"Hubungan antara idol dan fans itu sangat erat. Keduanya saling membutuhkan, keduanya saling mengisi. Kau tau alasan mereka membagikan TMI? Itu semua karena mereka percaya dan ingin menunjukkan cinta pada fansnya tanpa ditutupi. Bukannya menarik?"
_...
Setelah penyelesaian permasalahan yang sebenarnya belum selesai itu, membuat dua sosok manusia yang tinggal di rumah yang sama menciptakan sebuah jarak masing-masing. Meminimalisir adanya pertemuan dan jika tak sengaja bertemu tak saling bertegur sapa layaknya melewati orang asing.
Tapi hari ini berbeda. Tepat hari ke lima setelah kepergian tuan dan nyonya kang ke Jepang dan dua hari setelah Beomgyu mengetahui seluruh fakta yang saudaranya pendam selama ini.
Hari dimana Kang Taehyun dengan teganya membawa seorang wanita memasuki rumah sederhananya. Rumah yang selama ini dijaga kebersihannya oleh sosok Beomgyu sendiri selama kepergian bunda. Mengambil alih tugas sang bunda.
Pintu utama dibuka. Menampilkan sosok Taehyun yang lengannya digelayuti oleh wanita cantik disampingnya. Ia memanggil Beomgyu yang terlihat sedang sibuk mengelap meja dan beberapa perabotan rumah tangga lainnya.
"Dia pacarku, selama ayah bunda di Jepang bakal sering mampir ke sini bahkan nginap. Kalau dia butuh apa-apa kamu harus sediakan, jangan sampai dia kesal," titah Taehyun yang kini menarik wanita yang dibawa untuk mengikutinya ke kamar.
Saat sudah sampai di depan pintu kamar, ia kembali menoleh ke arah Beomgyu, "satu lagi! Jangan pernah masuk kamarku kecuali aku yang menyuruh," setelah itu keduanya masuk ke kamar meninggalkan Beomgyu yang diam membeku.
Saat pintu kamar sudah ditutup, tubuh Beomgyu ambruk. Ia membiarkan lutut dan tulang keringnya menghantam lantai. Ia berteriak tanpa suara, membiarkan bulir airmata menyembur keluar dengan deras. Meraih kaos yang ia gunakan, merematnya tepat di daerah yang menutupi dada.
"Inikah konsekuensi yang kau maksud? Kang Taehyun brengsek!" tanya si manis pada dirinya sendiri.
Rasanya hidup sudah tak ada artinya. Sosok yang amat ia cintai dengan mudahnya menusuk jantungnya berkali-kali lipat. Dan hari ini rasanya hati si surai hitam sudah tak berfungsi lagi.
---
Beomgyu memutuskan untuk berjalan-jalan keluar, kemana saja asalkan tidak di rumah. Hatinya kembali sesak setelah tadi tak sengaja mendengar desahan-desahan laknat yang berasal dari kamar yang posisinya tepat di samping kamar si surai hitam.
Pohon rindang di sebuah taman menjadi tempat singgahnya. Berdiam diri menikmati hembusan angin yang menyapa kulitnya, bahkan memberikan efek bahagia bagi surainya yang kini terlihat sedang menari-nari.
Seekor kucing datang. Menghampiri si manis yang sedang sendirian. Kepala kecil itu mendusel manja di paha luar si manis. Beomgyu tersenyum hangat dan mengangkat kucing kecil itu untuk dibawa pada pangkuannya. Bulu lembut tersebut menjadi healing baginya. Dengan penuh kasih sayang dielus-elus hingga empunya merasa nyaman dan meletakkan kepala dengan nyaman dalam pangkuan tersebut.
"Apa kau juga tak punya orang tua? Aku juga. Tapi tolong hidup mandiri, kalau tidak kamu akan dijatuhkan hingga ke dasar," curhat Beomgyu kepada sang kucing yang tak mengerti kalimatnya. Namun si kucing menggosokkan pipinya di paha Beomgyu seakan mengatakan bahwa si manis adalah sosok yang kuat.
Rasanya Beomgyu ingin menangis lagi, tapi dengan sekuat tenaga ia menahannya. Tak ingin mengganggu kenyamanan si kucing yang kini tertidur pulas dalam pangkuannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.