Pagi cerah terasa begitu indah. Ferin melangkahkan kakinya menuju kelas yang entah kenapa terasa lebih ramai dari biasanya. Ia menarik kursi yang biasa ia duduki sebelum menghempaskan tubuhnya.
"Ada apaan ramai-ramai begini?" tanya Ferin pada teman-teman segengnya yang telah mengumpul di kursinya.
Keke, salah satu sahabatnya yang paling up to date, mendecih sebal karena sifat sahabatnya yang kudet.
"Elu itu selalu kudet banget sih Fer.. masa lo gak tau kalau bakal ada anak baru di sekolah ini sih?" seru Keke.
Ferin membulatkan mulutnya. Sebenarnya ia bukannya tidak tau, hanya saja ia lupa perihal tentang itu. Lagian apa penting ramai-ramai kaya gini cuma karena hadirnya anak baru.
"Iya Fer, masa lo gak tau ada hot news gini sih?" timpal Bila.
Ferin memutar bola matanya dengan malas. Sikap teman-temannya yang suka heboh sendiri kalau ada murid baru membuatnya jengah. Hebohnya mereka lantaran penasaran apakah murid baru itu cewek atau cowok? Kalo cowok, ganteng gak? Pasti! Selalu itu!
"Gue tau kok. Cuma gue lupa aja. Emang kapan anak baru itu masuk?" tanya Ferin.
"Hari ini!!! Tapi sayangnyaaaaa..." jawab Leoni kemudian berganti ekspresi sedih.
Ferin sempat berkerut kening saat melihat perubahan ekspresi para sahabatnya, namun seketika ia sadar. Pasti murid baru itu tidak di kelas ini.
"Baguslah kalau dia nggak di kelas kita. Nanti yang ada di sini bisa-bisa habis sama kalian." ujar Ferin yang langsung diberi tatapan sebal.
"Dikira kita kucing apa yang ngabisin ikan asin." seru Keke.
"Eh tapi kita nanti ke sana aja yuk! spik spik ke kelas Indah." kata Bila seketika kembali ceria.
Memang deh ya si Bila, kalau buat modusin cowok aja cepet mikirnya. Coba kalau dapet soal matematik, lamanya gak ketulungan, bagaikan modem yang udah di akhir batas waktu.
"Apaan sih? Ngapain banget kita ke sana?" sengut Ferin sedikit sebal.
"Ih si Ferin mah yaa.. Lo gak tau aja sih kalau anak barunya itu ganteng banget!!" kata Leoni menepuk lengan Ferin. Semua teman-temannya lantas mengangguk setuju.
"Dari mana lo tau kalau dia ganteng? emang udah pernah liat apa hmm?" tanya Ferin yang dibalas dengan gelengan kepala.
"Tapi karena ituuuu... untuk membuktikannya, kita harus ke kelas Indah!!" kata Bila lagi masih mencoba membujuk Ferin.
"Nggak mau ah."
"Ayolah Feerr.." pinta Bila sekali lagi.
"Nanti gue beliin makanan deh." sambungnya, namun Ferin masih belum menyahut.
"Yah si Ferin malah bengong. Pokoknya ntar harus ke kelas Indah!" kekeh Bila terus meminta.
"Iya iyaa.. tapi beliin gue piscok meler di Mang Sandra. Yang banyak !!" kata Ferin kemudian sontak membuat semua sahabatnya sorak kegirangan.
-----------
~Saat istirahat~
"Gimana? udah liat itu anak baru?" tanya Ferin setibanya di kelas Indah. Bila, Leoni, dan Keke terus mencari sosok asing yang belum pernah mereka lihat yang kemungkinan si anak baru.Indah yang melihat keempat sahabatnya datang ke kelas langsung menghampiri mereka. "Tumben kalian ke sini. Gak sabar ya ngeliat gueeee.." ujar Indah.
"Apa lo kata? Orang kita ke sini mau liat anak baru." kata Kekek membuat Indah memanyunkan bibirnya. Memang dah mereka ini, senang banget kini Indah manyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival 2
Teen FictionFerina Nishardi, atau biasa dipanggil anak-anak lain itu Ferin, tetapi kalau sama gue ialah si Cewek Meler! Dia cantik, pinter, oke, dan satu lagi, dia itu lucu! Makanya gue seneng banget kalo ngeledekin dia! Arco Tirtana Pradipta, cowok pindahan ya...