23

186 43 8
                                    

"Babak kedua, pertandingan pertama! Festival olahraga kali ini, pesertanya berprestasi tingkat atas!

Midoriya....

Melawan...

Todoroki!

Sungguh kumpulan para anak teladan! Sekarang! Start!!"

Todoroki mengeluarkan es nya ke arah Midoriya.

"Smash!" Midoriya menjentikkan jarinya dan membuat es-es itu hancur, membuat tekanan angin yang dingin ke arah penonton.

"Dinginnya!"

"Hanya anginnya saja sampai sedingin ini?!"

Terlihat salah satu jari Midoriya terluka.

"Wuah! Midoriya menghakau serangan Todoroki!"

Todoroki kembali mengeluarkan es nya tapi lagi-lagi di hancurkan kembali.

"Di halau lagi!"

"Sudah mulai ya?!" Seru Kirishima yang baru datang.

"Ah, Kirishima. Selamat ya sudah lolos ke babak kedua." Ujar Kaminari.

"Iya. Selanjutnya aku akan jadi lawanmu, Bakugou. Mari bersaing!" Kirishima menoleh ke Bakugou.

"Akan kubunuh kau." Tanggap Bakugou.

Kirishima tertawa. "Coba saja! Meski begitu, kau dan Todoroki bisa mengeluarkan serangan kuat beruntun ya. Seperti 'Duar!'."

"Selain itu tanpa jeda pula." Sero menambahi.

"Bukan 'beruntun', jangan anggap remeh." Ujar Bakugou.

"Oh?"

"Jika otot bekerja terlalu keras, serat otot bisa robek. Jika terus lari, bisa kehabisan napas." Bakugou memerhatikan tangannya. "Quirk juga merupakan kemampuan fisik. Mereka juga pasti punya batasan tertentu."

"Kalau di pikir lagi, ada benarnya juga." Kirishima menoleh ke arena. "Berarti untuk melawan serangan sekali menang Todoroki, Midoriya ingin adu ketahanan ya?"

"Adu ketahanan ya? Aku akan segera mengakhirinya." Todoroki kembali mengeluarkan es nya, tapi di hancurkan lagi. Todoroki kemudian berlari ke arah Midoriya.

"Todoroki! Tidak memedulikan kekuatan Midoriya, dia melesat maju!"

Midoriya menghancurkan es pijakan Todoroki menggunakan jarinya yang di perban. Todoroki mengarahkan kepalan tangannya, Midoriya menghindar, tapi salah satu kakinya terperangkap es Todoroki.

Midoriya menggunakan kekuatan seluruh tangan kirinya, dan membuat hempasan yang lebih kuat dari pada sebelumnya.

"Lebih kuat dari sebelumnya ya. 'Jangan mendekat' ya?" Todoroki menyingkirkan es di depannya. Midoriya nampak terkejut, sementara lengan kirinya nampak terluka parah.

"Ada apa? Cuma bertahan dan kabur sampai babak belur begitu ya?" Ujar Todoroki, lalu melirik ke tempat Endeavor berada. "Maaf ya. Arigatou, Midoriya. Berkatmu wajah orang itu jadi muram."

"Dengan kedua tanganmu yang begitu, kau sudah tak bisa bertarung lagi bukan? Mari kita akhiri." Todoroki mengeluarkan esnya kembali.

The Controller {BNHA X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang