Chapter 8

10.2K 558 0
                                    

Happy Reading!!!


Puas berkeliling mall, sekarang saatnya Tata dan Edgar untuk ke pasar malam. Setelah menjalankan shalat Maghrib di salah satu masjid, mereka langsung menuju ke salah satu pasar malam yang sedang ramai dikunjungi.

"Egar.. Tata mau naik itu boleh?" Tata menunjuk salah satu wahana permainan yang sudah cukup banyak orang yang mengantri untuk menaikinya.

"Tapi itu lagi rame, Tata mau nunggu lama?" Gadis dengan pipi chubby itu terlihat berpikir sebentar, baru kemudian menganggukkan kepalanya.

"Gapapa Egar, kayaknya seru. Tata mau coba." Lesung pipinya terlihat saat senyum manisnya mengembang.

"Tapi jajan dulu yaa, Egar. Tata mau beli itu." Tunjuknya pada penjual bakso bakar.

Mereka membeli bakso bakar dan air mineral, lalu segera mengantri untuk menaiki wahana yang dipilih oleh gadis mungil itu. Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam, akhirnya tibalah giliran mereka untuk menaiki wahana tersebut.

Tata terlihat sangan bersemangat, senyum manisnya tak pernah luntur sedari tadi. Matanya berbinar melihat keindahan langit malam dari wahana yang mereka naiki. Apalagi saat wahana itu berhenti sejenak saat mereka hampir di puncaknya. Bintang malam terlihat berkedip indah, dengan rembulan yang bersinar terang.

Saat melihat ke bawah pun, semuanya terlihat indah. Banyak orang yang berkeliaran di pasar malam disertai lampu sekitar yang berkerlap-kerlip. Tata sangat menikmati malam ini. Malam ini akan masuk ke salah satu daftar hari terbaiknya.

Saat gadis mungil itu sedang menikmati indahnya malam, seorang lelaki di sampingnya malah sibuk memperhatikan wajah meronanya sedari tadi. Matanya yang berbinar cerah tak luput dari pandangannya. Semua yang ada di diri gadis mungil itu seolah menjadi candu untuknya.

"Egar, nanti kita kesini lagi yaaa?" Lamunan lelaki itu buyar saat mendengar suara lembut yang memasuki gendang telinganya.

"Kenapa?"

"Tata suka, pokoknya kita harus sering-sering kesini." Keukeuh-nya.

Setelah wahana pertama berakhir, mereka melanjutkannya ke wahana lainnya. Tentu saja Tata yang memilih semua wahana itu, sedang Edgar hanya menurutinya dengan sesekali perdebatan jika dirasa wahana tersebut berbahaya untuk gadis mungilnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah, lagipula gadis mungil yang sedari tadi heboh itu terlihat sudah kelelahan. Namun tetap saja matanya masih berkeliaran kesana-kemari. Buktinya sekarang ia sudah menarik tangan Edgar untuk ke tempat para penjual kaki lima berada. Meski perutnya tidak lapar, akan tetapi matanya selalu tergoda dengan jajanan pinggir jalan yang terlihat menggiurkan itu.

***

Mobil Edgar sampai di pekarangan rumah sahabatnya. Ia menoleh ke samping yang sedari tadi tidak terdengar suara karena orang di sampingnya yang langsung tertidur begitu mobil berjalan. Mungkin ia kelelahan, namun semua itu tak dapat melunturkan senyum tipis yang masih terpasang di bibir mungilnya.

Pemuda jangkung itu keluar dari mobil lalu beralih ke pintu di samping kemudi. Menggendong Tata ke dalam rumah karena tak tega jika harus membangunkannya. Baru saja ia akan mengetuk pintu, pintu itu sudah dibuka dari dalam oleh yang sang empu rumah.

"Tata kenapa?" Tanya Vando yang sudah berdiri di depan pintu.

"Ketiduran." Vando hendak mengambil alih Tata dari gendongan Edgar, namun pemuda itu menolaknya.

"Biar gue aja." Hal itu membuat Vando berdecak kesal.

Setelah menutup pintu, ia mengikuti Edgar yang sudah membawa Tata ke kamarnya. Ia memperhatikan saja saat sahabatnya itu dengan lancang mengecup pucuk kepala adiknya.

Setelah itu, ia segera mengusir pemuda itu dengan alasan hari sudah malam. Ia mengantar –lebih tepatnya mengusir- sahabatnya itu, kemudian bergegas kembali ke kamar adiknya. mengusap –menghapus- bekas kecupan Edgar dari pucuk kepala Tata, memberi kecupan sebanyak mungkin untuk menghapus jejak sahabatnya itu. Tentu saja ia tidak rela adiknya dikecup sembarangan, walau Edgar merupakan sahabatnya dan cukup dekat dengan Tata tetap saja hatinya tidak terima.

***

Jangan sungkan meninggalkan jejak jika suka :)

26-12-21

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang