3.

853 97 9
                                    

Suatu malam yang agak dingin, tepatnya di sekitar pukul satu. Sosok remaja dengan mata bulat yang agak besar itu berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Karena ia merasakan haus yang teramat sangat. Dengan terpaksa tungkainya diarahkan kesana sembari beberapa kali mengucek matanya yang agak berat.

Saat hendak kembali ke kamar. Tak sengaja dirinya menemukan sang bunda yang berjalan ke arah pintu disebelah kamarnya. Tepatnya pintu kamar milik saudara angkatnya. Dengan rasa penasaran tungkainya kini dialihkan tujuan. Tidak lagi menuju pintu kamarnya sendiri, melainkan menuju pintu kamar disebelahnya.

Pintu dibuka sedikit, ia mengintip dari celah yang ada. Sang bunda terlihat sedang mendekap tubuh si anak angkat. Terlihat dengan jelas kasih sayang yang wanita itu berikan pada sosok dalam dekapannya. Mengelus surainya, mengecupi keningnya.

Kapan hal itu ia lakukan pada anak kandungnya?

Dan hal itu bukan pertama kalinya terjadi. Ternyata setelah tak sengaja ketahuan oleh sosok anak kandung, hari-hari berikutnya sang anak masih penasaran hingga selalu menanti di balik pintu pada pukul yang sama.

Dan kejadian itu terus berulang. Sang bunda selalu datang.

---

Ayah dan bunda sudah berbenah sejak kemarin malam. Keduanya tampak elegan dengan pakaian mewah namun tampak sederhana pula.

Koper telah dimasukkan ke bagasi. Supir pribadi ayah dengan telaten membantu mempersiapkan segala kebutuhan majikannya.

Ayah telah masuk lebih dahulu ke dalam kursi penumpang, tepatnya dibelakang kursi supir meninggalkan sang istri yang masih asik bercengkrama dengan kedua anaknya. Sang bunda terlihat sangat tak rela meninggalkan keduanya meskipun dalam rentan waktu yang singkat.

"Hyunie jangan banyak tingkah ya, jangan nyusahin saudaramu," nasihat bunda yang kini mendekap erat tubuh anaknya. Wanita berhati hangat itu dapat merasakan anggukan di ceruk lehernya. Bunda mengelus punggung anaknya dengan lembut. Terlalu tak tega pergi meskipun yang ditinggal sudah cukup dewasa.

Bunda beralih memeluk anak angkatnya. Menghirup aroma sampo yang dikenakan anak tersebut. Senyuman terukir di bibirnya.

"Beomie, pukul aja dia kalau nakal ya! Bunda percaya kamu bisa jaga hyunie dengan baik."

Setelah itu bunda ikut masuk kedalam mobil. Semua tampak sibuk melambaikan tangan, entah itu ayah, bunda, Taehyun, dan juga Beomgyu. Keluarga ini nampak sangat harmonis, bahkan perpisahan singkat mereka menciptakan perasaan haru.

Mobil itu semakin menjauh. Terlalu jauh bahkan sampai tak terlihat lagi. Dan lambaian tangan itu sudah sejak beberapa menit lalu dihentikan. Kembali pada posisi semula.

"Tugasmu memasak sesuai jam makan biasanya, jangan lupa bersihin semua isi rumah, jangan ada yang kelewat. Malam ini aku mau nginep di rumah teman, jangan nelpon aku ataupun kasih tau ke bunda. Awas aja berani ngadu!"

Setelah memberikan ancaman, sosok bersurai merah langsung saja memasuki rumah. Pergi ke kamar untuk mengambil ransel dan ponsel. Rupanya ia sudah mempersiapkannya juga dari semalam.

"Kamu beneran mau pergi? Dirumah saja Tae, aku gak mau sendiri," cegah Beomgyu yang kini mencengkeram pergelangan tangan saudaranya. Tangan si manis dihempaskan dengan kasar. Seperti merasa jijik jika bersentuhan langsung.

TMI || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang