Flashback
Ferin berjalan perlahan keluar tenda. Iya berniat untuk mengambil air karena tenggorokannya terasa kering. Hatinya kembali berdebar ketika melihat sosok Arco.Tenang Fer, tenang. Seru Ferin pada dirinya sendiri.
Tak lama Indah datang membantu Arco yang sedang membakar sesuatu. Senyum Indah selalu merekah saat Arco berbicara padanya. Entah apa yang mereka bicarakan itu sedikit membuat Ferin merasa sedikit penasaran.
Jika diperhatikan, ada apa dengan tatapan Indah? Ia terus menatapi Arco dan ia juga masih tetap tersenyum walau Arco kembali sibuk dengan makanan yang dibakarnya. Bahkan saat tangan Arco tak sengaja terbakar ia refleks merebut tangan itu dan meniupinya jelas itu membuat Arco sedikit bingung.
"Gue ambilin salep dulu. Kebetulan gue selalu siapin itu kalau camping camping." Indah segera bergegas dan kembali dengan cepat.
Pelan-pelan ia olesi salep itu ke tangan Arco. “Perih gak?" tanya Indah pelan dan langsung digelengi kepala oleh Arco.
“Makasih ya Dah. Lo emang sahabat cewek yang terbaik deh.” seru Arco sambil menyengir. Indah hanya tersenyum miris.
Sahabat?, Ulangnya dalam hati.
Ferin terdiam menyaksikan ekspresi wajah Indah. Apa Indah juga suka sama Arco?, tanyanya dalam hati.
Baru saja Arco mau pergi, Indah kembali memanggil cowok itu. “boleh gue ngomong sesuatu?” Arco mengernyitkan dahinya.
“Iya, mau ngomong apa Dah?”
“Gue suka sama lo Ar.”
Degh!!
Dada Arco dan Ferin terdohok secara bersamaan.“Gak tau sejak kapan, gue ngerasa ada yang aneh sama diri gue Ar. Gue seneng banget kalo lagi di deket lo. Gue juga ngerasa khawatir pas lo hilang kemarin malem. Gue takut terjadi apa-apa sama lo.” Indah menarik nafas sejenak. Mengatur detak jantung yang berdebar tak karuan.
“Dan lo tau, anehnya gue juga ngerasa cemburu saat lo lagi berduaan sama cewek. Apalagi, Ferin..” Indah berdiri menghadap Arco yang mematung.
“Gue tau dia sahabat gue. Tapi gue juga gak ngerti kenapa gue mesti cemburu sama sahabat gue. Gue suka sama lo Ar.” sambung Indah meraih tangan bebas Arco.
Arco masih tak percaya. Ia hanya senyum, “kenapa lo cemburu sama Ferin? Gue gak ada hubungan apa-apa sama dia. Sekalinya ada hubungan, paling kaya kucing dan tikus,” seru Arco lantas memegang bahu Indah.
“betapa beruntungnya gue disukai sama lo, dan lo tau, gue juga suka sama lo...”
Degh!!!
Ferin tak kuat. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam tenda. Disetelnya musik dengan volume tinggi.Hatinya merasa tertusuk. Ia merasa sangat sakit. Padahal ini pertama kalinya ia jatuh cinta. Tapi kenapa ia harus merasakan sakitnya patah hati secara bersamaan?
Tanpa sadar air matanya mengalir di pipi mulusnya. Dalam sesegukkan ia menahan rasa sakit itu.
-Flashback end-
----------
Sudah satu minggu Arco resah sendiri. Dia merasa sepi dan kosong. Tak ada ledekan, tak ada kata-kataan, tak ada sindiran, tak ada Ferin.Dia masih heran kenapa cewek itu masih mendiaminya seperti ini? Rasanya aneh aja kalau biasanya setiap ketemu berantem nah sekarang malah diem-dieman. Tapi untuk saat ini seperti nya Arco harus kembali bersuara karena ia harus menanyakan masalah tentang acara party temannya.
“Besok jangan lupa jam tujuh. Dress code nya warna putih.” kata Arco mengingatkan saat tak sengaja berpapasan dengan Ferin di tangga.
Ferin hanya berhenti sebentar lalu kembali berjalan tanpa bersuara sepatah pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival 2
Teen FictionFerina Nishardi, atau biasa dipanggil anak-anak lain itu Ferin, tetapi kalau sama gue ialah si Cewek Meler! Dia cantik, pinter, oke, dan satu lagi, dia itu lucu! Makanya gue seneng banget kalo ngeledekin dia! Arco Tirtana Pradipta, cowok pindahan ya...