(Name) memerhatikan sekitarnya. Ia kembali memburu robot-robot.
"50 point." Gumamnya. Ia sudah mengeluarkan bakatnya cukup banyak.
"Apa segini sudah cukup?" Batinnya. Nafasnya terengah-engah. Ia menapakkan kakinya di tanah. Tiba-tiba tanah bergetar hebat. (Name) menoleh. Untuk melihat robot point 0 yang sangat besar.
"Penghambat yang akan mengamuk di tempat sempit.." (Name) teringat ucapan Present Mic sebelumnya.
"PENGHAMBAT MACAM APA INI?!" (Name) kembali melayang. Ia menarik beberapa orang yang berada di dekat robot untuk menjauhkan mereka dari reruntuhan yang di sebabkan robot itu.
"Gak bakal dapet point meski di kalahkan ya.." (Name) bergumam. "Ah, abaikan saja!" (Name) hendak kembali mencari robot, tapi ia mendengar suara rintihan perempuan. Gadis itu menoleh.
"Uraraka-san?!" (Name) berseru pelan. Uraraka terjepit reruntuhan. (Name) merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia tidak melihatnya saat ia menarik yang lain?
Tangan (Name) teracung. Ia berusaha menahan gerakan robot itu. Gerakan robot itu berhasil tertahan.
"2 menit lagi!" Present Mic berseru.
"Tahan... sampai dua menit!" (Name) berseru kepada dirinya sendiri.
"Astaga, apa yang lain tidak ada yang berinisiatif membantu?!" Umpatnya dalam hati. Robot besar itu berusaha bergerak. (Name) menahannya mati-matian.
Saat (Name) hampir mencapai batasnya, tiba-tiba sesuatu melesat dan menghancurkan robot itu dengan sekali pukulan.
"Midoriya-san.." (Name) melepaskan kendalinya. Ia terduduk.
"Uhuk..." Gadis itu terbatuk. Tangannya menutup mulut. Saat ia melihat telapak tangannya, terdapat darah.
"Efek samping..." gumamnya. Ia menatap ke atas. Midoriya terlihat terjun bebas. (Name) ingin menolongnya, tapi energinya sudah berkurang cukup banyak. Untungnya Midoriya di selamatkan oleh Uraraka menggunakan Quirknya.
"UJIAN BERAKHIIR!!" Present Mic kembali berseru. (Name) menghela napasnya.
"Akhirnya 50 point saja yang ku dapatkan." (Name) meringis. Ia berusaha berdiri.
"Hei, kau baik-baik saja?" Tanya seorang gadis mendekatinya.
"Aku baik-baik saja kok, hanya kelelahan saja, kebanyakan mengeluarkan bakat." (Name) tersenyum. Ia berdiri di bantu gadis itu.
"Arigatou" ucap (Name).
"Aah, tidak masalah kok." Gadis itu tersenyum.
●○●
"Aku lapar." Sara berjalan lemas. (Name) mengangguk setuju. (Name) tadi sempat di beri makan sedikit, yah, hanya sedikit, untuk memulihkan tenaganya.
"Aku harap ada makanan di rumah." Sara membuka pintu.
"Tadaima." Keduanya masuk. Tidak ada jawaban.
"Hmm, kaa-san mana?" Sara celingukan.
"Wuah!" (Name) berseru dari arah dapur. Sara bergegas mendatanginya.
"Doushita no? (Little Na- wuah!" Mata Sara langsung berbinar melihat meja makan yang penuh dengan makanan. Ada makan siang, juga cemilan manis. Juga ada secarik kertas. Sara mengambilnya.
"Okaeri, Sara-chan, (Name)-chan. Kalian pasti sudah selesai melaksanakan ujian. Seru bukan? Ah, pasti kalian lelah. Kaa-san sudah membuatkan makanan untuk kalian. Jadi kalau sudah pulang, bersihkan diri dulu, baru makan yaa. Oh ya, kaa-san tidak membuat makan malam, nanti kalian bikin sendiri. Dan yang terakhir, kaa-san tidak akan pulang selama beberapa hari, kaa-san akan menginap di agensi. Jaga diri kalian baik-baik yaa. Jaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Controller {BNHA X Reader}
Random(Full Name) adalah gadis yang kehilangan ingatannya sejak kecil. Sehingga ia tinggal di rumah sahabatnya, Sara. (Name) seorang gadis yang mungkin agak pendiam namun ceria. Di temani sahabat baiknya sejak kecil, Sara, atau yang ia biasa panggil Tora...