7

2.2K 133 9
                                    

Renish membelalakkan matanya sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah melihat siapa yang ada di depan pintu rumahnya.

"Ya ampun Feriin!! Kamu kenap...."

"Shuuutt... jangan berisik tante. Ferin cuma ketiduran aja kok di motor." seru Arco seraya memotong ucapan ibu dari gadis yang tengah digendongnya ala bride.

Renish hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sembari memonyongkan bibirnya dengan satu telunjuk di tangannya. Ia lantas menyuruh Arco untuk segera masuk.

"Kok bisa ketiduran sih Ar?" tanya mama Ferin dengan suara pelan.

Arco hanya menggedikkan bahu, "saya juga nggak tau tan. Mungkin dia kecapekan karena banyak belajar buat olimpiade fisika." jawab Arco dan juga menduga perkara yang membuat gadis di tangannya ini tertidur.

"Oh iya benar. Dia memang sering banget belajar sampai malam buat persiapan olimpiade nanti." seru Renish mengingat kalau anaknya ini sering sekali begadang buat belajar fisika.

"Eh tapi tan... tante mau kemana? kok rapi banget?" tanya Arco saat menyadari wanita cantik yang sebaya dengan mamanya itu, berpakaian sangat rapi.

"Hmm sebenarnya tante tadi mau ke rumah kamu Arco soalnya mau nitip Ferin karena tante dan Om Devan harus keluar kota untuk urusan bisnis. Tetapi berhubung kamu ada di sini, jadi tante bilangnya sama kamu aja ya. Nanti kamu sampaikan deh ke mama papa kamu." jawab Renish membuat Arco membelalakkan matanya.

"Tapi tan, jadi si Ferin sekarang saya bawa lagi nih?" tanya Arco sembari membenarkan posisi Ferin di tangannya. Sebenarnya ia sudah mulai merasa berat menggendong Ferin.

"Hmm.. kalau kamu nggak keberatan nih ya, kamu tungguin Ferin aja dulu sampai dia bangun. Nanti kalau udah bangun baru deh kalian ke rumah kamu." jawab Renish lagi.

Arco pun hanya bisa menurut. Ia segera membawa Ferin ke kamarnya, sedangkan Renish langsung mengambil barang-barang yang akan dibawanya. Diam-diam ia juga memberi kabar mengenai kepergiaannya pada Arin dan juga tentang dia yang ingin menitipkan Ferin. Jelas hal itu menjadi kabar yang baik bagi Arin karena dengan begitu, akan membantu rencananya.

Sesampainya di kamar Ferin, dia lantas berniat merebahkan tubuh gadis itu di ranjangnya. Tetapi baru saja Arco mau merebahkannya, tiba-tiba mata Ferin terbuka. Dengan sangat terkejut Ferin lantas berteriak dan kemudian meronta minta tubuhnya dilepas. Ia pun berhasil mendarat dengan sempurna di kasur empuknya, tetapi Arco malah dibuatnya tersungkur di lantai lantaran kakinya yang dengan kencangnya menendang cowok itu.

"Dasar cewek meler! Lo kira nggak sakit apa di tendang hah?" bentak Arcp dengan kesalnya.

Ferin lalu beranjak dari kasurnya dan berdiri di depan Arco yang masih tersungkur di lantai. Kedua tangannya ia letakkan di pinggang. "Heh cowok ngeselin!! Lagian lo ngapain gendong-gendong gue??! Mana lo juga ada di kamar gue, lagi!! Hush hush!!" usir Ferin seperti sedang mengusir kucing.

Arco pun langsung berdiri seketika. "Masih mending gue mau bawa lo ke kamar lo!! Dan mau nampung lo di rumah gue!" seru Arco saking kesalnya.

"Hih lagian siapa juga yang ditampung di rumah lo?! Emang lo kira gue korban banjir hah?!" omel Ferin.

"Emang sekarang lo lagi jadi korban!! Yaitu, korban ditinggal nyokap bokap keluar kota! Dan mereka juga nitipin lo di rumah gue selama mereka pergi!"

"Apa??!!" pekik Ferin kaget sembari menatap Arco dengan tajam.

"Sekarang mana nyokap bokap gue?! Gue mau ngomong!!" tanya Ferin.

"Noh dibawah!" sahut Arco dengan juteknya.

My Rival 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang