9 bulan berlalu. Waktu terasa begitu sangat sangat sangat cepat. Tak terasa, kandungan jisoo sudah mulai membesar, bayi yang ada didalam kandungan jisoo itu sudah diberi nama. Bayi perempuan itu dinamakan Jang Gyuri.
Jisoo kini sedang bermain dengan ponselnya, dia sedang memainkan game kesukaannya. Yaitu pubg.
Tok.. Tok.. Tok
"Non, eomma nyuruh buat non kebawah. Makan siangnya udah disiapin" ucap bibi dari luar kamar.
Yap, jisoo dan rosé sudah membeli rumah untuk mereka berdua. Namun, dikarenakan kandungan jisoo sudah sangat tua, jadi jennie dan lisa memutuskan untuk menginap sampai cucu mereka terlahir. Mereka takut jika jisoo lahiran namun hanya ada bibi yang tidak bisa membantu atau membawa jisoo ke rumah sakit.
"Kha, nanti chu turun" teriak jisoo.
Jisoo hendak turun dari kasurnya, ia membuka pintu kamarnya itu dan dia menaiki lift agar sampai ke ruang makan.
Saat dia ingin keluar dari lift yang ia miliki itu, dengan tiba tiba ada air yang mengucur dan merembes lewat vaginanya, air itu adalah air ketubannya.
"AAAHHH" teriak jisoo sambil memegang perut bulatnya itu.
Jennie yang mendengar teriakan gadisnya itu langsung menghampiri jisoo didepan lift. Panik, itulah yang jennie rasakan sekarang melihat gadisnya kesakitan seperti disiksa.
Jennie langsung menghampiri jisoo dan melihat air ketubannya mulai mengalir.
"Ayo ke rumah sakit, eomma telfon supir dulu ya sebentar sayang" jennie langsung mengeluarkan ponselnya dan dengan buru buru dia menelfon supirnya dengan rasa cemas.
Supirnya langsung menggendong jisoo ke mobil, supirnya langsung menaruh jisoo dikursi belakang mobil bersama jennie disampingnya. Jennie menenangkan jisoo yang sekarang tak berhenti menjerit kesakitan, jennie menelfon lisa dan rosé untuk mengabarkan keadaan jisoo saat ini.
Saat sudah tiba di rumah sakit, jisoo langsung disambut oleh suster yang sudah membawakan kursi roda untuknya. Jisoo menduduki kursi roda itu dan langsung menuju ruangan untuk melahirkan.
Tak lama, lisa dan rosé datang sangat amat tepat waktu. Rosé datang lebih dulu dibanding lisa, rosé datang 15 menit lebih cepat dibanding lisa. Ia mengebut saat dijalan, tak memikirkan keselamatannya, ia hanya memikirkan istrinya yang ingin melahirkan anaknya itu.
"Jisoo dimana ma?" tanya rosé panik.
Sebenarnya rosé harus meeting dahulu sebelum meninggalkan kantornya. Namun, apakah tega dia meninggalkan istrinya demi meeting?
"Ada didalam nak" jawab jennie lesu.
Rosé langsung bergegas kedalam ruangan itu. "Maaf anda siapa? Orang lain dilarang masuk, hanya boleh orang terdekatnya saja. Suami mbanya mana ya? Atau ibunya boleh" ucap suster lengkap sambil menahan rosé agar tidak masuk.
"Saya istrinya" jawab singkat rosé.
"A-a-ah ok silahkan masuk" terkejut tentu, suster itu sangat terkejut saat mendengar kata itu.
"J-jisoo-ya, bertahan demi aku, eomma dan mae ya?" rosé menggenggam tangan jisoo. Kini jisoo sangat lemas, bahkan jisoo tak bisa menganggukkan kepalanya.
Dalam hitungan 100 detik, jisoo harus mengeluarkan bayi yang ada didalam perutnya itu sebelum si bayi meminum air ketuban hijau.
"Siap jisoo-ya?" tanya pelan rosé. Hanya dengan mengedipkan kedua mata jisoo pelan, rosé sudah mengerti apa maksud dari istrinya itu.
"Ok dalam kehitungan ketiga, anda harus mendorong nee" ucap dokter.
"Hana, dul, set.." rosé memegang perut bawah jisoo yang dekat dengan vaginanya. Jisoo mendorong bayi itu, tangannya menggenggam keras tangan rosé. Keringat memenuhi dahi dan leher jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [ChaeSoo]✔️
RomanceThis is just a fictional story, not based on a true story! homophobic? under age? get away please 📍Topsé 📍18++ 📍Botsoo/jibot