Chapter 35

2.3K 171 1
                                    

Happy Reading!!!


"Ehh, kok Abang ada disini?" Tanya Tata mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tidak sanggup menatap mata tajam Vando yang mengintimidasinya.

"Mau kemana, hmm? Mau bolos?" Tembak Vando yang langsung membuat Tata gelisah.

"Ng-nggak kok. Ka-ta siapa?" Ish, kenapa dirinya jadi gugup begini sih?

"Tadi siapa ya, yang bilang? Abang kek ada denger suara-suara mau bolos gitu tadi." Ujar Vando menatap ke atas, seolah sedang mendengarkan sesuatu lewat angin.

"Nggak ada kok. Tata nggak ada bilang mau bolos. Salahin Nada sama Grace yang ngajak bolos. Tata cuman bilang haus padahal." Ujarnya cepat, matanya sudah memerah, bahkan ia mengabaikan tatapan Nada dan Grace yang seolah siap untuk menyantapnya.

"Dasar bocil. Sendirinya nggak bisa tutup mulut." Lirih Nada yang hanya didengar oleh dirinya dan Grace karena mereka bersebelahan.

"Ck." Decak Grace yang kembali kesal.

"Emang kenapa kalo kita mau bolos, hah?" Sewotnya menatap Vando tajam.

"Kalo mau bolos, bolos aja. Nggak usah ngajakin adek gue." Balas Vando ikutan sewot.

"Sibuk aja lo." Cibir Nada. Tidak tau saja ia jika Alden ikut menatapnya tajam. Namun tentu saja Nada tidak takut.

"Nada!" Panggil Alden, mencoba agar terlihat menakutkan seperti Vando. Namun, Nada tidak terlihat takut sama sekali. Malah ia ikut menatap tajam Alden. Alden yang ingat jika sang adik sedang PMS tidak bisa lagi berkutik. Tadi saja, sebelum pergi sekolah Nada sudah mengamuk dan hampir menghancurkan seisi rumah hanya karena mencari kaus kakinya.

"Apa? Abang sendiri juga sering bolos." Hah... Memang susah untuk menang dari cewek yang lagi PMS. Adiknya itu jika sedang PMS galaknya akan melebihi singa.

"Nggak bisa jawab, kan?!" Ketusnya. Alden menghela nafas kasar, daripada urusannya tambah panjang lebih baik ia mengalah.

***

Disinilah mereka sekarang. Setelah pelajaran olahraga berakhir, mereka memutuskan untuk ke kantin. Berkumpul untuk sekedar mengisi perut yang telah meronta untuk diisi. Mengisi ulang energi yang terkuras saat belajar.

"Muka lo kenapa, Ta?" Pertanyaan Nada membuat semua yang berada di meja makan mengalihkan tatapannya ke arah Tata yang tengah meringis, sepertinya gadis itu sedang menahan sesuatu.

"Tata kebelet, Nadaaa.." Rengeknya.

"Ya, ke toilet lah!" Greget Nada, yang lain pun begitu. Heran dengan kelakuan Tata yang walau terkadang mengesalkan, namun tetap menggemaskan di mata mereka.

"Tapi Tata laper." Balasnya dengan tampang polos, membuat mereka semakin gemes, pengen nampol Tata yang malah bingung melihat ekspresi mereka.

"Ke toilet dulu sana, nanti lanjut lagi makannya!" Ujar Vando yang ikut greget dengan Tata.

"Bentar, tinggal dikit lagi, nanti nasinya nangis kalo ditinggal." Balasnya polos, lalu segera menghabiskan nasi gorengnya yang tinggal beberapa suap lagi.

"Hahh, habis. Tata pipis dulu yaa.." Teriaknya sambil berlari yang membuat mereka terkejut untuk ke sekian kalinya.

"Huh, heran gue sama tuh bocah." Ujar Nada mengusap dadanya sabar.

"Nggak ada duanya emang." Balas Vito yang ikut terheran dengan Tata. Tak hanya mereka berdua, yang lain pun juga tak habis pikir.

"Eehh, bentar lagi kan Tata ulangtahun tuh.. Kita bikin surprise gimana?" Usul Nada teringat dengan ulangtahun sahabatnya itu yang tak lama lagi.

"Jangan aneh-aneh lo!" Grace menyikut lengan Nada yang berada di atas meja. Khawatir teman sablengnya itu akan berbuat aneh-aneh kepada Tata.

"Nethink aja lo sama gue." Sinis Nada menatap Grace kesal.

"Heh, awas aja longapa-ngapain Tata gue." Balas Vando yang perasaannya ikut tidak enak mendengarusul Nada.

***

16-10-22

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang