"Kalo emang iya kenapa?" sahut jisoo.
"Jisoo.." rosé kaget mendengar perkataan jisoo, dia tak akan berpikir jika jisoo seberani ini. Tak hanya rosé yang terkejut apa yang dikatakan kekasihnya, kedua orangtuanya itu pun ikut terkejut.
Tak berpikir lama, tangan lisa langsung mendarat ke pipi jisoo. Dia menggampar pipi jisoo dengan kasar. Gadis berambut hitam itu pun meneteskan air mata, ia menahan sakit apa yang sudah lisa perbuat kepadanya.
"Lisa!" bentak jennie. Lisa tidak memperdulikan panggilan dari istrinya itu.
"Tampar lagi mae! Palli (cepat)"
"Jisoo udah ga tahan ya sama pertauran yang mae buat. Jisoo juga pengen kayak anak anak lain yang dibolehin buat pacaran dll, how abt me? Jisoo cuman bisa tontonin mereka doang. Iya tau, mungkin jisoo udah sembunyiin hubungan ini, tapi tolong, ini hak jisoo. Jisoo udah besar, jisoo udah punya hak untuk menentukan jalan hidup jisoo. Jisoo udah 20 tahun mae, jisoo capek apa apa dilarang" ucap jisoo yang sambil menahan tangisnya.
Sang kekasih langsung menghampiri jisoo, dia menenangkan jisoo dengan mengelus pundak jisoo dan kepala jisoo.
"Rosé juga udah ngejaga jisoo, selama ini jisoo dibawa ke apart rosé bukan buat belajar, buat berduaan. Kalo ga ada rosé, mungkin jisoo udah ga ada dirumah ini lagi."
"Tapi kamu tetep ga boleh pacaran" lisa tak mau kalah. Dia tak mau gadisnya disakiti oleh orang asing, dia tak mau jisoo merasakan sakit hati jika jisoo diselingkuhi. Jisoo mulai mengelap air mata yang baru saja ia teteskan.
"Kalo kamu diselingkuhi gimana jisoo! Mae ga mau kamu ngerasain sakit hati itu, mae mau kamu langsung taengan (menikah)"
"Mae udah besar, tolong jangan berpikir kekanak kanakan. Kalo jisoo nikah juga jisoo bisa aja diselingkuhi juga, alesannya ga logis banget mae"
Lisa langsung meninggalkan ruang tamu dan masuk ke ruang pribadinya, yaitu ruangan kerja."Jisoo astaga" jennie menghampiri jisoo, ia khawatir dengan gadisnya itu karna baru pertama kali lisa membentaknya dan menampar jisoo.
"Eomma juga mau pukul chu? Pukul aja eomma, chu gapapa" jisoo merelakan dirinya untuk ditampar oleh jennie. Bukannya menampar jennie malah memelut erat tubuh anak gadisnya itu.
"Maafin mae yaa.. Dia pasti shock berat liat kalian pacaran, lama lama juga terbiasa kok" jennie terus berusaha menenangkan anaknya itu.
"I hope.." jisoo sudah pasrah dengan keadaan ini, rasanya ingin melompat saja dari gedung apartemen, tapi dia masih ingat banyak orang yang masih menyayanginya.
"Chu mau istirahat dulu" jisoo meninggalkan jennie dan rosé berduaan.
"Rosé, tolong susulin jisoo... Pa (tante) mohon tenangin dia"
"Nee tante.." rosé pun menyusuli kekasihnya itu. Dia membuka pintu kamar kekasihnya itu, dia melihat kekasihnya sedang merebahkan diri dikasur.
"Sayang" panggil rosé yang sambil menghampiri jisoo dikasur.
"Jangan sedih sedih dong, nanti jadi jelek mukanya"
"Chaengg"
"Heum?"
"Chu salah yaa?"
"Enggak kok, apa yang kamu lakuin bener, lagian mae tuh ngelakuin yang terbaik buat kamu"
"Terbaik?"
"Khaa.. Dia ngelakuin yang terbaik, buktinya dia ngelarang kamu pacaran karna apa? Ya karna dia ga mau kamu disakitin, tapi caranya salah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [ChaeSoo]✔️
RomanceThis is just a fictional story, not based on a true story! homophobic? under age? get away please 📍Topsé 📍18++ 📍Botsoo/jibot