19

216 50 6
                                    

Cementoss membuat arena pertandingan menggunakan semennya.

"Oke, arenanya sudah selesai." Ujarnya.

"Terima kasih, Cementoss!"

"Hey guys, are you ready?!"

Seluruh penonton langsung bersorak menyambut seruan Present Mic.

"Meski banyak hal yang terjadi, tapi pada akhirnya inilah paling di nanti, pertarungan serius! Yang bisa di andalkan hanyalah diri sendiri! Meski kalian bukan pahlawan, kalian akan sering mengalaminya. Kalian mengerti kan?!"

"Hati, kemampuan, badan, kebijaksanaan dan pengetahuan! Gunakan semua itu untuk bangkit!"

(Name) yang sudah kembali mengganti bajunya menjadi baju olahraga biasa duduk di kursi yang sudah di sediakan untuk kelas 1-A bersama Sara. Tadi sebelum ke kursi penonton ia sempat memberikan semangat ke Midoriya yang mendapat giliran pertama.

"Audience-dono! Babak final yang kalian tunggu-tunggu akhirnya dimulai! Pertandingan pertama! Meski penampilannya bagus, apa-apaan wajah itu? Dari prodi pahlawan, Midoriya Izuku! Melawan...

"Gomen, dia masih belum menunjukkan kebolehannya. Dari prodi umum, Shinso Hitoshi!"

"Oh, jadi namanya Shinso." Gumam (Name) saat melihat murid berambut ungu yang waktu itu maju ke arena.

"Peraturannya simpel! Buat lawanmu keluar arena, atau melumpuhkannya! Dan juga, kalian bisa membuat musuh mengatakan, 'Aku menyerah!' Jangan takut terluka! Karena kami punya Recovery Girl yang siap merawat kalian! Buang sejenak moral dan etika kalian! Tapi ya, tentu saja hal yang mengancam nyawa itu berlebihan! Dilarang! Pahlawan menggunakan tinjunya untuk menangkap penjahat."

"Kalau sampai berlebihan aku akan menghentikan kalian ya." Ujar Cementoss yang duduk di kursi semen.

"'Aku menyerah,' ya?" Shinso membuka suara duluan. "Ini adalah pertarungan yang menguji seberapa kuat tekad kita. Kalau tekad akan cita-citamu kuat, maka kau tidak perlu khawatir soal penampilan."

"Ready?!"

"Meski si monyet itu bilang soal harga diri,"

"Start!"

"bisa-bisanya membuang kesempatan, apa kau tidak berpikir kalau dia itu bodoh?"

Midoriya yang tidak terima temannya di hina langsung geram. Ia melangkah maju. "Apa katamu barusan?!"

Tapi kemudian ia terdiam, mematung. Shinso menyeringai, "aku yang menang."

"Aaah, padahal sudah ku peringatkan!" Seru Ojiro.

"Apa yang terjadi?" Tanya (Name) pada dirinya sendiri.

"Oi, oi, ada apa? Ini pertandingan pertama yang penting! Meriahkan dong! Midoriya, pertandingan baru saja di mulai dan dia sama sekali tidak bergerak?!  Wajahnya kelihatan bodoh dan tidak bergeming! Apakah ini quirk Shinso?! Meskipun sama sekali tidak mencolok, tapi mungkinkah dia itu berbahaya?!"

"Hitoshi Shinso dari prodi umum, membuat Midoriya dari prodi pahlawan tidak berkutik! Ini kejadian tidak terduga! Akankah dia meraih puncak?!"

"Ojiro-san." Sara menoleh ke Ojiro. "Apa quirk Shinso itu mencuci otak."

Ojiro mengangguk. Sara kembali menoleh ke arena. "Begitu ya..." Sara melirik ke (Name) yang fokus pada pertandingan. 'Quirknya agak mirip dengan mind controller milik (Name)-chan. Tapi aku tidak yakin kalau (Name) yang sekarang bisa menggunakannya dengan baik, atau malahan dia tidak tahu kalau ia bisa melakukannya.'

The Controller {BNHA X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang