2.

1K 108 4
                                    

Taehyun berubah sejak perdebatan mengenai kampus. Tidak, bukan sejak itu, Beomgyu menyadari perubahan pada sosok dambaannya sudah cukup lama, tepatnya sejak keduanya berada di kelas XI.

Tidak. Tetapi sejak dilarang kuliah di Paris.

Tidak.

Beomgyu tidak bisa berpikir lagi.

Ia ingat sosok Taehyun merupakan pria yang lembut sampai keduanya berada di sekolah menengah pertama, bahkan keduanya sangat menempel dan tak bisa dipisahkan saat pergi kemana-mana.

"Apakah bosan?" pikir Beomgyu. Sampai saat ini ia tak bisa memikirkan kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga orang yang selalu menemaninya memberikan cap buruk kepadanya.

---

"Hai, boleh duduk disini?" tanya pria berlesung pipi. Menatap penuh harap kepada orang dihadapannya.

Beomgyu yang sedang melamun terkejut. Namun dengan cepat menatap tepat pada netra orang yang menyapanya. Memberikan anggukan sebagai jawaban.

"Hmmm... Aku Choi Soobin jurusan keperawatan, kamu?" ujar pria yang mencoba mengakrabkan diri dengan sosok yang ditemuinya di kantin.

Mengapa harus memperkenalkan diri? Jawabannya karena hanya tempat duduk inilah satu-satunya yang kosong. Mau tidak mau Soobin memberanikan diri untuk berkenalan meskipun ada rasa takut, sebab orang yang ada didepannya sedari tadi hanya menatap kosong selama ia duduk.

"Choi Beomgyu, desain."

Soobin mengangguk paham. Kemudian meraih sumpit yang tergeletak diatas meja. Menggosoknya sebelum diapit pada jemari.

Tempat itu ramai. Sangat ramai karena suara obrolan yang saling bersahutan di setiap meja yang ada. Semua orang nampak akrab dan dalam suasana yang menyenangkan. Namun berbeda di meja ini. Meja yang berisi dua orang yang baru saja berkenalan. Auranya terasa canggung dan tak bersahabat.

"Maaf sebelumnya, apa kamu sedang ada masalah?"

"Hah? Enggak," elak Beomgyu mencoba mengalihkan pikirannya. Saat netranya beredar, tak sengaja atensinya menangkap sosok yang sangat ia kenali, dengan cepat berpamitan.

"Aku duluan ya Soobin, senang bertemu denganmu."

Tanpa menunggu jawaban, si surai hitam langsung saja berlari. Mengejar sosok yang ia tangkap dengan penuh binar dalam kedua sorot matanya.

"Ayo pulang tae," ajak Beomgyu lembut sembari menepuk pelan pundak pria bersurai merah. Pria itu menoleh sekilas kemudian berjalan begitu saja meninggalkan orang yang baru saja menyapanya dan mengajak pulang.

"Tae tunggu!"

Orang yang dipanggil berhenti, membuat sosok bersurai hitam ikut menghentikan langkahnya.

Taehyun membalikkan badan, bertatapan langsung dengan sosok yang sering kali mengganggu hidupnya. Wajahnya dibuat sedatar mungkin dengan sedikit bumbu-bumbu mengintimidasi.

"Itu mobilku, bukan mobil kita."

"I-iya. T-tapi bunda kan berpesan agar kita pulang bersama," ragu Beomgyu. Kalimatnya terasa sangat berat dan agak sulit terucap. Matanya agak bergetar. Jemarinya bertautan di belakang tubuhnya.

Terlihat si surai merah merotasikan matanya sembari sedikit mengangkat salah satu sudut bibirnya. Ia merogoh saku celana, kemudian melemparkan sebuah kunci ke arah Beomgyu. Untungnya dengan reflek yang cepat Beomgyu bisa menangkapnya.

"T-tapi Tae."

"Kenapa? Kamu supir kan?"

Beomgyu menggigit bibir bawahnya. Bagaimana bisa ia ditugaskan untuk menyetir, sedangkan ia tak pernah belajar mengendarai alat transportasi ini.

TMI || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang