25.

823 40 7
                                    

"Hai gyu!" sapa seorang pria yang tengah berdiri di depan meja kasir. Matanya memancarkan kehangatan bak sinar mentari pagi yang menyehatkan.

Terdengar helaan nafas dari sosok yang dipanggil namanya, namun setelah mengambil nafas dalam, barulah mulai menyuarakan kalimat "mau pesan apa?"

Menggaruk tengkuk yang tak gatal, sang pelanggan pertama hanya terkekeh pelan.

"Pesan kamu... bisa?"










 bisa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Setelah memastikan hiyyih masuk ke dalam kelas, soobin langsung berlari secepat yang ia bisa menuju kafe setelah mendapatkan pesan dari sang terkasih bahwa beomgyu sedang di hampiri oleh Taehyun. Entah mengapa perasaannya selalu tak enak jika mendengar nama Taehyun dan beomgyu disatukan.

Dengan langkah besar kedua tungkai itu dengan cepat pula mendarat di pelataran cafe. Menerobos pintu dengan kasar. Hanya satu tujuannya, yaitu memastikan beomgyu baik-baik saja.

"Dimana mereka?" tanya soobin setengah terengah-engah. Netranya dengan rakus menelisik seluruh ruangan.

"Di belakang," sahut yeonjun santai, "heyyy.. mereka tidak saling membunuh, kau tenang saja!" lanjut yeonjun sembari menarik lengan soobin dengan lembut ketika pasangannya ini hendak berlari lagi menuju tempat yang ia maksud.

"Tapi—"

"Hushh... Percayakan saja pada mereka, mereka bukan anak kecil lagi. Beomgyu pun sudah punya anak, dia tak akan seperti dulu lagi," dengan lemah lembut yeonjun mencoba membuka pola pikir sang terkasih. Menatap pada kedua netra yang terlihat bergulir dengan gelisah. Setelahnya menarik tubuh itu agar masuk ke dalam rengkuhannya.

Sedangkan yang berada di taman belakang masih saling mendiamkan. Membiarkan angin datang untuk memainkan anak rambut masing-masing.

"Beomie..." lirih Taehyun memulai percakapan. Namun kedua netranya masih tetap menatap keindahan taman tanpa ada niat untuk berpaling sedikitpun. Sejujurnya ia sangat degdegan.

Beomgyu sedikit tersentak. Panggilan masa kecil yang sudah sangat lama tak ia dengar kini terucap di bibir Taehyun, pria yang mampu memporak-porandakan perasaannya. Tanpa sadar air mata itu menetes.

Taehyun yang menyadari tak ada respon dari teman berdialognya segera menoleh ke arah beomgyu dan dirinya sedikit terkejut sebab melihat pria manis disampingnya yang justru sedang menangis.

"Hey maafkan aku," ujar Taehyun lembut, setelahnya langsung menarik tubuh beomgyu agar mendekat. Dengan penuh perasaan mulai mendekap sosok yang sudah amat lama tak ia jumpai, sosok yang teramat ia rindukan. Sungguh sangat ia rindukan.

"Aku .. aku yang minta maaf Tae, seharusnya... seharusnya aku tidak boleh merusak persaudaraan kita.. maaf.. maaf karena aku—"

"Aku yang bodoh Gyu," Taehyun melepas dekapannya guna melihat wajah sedih dihadapannya, kemudian dengan lemah lembut meletakkan ibu jarinya untuk menghapus jejak air mata pada pipi berisi itu. "Aku bodoh karena mengabaikan perasaanku sendiri hanya karena gengsi, aku bodoh yang sebenarnya nyaman denganmu tapi karena takut diolok-olok oleh teman lainnya sehingga harus rela menyakitimu. To much information beomie... Sejujurnya sudah lama aku menyukaimu."

TMI || TaeGyu ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang