjutkan langkahnya.

"Eh-eh mau kemana? Ayang?! Jangan pergi dong!" teriak El sambil mengejar Zira.

Teriakan El itu membuat siswa dan siswi yang ada di parkiran saling pandang tak percaya, mereka baru saja mendengar El memanggil 'Ayang' pada seseorang. Semua orang yang ada disana kompak memandang El sampai dimana cowok itu berhenti di dekat cewek yang mereka kenali baru-baru ini.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang