30

964 45 0
                                    

Bila menggeleng kepala sekali lagi jelas membuat Firhan mulai mendengus kesal. "Mau yang model kaya gimana sih yank? Capek tau bolak balik fitting mulu," keluhnya kembali ke dalam fitting.

Keke, Indah, Leoni, dan Fian hanya menggeleng kepala melihat pasangan yang sudah lama bersama tetapi malah jadi sering ribut.

"Eh Dah, nanti lo kalo udah lama sama si Fian jangan begitu ya, bisa-bisa ntar si Fian kabur," ledek Keke. Indah dan Fian hanya tertawa kecil.

"Eh iya sebentar ya, Kemal udah di depan nih," izin Leony. Semenjak kejadian di pantai, Leony pun mulai memperkenalkan pacar yang selama ini dia sembunyikan. Meski awalnya Ferin kesal, tetapi berkat bujukan Arco dia pun memaafkan Leony yang menyembunyikan hal se amazing ini kepada para sahabatnya.

Ya, saat ini mereka sedang mencoba seragam untuk menghadiri pernikahan Arco dan Ferin. Setelah kelulusan kedua sejoli itu tidak menunda lagi niat baik mereka untuk menjaga kesucian cinta mereka. Arco, Ferin, beserta kedua keluarga mereka segera menentukan tanggal pernikahan dan mulai menyiapkan segala keperluan.

Semua pun sudah siap dengan cepat karena kesigapan antara Arin, Renish, dan juga Gina. Kini saatnya para sahabat Arco dan Ferin untuk mencari seragam yang sesuai dengan pilihan mereka.
"Gimana sama yang ini?" Tanya Firhan untuk yang kesekian kalinya dan akhirnya Bila mengangguk. Semuanya pun ikut mengangguk.

Setelah mencari model yang cocok, masing-masing dari mereka mulai mengukur baju.

Hampir satu jam lebih mereka habiskan untuk ini, sekarang saatnya mereka mengisi perut mereka yang kosong.
"Gak sangka gue kalau sahabat kita bakal secepat ini buat nikah," seru Bila ditengah makannya. Fian lantas menyikut Firhan, "kode tuh," sindir Fian.

"Iya ya, tapi bagus juga sih. Berarti tandanya si Arco itu bener-bener serius sama cintanya," sambung Leony, kini gantian Firhan yang menyikut Kemal.
"Aku juga serius kok cintanya yank," sahut Kemal membuat semuanya tertawa. Leony pun menggelengkan kepala dan tertawa, "tapi seriusnya kamu tuh masih kalah yank," goda Leony dan Kemal hanya tersenyum.

Keke menyeruput sebentar minumannya, "ya kita doakan aja semoga mereka langgeng dan cepet dapet momongan," timpal Keke. Semuanya pun mengaamiini.

Di tempat lain, di saat semuanya tengah main, Ferin dengan jenuhnya sendiri di kamar. Sama sekali dia tidak diizinkan keluar oleh Renish, karena kalau kata mamanya itu dia sedang di pingit. Bukan hanya Ferin, Arco pun juga. Mereka tidak keluar rumah sudah hampir satu minggu. Kadang hanya telpon lah yang bisa menghilangkan rasa rindu kala rasa itu sudah datang.

Ferin terus memerhatikan wajah Arco yang ada di layarnya, "kenapa liatin gue begitu?" Tanya Arco tersenyum, jelas itu membuat Ferin ikut tersenyum lalu menggeleng.

"Gue kangen Rin," seru Arco lagi dengan wajah ditekuk. Ferin tertawa kecil semakin membuat Arco menekukkan wajah, "lo gak kangen sama gue apa?" Tanya Arco.

Ferin menghela nafas sejenak, "lo tanya gue kangen sama lo apa nggak?" Tanya Ferin lalu diangguki kepala oleh Arco, "buat apa gue telponin lo mulu kalau gue gak kangen lo Arco," jawab Ferin gantian dia yang cemberut.

"Ahh kenapa harus ada adat kaya gini segala sih," sebal Ferin membuat Arco gemas.

"Sabar ya sayang, tiga hari lagi kok," goda Arco mengerlingkan mata. Ferin menautkan kedua alisnya, "apaan sih lo, geli deh," gidik Ferin lalu keduanya tertawa bersama.

Tiga hari pun berlalu. Ferin melihat tubuhnya di pantulan cermin. Kedua sudutnya tersenyum. Wajahnya terlihat sangat cantik dengan sentuhan handal perias pengantin. Tak lama Renish dan Arin pun datang. Mereka saling melempar pandang melihat gadis cantik yang sebentar lagi akan menempuh kehidupan yang baru, keduanya saling tersenyum. Ferin pun tersenyum melihat keduanya, "calon mantu tante emang cantik," puji Arin.

My Rival 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang