6

2.3K 126 3
                                    

Misi pertama dimulai, Gina langsung memanggil kedua anak itu ke ruang BK selepas kedua sahabatnya pulang. Matanya menatap tajam Arco dan Ferin yang sudah berdiri berdampingan di hadapannya.

Dalam hatinya ia tertawa mengingat apa yang harus ia lakukan pada kedua anak ini, yaitu membiat mereka selalu bersama. Dua remaja yang terlihat cocok itu akan menghidupkan kembali sejarah lama di sekolah Tunas Bangsa. Masih dengan tampang yang dibuat seolah-olah galak, Gina pun mulai bersuara.

"Setelah berbincang-bincang dengan kedua orang tua kalian, ibu memutuskan untuk menghukum kalian berdua." kata Gina membuat keduanya hendak protes.

"Tapi Bu, kan yang cium saya si Ferin, Bu." protes Arco tak terima.

"Dia kan juga peluk saya Bu! Kalau aja dia nggak seperti itu mungkin insiden itu gak akan kejadian Bu." protes Ferin juga.

Gina tak menggubris perkataan protes mereka. Ia akan tetap memberikan hukuman untuk kedua anak sahabatnya.

"Cepat kalian bersihkan semua toilet di sekolah ini!! Bersamaan!!" perintah Bu Gina membuat keduanya ternganga.

"Tapi Bu, masa saya harus masuk toilet perempuan sih Bu, terus si Ferin masuk toilet laki-laki? Nggak enak banget kayanya." seru Arco yang langsung diangguki oleh Ferin.

"Pokoknya ibu nggak mau tau!! Cepat laksanakan perintah ibu!!" Mereka pun menurutinya. Lantas keluar dari ruang BK.

Arco segera mengambil alat kebersihan setelah mereka sampai di toilet. Mereka memutuskan untuk lebih dahulu membersihkan toilet laki-laki. Ia menatap sinis sejenak ke arah Ferin sebelum memberikan beberapa alat kebersihan kepada Ferin.

"Semuanya karena lo tau gak Rin?! Lo kalau emang mau cium gue, ya tahan dulu lah sampai kita di tempat yang sepi." ujar Arco seketika membuat Ferin bergidik geli dan juga kesal pastinya.

"Ya ampun nih cowok pedenya gak ketulungan! Udah gue bilang berapa kali gue bilang gue gak bermaksud cium loo?!! Itu tuh murni kecelakaan!! Dan kecelakaan itu juga nggak bakal terjadi kalau lo nggak peluk gue dari belakang tau?!" omel Ferin membuat Arco menahan tertawa. Entah kenapa bagi dia melihat Ferin kesal itu bagaikan sebuah hiburan untuknya.

"Ya udah ya udah terserah lo deh. Mending lo bersihin tuh bagian luarnya dan gue bagian dalemnya." ujar Arco yang kemudian disetejui oleh Ferin.

Hampir satu jam mereka membersihkan toilet satu sekolah, tak memungkiri kalau keduanya kelelahan. Pelajaran pun mereka lewatkan akibat hukuman ini. Usai membersihkan toilet, dalam hati mereka berniat untuk segera kembali ke kelas masing-masing seketika berubah saat mendengar alunan musik yang menarik perhatian mereka. Alunan itu terdengar dari ruang musik.

"Eh eh eh.. ngapain sih lo ngikutin gue?!" tanya Ferin berkacak pinggang melihat Arco yang membuntut di belakangnya.

"Yeee pede banget lo! Gue mau ke ruang musik! Lo sendiri mau ngapain? kelas lo kan di sana!"

"Mm gue mau ke ruang musik juga. Mau liat siapa ya mainin gitar sekeren itu." sahut Ferin sedikit mengangumi petikan gitar yang terdengar keren di telinganya. Dirinya yang memiliki hobby bermain alat musik, ingin tahu siapa orang yang sudah sukses menarik perhatiannya dengan permainan itu.

"Cih.. kalau lo udah liat dan denger aksi jemari gue ini, gue yakin apa yang lo denger sekarang gak seberapa sama permainan gue." ujar Arco membanggakan dirinya.

"Terserah kata lo deh Co. Yang pasti saat ini gue mau tau siapa tuh orang yang main gitar." sahut Ferin seraya melanjutkan langkahnya meninggalkan Arco yang masih tersenyum bangga.

Mereka pun kini tiba di ruang musik. Ferin melangkahkan kakinya lagi untuk lebih dekat dengan seorang cowok yang memunggunginya dengan sebuah gitar di pangkuannya.

My Rival 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang