Hari demi hari kedetakatan Ferin dan Arco semakin terlihat jelas. Keduanya bahkan sudah tidak sungkan untuk rangkul merangkul layaknya seperti sahabat. Tapi entahlah apa memang sebatas sahabat atau keduanya memiliki rasa. Tidak perlu bertanya kalau soal Ferin, jelas dia memang memiliki rasa pada cowok yang dulu sangat amat diseganinya itu, tapi bagaimana dengan Arco?
Acara pentas seni pun mulai. Semua sudah sepakat kalau Arco mengambil andil dalam memeriahkan acara ini. Tentunya dengan kedua sahabat karibnya yang bukan lain ialah Firhan dan Fian.
Salah satu host sudah menyebutkan nama grup mereka untuk segera naik panggung. Tentun saja Arco sudah siap. Dan juga siap dengan sebuah kejutan untuk seseorang yang sangat special baginya.
Dengan senyum yang melelehkan para cewek di sekolah, Arco menyapa para penonton. Tak lupa dia mengenalkan personil grupnya satu persatu-satu. Diujung sana Ferin sudah tersenyum manis menunggu lagu apa yang akan dinyanyikan cowok itu. Dia berharap suaranya tidak seperti suara saat dia bernyanyi untuk ulang tahunnya. Mengingat itu dia jadi tersenyum senyum sendiri.
Suara gitar Fian pun mulai terdengar, yang tak lama terdengar suara Arco.
Oh, there she goes again,
Every morning it's the same
You walk on by my house
I wanna call out your nameI wanted to tell you how beautiful you are from where I'm standing
You got me thinking what we could be 'causeArco langsung mengarahkan mic ke arah penonton seraya menyuruh mereka ikut bernyanyi bersama.
I keep craving, craving, you don't know but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you
This is typical love, love
Can't wait anymore, I won't wait I need to tell you how I feel when I see us together forever
In my dreams, you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imaginationWe walk, we laugh, we spend our time, walking by the ocean side
My hands are jellied, intertwined
A feeling I just can't describe
All this time you spent alone, thinking we could not belong to something so damn beautiful
So damn beautiful
Dia berjalan menyusuri para penonton menghentikan langkahnya tepat di depan gadis itu. Di raihnya tangan seseorang yang memang sudah dia yakinkan kalau cewek inilah pemilik hatinya yang sesungguhnya.Dibawanya gadis itu ke atas panggung membuat semua orang bersorak ramai melihat aksi Arco. Bahkan Fian dan Firhan juga di buat heran.
Arco menggenggam tangan gadis itu. Mencium tangannya layaknya seperti di cerita dongeng sontak membuat wajah gadis itu merona merah.
I keep craving, craving, you don't know but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you
This is typical love, love
Can't wait anymore, I won't wait I need to tell you how I feel when I see us together forever
In my dreams, you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imaginationImagination
Imagination
(Woah, woah, woah...)In my dreams, you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imaginationI keep craving, craving, you don't know but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you“I love you Ferin,” begitulah kata terakhir yang terdengar di telinga gadis itu yang memanglah Ferin. Ferin diam tak bergeming. Bibirnya terasa kelu. Apa benar yang didengarnya barusan.
Semua sudah bersorak untuk mendengar balasan dari ucapan Arco, tetapi Ferin malah memalingkan wajah. Matanya mencari sosok Indah.
“Indah,” seru Ferin melihat Indah yang sudah berjalan menjauhi panggung.
Tak menghiraukan apa yang dikatakan Arco, Ferin lantas berlari mengejar Indah membuat penonton merasa kecewa. Begitu juga dengan Arco.
Melihat Ferin yang berlari meninggalkan dia, Arco hanya bisa diam. Fian dan Firhan yang melihat kekecewaan di wajah Arco langsung menghampiriku sahabatnya itu.
“Gue yakin pasti bakalan begini,” keluh Arco pada kedua sahabatnya.
Di ujung sana Ferin tak henti memanggil Indah yang terus saja berjalan. Keke, Leony, dan Bila juga ikut menyusul.
“Kenapa Indah lari, Fer?” tanya Keke yang segera menahan Ferin sedangkan Bila dan Leony masih terus mengejar Indah.
“Indah suka sama Arco,” jawab Ferin masih menatap ke arah Indah. Keke membulatkan mata.
“Gue gak sengaja denger dia ungkapin perasaannya waktu camping kemaren, gue kira Arco udah terima Indah, tapi... Tapi kenapa Arco malah ngutarain perasaannya ke gue,” heran Ferin.
Keke menggelengkan kepala. Dia jadi teringat dengan curhatan Indah betapa sakitnya hati dia karena rasanya bertepuk sebelah tangan. Keke tidak tau siapa cowok yang ditaksir Indah. Yang dia tau hanyalah Indah pernah bilang kalau dia suka sama orang tetapi orang itu menolaknya karena dia menyukai cewek lain.
“Indah ditolak Fer,” seru Keke menjawab keheranan Ferin.
“Dia pernah cerita ke gue kalau cowok yang dia suka udah suka sama cewek lain, dan gue baru tau kalau cowok itu Arco dan cewek lain yang disukai Arco itu elo,” tutur Keke membuat Ferin kaget. Indah di tolak?
“Gue harus kejar Indah. Gue akan bilang ke dia kalau gue gak suka Arco!”
Degh!!
Arco memundurkan langkahnya. Dengan senyum miris dia berbalik arah. Fian dan Firhan dibuat heran. Katanya tadi dia mau samperin Ferin tapi giliran Ferin nya ada malah dia balik.“Bohong!” tahan Keke menghentikan langkah Ferin.
“Gue tau lo bohong! Gue kenal lo Ferin! Gue kenal lo daripada yang lainnya. Lo juga suka kan sama Arco?!”
Ferin diam. Terdengar langkah kaki Keke mulai mendekatinya, “gue bisa liat itu semua dari mata lo Fer. Sejago apapaun mulut lo nyembunyiin perasaan lo, tapi mata lo gak bakalan bisa bohong.”
“Jangan lo berkorban terus demi Indah! Cukup udah lo berkorban pura-pura kalah saat olimpiade Matematik dan Kimia. Jangan lo korbanin perasaan lo,” kesal Keke mengingat betapa bodohnya sahabatnya yang satu ini, rela kalah demi sahabatnya.
“Tapi dia sahabat gue Ke,”
“Tapi gak gitu juga,” kesal Keke dengan Ferin yang malah pergi meninggalkan nya.
Di sisi lain Arco hanya terdiam di bangku taman. Padahal ia mengira kalah Ferin juga memiliki rasa yang sama padanya. Kenapa rasanya sakit ya? Baru kali ini dia merasa sakit saat ditolak.
Fian dan Firhan berhasil menemukan Arco. Segera mereka menghampiri Arco yang tengah duduk diam di bangku kantin .
“Udahlah Ar, nanti juga di jawab kok sama Ferin,” kata Fian mencoba menenangkan sahabatnya.
“Gue udah dapet jawabannya, dia gak suka sama gue.”
“Hah?!” seru Fian dan Firhan bersamaan.
“Padahal gue ngerasa kalau Ferin juga suka lho sama elo Ar,” jelas Firhan. Arco hanya menggedikkan bahu.
Apa ini karena perkara di camping ya? Pikir Fian mengingat kejadian di camping.
Harus diselidiki!
________
Alhamdulillah baru lagi di guysss..
Selamat menikmati yaa..
Btw sembari nunggu lanjutan My Rival 2, baca kayaku yang lain yuk, Halalku, Kamu!!! Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival 2
Teen FictionFerina Nishardi, atau biasa dipanggil anak-anak lain itu Ferin, tetapi kalau sama gue ialah si Cewek Meler! Dia cantik, pinter, oke, dan satu lagi, dia itu lucu! Makanya gue seneng banget kalo ngeledekin dia! Arco Tirtana Pradipta, cowok pindahan ya...