"Hubungan antara idol dan fans itu sangat erat. Keduanya saling membutuhkan, keduanya saling mengisi. Kau tau alasan mereka membagikan TMI? Itu semua karena mereka percaya dan ingin menunjukkan cinta pada fansnya tanpa ditutupi. Bukannya menarik?"
_...
Soobin memutuskan untuk mendengar semua kisah yang akan Beomgyu bagikan. Semuanya tanpa terkecuali.
"Jadi?" Soobin menatap pilu ke arah Beomgyu sembari mengelus perut temannya itu. Beomgyu mengangguk, airmatanya terus mengalir.
"Gapapa Gyu, ayo kita rawat sama-sama," Soobin beralih untuk mendekap tubuh Beomgyu, memberikan tepukan lembut di punggungnya, "berarti aku udah jadi om dong?"
Beomgyu tertawa kecil, tidak salah menjadikan Soobin sosok sandarannya. Pria itu mampu mencairkan suasana.
"Iya. Asalkan tidak jadi om pedo, nanti anakku kabur."
Keduanya kembali tertawa, mencoba melupakan semua hal buruk yang terjadi. Mencoba bangkit untuk menjadi pemuda dengan segudang harapan.
"Aku akan terus menjagamu, Gyu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taehyun berjalan dengan riang menuju tempat tinggal sang kekasih, menampik rasa sesak yang tadinya sempat bersarang di waktu persidangan saudara angkatnya.
Ingin membagi cerita. Entah akan dianggap kisah duka atau bahagia.
Akhirnya ia terlepas, terbebas, terjauhi dari sosok yang entah dosa apa dianggapnya sebagai pengganggu, perusak suasana, perebut kasih sayang.
Padahal jika dipikir Beomgyu selalu mengalah akan apapun dan lebih mengutamakan Taehyun diatas segalanya.
Mengetuk pintu untuk kesekian kalinya namun tak terlihat adanya pergerakan, suara sahutan pun tak terdengar. Agak ragu namun hati menjadi gelisah.
"Hmmm gak dikunci, apa lupa?"
Dengan penuh kehati-hatian berjalan pelan memasuki apartemen sederhana yang lumayan sering ia kunjungi selain apartemen yang ayahnya belikan untuk Beomgyu. Ada rasa khawatir.
Semakin dalam semakin pelan pula tungkai itu dibawa melangkah, sebab suara laknat justru menghampiri indra pendengarannya.
Apakah ia salah tempat?
Apakah pemiliknya berganti?
Apa yang terjadi?
Dengan langkah berat dan tentunya tubuh yang sedikit bergetar, kembali menapaki dinginnya lantai menuju satu pintu. Dibukanya dan saat itu rasanya ia ingin mengutuk takdirnya.
"Brengsek!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.