2

3.1K 133 3
                                    

Fokus belajar Ferin terpecah disebabkan polah tingkah teman sebangkunya dan juga dua teman di depannya yang sekaligus merangkap sebagai sahabatnya. Ia tidak habis pikir kenapa teman-temannya bisa seperti orang ketempelan yang senyam-senyum melulu di kelas. Tak jarang juga para guru menegur mereka lantaran sikap mereka itu.

"Pagi semua.." sapa guru yang sudah sangat di kenal Ferin, yang tak lain adalah Bu Imel, yang sudah diketahui bahwa beliau adalah wali murid sebelas ipa dua, kelas Indah saat ini.

Samar-samar Ferin mendengar Keke berbisik padanya, "gue yakin mau ngelanin si kece tadi." Ferin hanya menaikkan bahunya.

Ya memang sepertinya si Keke benar. Ketahuan benar maksud Bu Imel karena di belakangnya sudah membuntut seorang cowok asing bertubuh tegap tinggi dengan rambut sedikit acak-acakan, namun itulah yang menjadi salah satu daya tariknya.  Ferin melotot ke arahnya saat cowok itu melirik padanya.

"Ibu ke sini mau memperkenalkan murid baru pada kalian semua." kata Bu Imel yang langsung disahuti dengan Oh-an kemudian bersorak kegirangan karena waktu belajar mereka jadi terganggu dan bagi yang perempuan karena kesenangan melihat cowok keren di kelas mereka.

"Tuh kan bener."seru Keke.

"Ibu bukannya dari tadi kek kenalinnya bu." kata Bila tiba-tiba yang sontak saja disetujui oleh murid perempuan lainnya.

Bu Imel hanya menyengir, kemudian menjelaskan alasan keterlambatannya memperkenalkan murid barunya. Lagi-lagi mereka semua ber-Oh ria. "Ya sudah, silahkan Arco, kamu perkenalkan diri kamu." kata Bu Imel kemudian.

Cowok yang tak lain adalah Arco pun maju dua langkah. Ia menarik nafas dengan perlahan sebelum memulai perkenalannya. "Pagi semua." sapa Arco memulai perkenalan pada teman barunya yang berbeda kelas. Dengan penuh semangat para murid cewek pun membalas sapaan Arco, kecuali Ferin yang sudah terlanjur sebal dengan dia.

"Nama saya Arco, lebih lengkapnya Arco Tirtana Pradipta." kata Arco dengan sopan lalu memberi jeda sejenak.

"Saya pindahan dari SMA Pelipur. Setelah berhijrah di kota asing, papa saya memutuskan kembali ke kota kelahiran saya. Dan itulah alasan saya pindah ke sekolah ini." lanjut Arco.

"Jadi sekarang rumah lo di mana?" celetuk salah satu gadis, tidak memperdulikan dua orang guru yang juga ada di depan.

"Iya bener tuh, rumah lo sekarang di mana? Boleh kali kita main-main." kata yang lainnya. Ferin mendecih melihat tingkah teman satu kelasnya yang terkesan norak dan gak tahu malu. Tetapi Arco yang ditanya malah terdiam. Tiba-tiba pandangannya kembali terarah ke Ferin.

lagi-lagi Ferin melototkan matanya sampai-sampai ide jahil Arco muncul untuk membalas kejadian saat di kantin tadi. "Rumah saya.." akhirnya Arco bersuara, namun sengaja ia gantungkan agar semua menjadi tambah penasaran.

"Ya! Rumah lo di mana?" Teriak Keke dengan kencang. Ferin yang memang duduk bersebelahan dengan Leoni pun tak segan-segan menyikut gadis itu.

"Apa sih Fer?" tanya Keke sedikit sebal karena Ferin menyikutnya tanpa sebab.

"Malu-maluin lo.." balas Ferin jadi keki sendiri.

"Biarin." sahut Keke mengacuhkan sahabatnya itu dan kembali menatap Arco yang masih di depan.

Arco menatap Ferin lagi. Kali ini dengan seringaian jahil di wajahnya. "Kalau kalian mau, tanya aja sama gadis yang duduk paling pojok belakang." kata Arco kemudian yang tentu saja membuat semua murid di kelas sebelas ipa satu langsung menoleh ke arah gadis itu.

"Lo tau di mana rumah Arco. Fer?" tanya Leoni dan Bila yang sudah menghadap ke belakang, tepatnya ke arah dirinya. Ferin membelalakkan matanya kaget karena semua orang kini menatapnya.

My Rival 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang