039

6.9K 642 42
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 06.50 tapi Beby masih nyaman tidur di kasur kesayangannya.

Sandrina memasuki kamar anak bungsunya itu karena hanya Beby yang belum turun untuk sarapan sedangkan yang lainnya sudah berkumpul di meja makan.

"Sayang ayo bangun terus sekolah,"ucap Sandrina menggoyang gumpalan selimut itu.

Beby tidak menjawab membuat Sandrina membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Beby dan terlihat Beby dengan wajah yang sangat pucat.

Sandrina tersentak kaget dan langsung menyentuh dahi Beby dan benar saja tubuh Beby  panas bahkan sangat panas.

"Astaga sayang tunggu bentar mimi manggil pipi dulu ya,"ucap Sandrina dengan panik bahkan matanya kini berkaca kaca.

"Enghh mimi kepala Beby mau lepas,"lirih Beby dengan mata sayu dan tubuh yang menggigil.

Dengan segera Sandrina menyelimuti tubuh Beby dan bergegas ke bawah memanggil anak dan suaminya itu.

"PIPI BEBY BADAN NYA PANAS BANGET,"teriak Sandrina mengagetkan William dan yang lain.

"Kok bisa?"tanya William langsung berdiri dan berlari menuju kamar Beby diikuti yang lainnya.

"Sayang, Beby nak apa yang sakit hm?"tanya William saat duduk dipinggir kasur Beby.

"Hiks hiks sakit pipi kepala Beby sakit hiks dingin peluk,"ucap Beby dengan lemah.

Langsung saja Azka memeluk tubuh Beby yang terasa panas.

"Safa,Atha siapin mobil kita bawa Beby ke rumah sakit,"ucap William yang langsung di kerjakan kembar.

Azka menggendong Beby dengan selimut yang masih membungkus tubuh lemah Beby.

"Beby ga akan kenapa-napa kan mas,"ucap sandrina.

"Ga akan sayang anak kita kan kuat,"ucap William menarik tangan istrinya dan menyusul yang lain.

William, Sandrina satu mobil dengan Beby yang kini duduk di pangkuan Azka sedangkan kembar satu mobil dengan Arlan dan Andra.

"Dingin,"lirih Beby membuat Azka mengeratkan pelukannya dan menaruh wajah Beby di lipatan lehernya.

"Pi Beby pingsan,"ucap Azka dengan panik saat Beby tidak menggerakkan badannya.

"Hiks mas cepatin,"ucap Sandrina dengan sesegukan.

****

Sedangkan di lain tempat Nathan yang kini baru sampai di mansion Pradipta untuk menjemput gadis mungilnya itu.

"Loh den Nathan jemput Beby ya,"ucap maid yang berpapasan dengan Nathan.

"Iya bi,kok sepi ya?"tanya Nathan dengan heran.

"Mereka ke rumah sakit den soalnya adek sakit."

Adek yang dimaksud Beby karena memang para maid dan bodyguard di keluarga Pradipta memanggil dengan sebutan adek sesuai perintah Beby.

"Rumah sakit mana?"tanya Nathan dengan raut wajah khawatir.

"Saya ga tau den."

"Yaudah saya pergi dulu bi."

Nathan dengan cepat menuju mobilnya dan menelpon kembar tapi tidak ada yang angkat.

"Sialan,"umpat Nathan kesal sekaligus khawatir.

Nathan kembali menelpon Andra yang kebetulan langsung diangkat.

"Halo Than?" ucap Andra di sebrang.

"Rumah sakit mana?"tanya Nathan.

"Haaa maksud lo?"

"Anjing Beby ke rumah sakit mana."

BEBYNIEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang