Chapter 25

3.5K 236 8
                                    

Happy Reading!!!

Hari ini Tata ke sekolah dengan tubuh yang kurang fit. Sebenarnya ia sudah dilarang ke sekolah, namun ia tetap keras kepala. Katanya ia ingin membagikan pengalamannya memasuki wahana rumah hantu semalam kepada teman-temannya. Tidak seru kalau hanya lewat telpon ataupun video call. Jadilah orang rumah mengalah dengan keinginan kesayangan mereka itu. Yang penting ada yang menjaganya di sekolah nanti.

Baru saja sampai di sekolah, gadis itu sudah heboh menceritakan kejadian semalam kepada teman-temannya. Ia sudah mengabari mereka di grup supaya datang lebih cepat pagi ini karena ia akan menceritakan sesuatu. Bahkan ia mengatakan kalau itu merupakan hal urgent sehingga mereka dibuat penasaran olehnya.

"Trus zombie-nya mau pegang-pegang Tata. Tata kan jadi takut. Lebih serem liat zombie jadi-jadiannya daripada liat hantu boongan. Muka mereka lebih nakutin iii. Bikin Tata sport jantung tahu nggak."

Para sahabat Tata menatap cengo gadis mungil itu. Sedari tadi ia tak henti-hentinya berceloteh, menceritakan pengalamannya memasuki wahana rumah hantu semalam. Awalnya mereka kira ada sesuatu yang terjadi pada gadis mungil itu. Namun ternyata.... Yaahh, walau tak dapat dipungkiri jika mereka menjadi sedikit bersemangat mendengarnya. Sepertinya akan seru jika mereka ikut wahana itu.

"Gue kirain apaan njir." Ujar Nada yang baru dapat menaggapi celotehan Tata sedari tadi.

"Gue dah panic, kirain ni anak kenapa-napa. Ehh, tapi keknya seru juga tuh. Kapan-kapan kita kesana yok!" Perubahan ekspresi Nada yang begitu cepat mendapat cibiran dari Grace yang sedari tadi menyimak. Tak hanya Grace, disana juga ada Rafael yang sedari tadi mengawasi gadis mungil itu.

"Suara lo kenapa berubah? Lo sakit?" Pertanyaan Grace itu membuat Nada tersadar, ia juga merasa ada yang berbeda dengan Tata hari ini. Namun, ia tidak menyadari jika sahabat gemoynya itu memang kurang sehat.

"Eh iya, suara lo berubah njir!" Hebohnya.

"Ck. Dari tadi kemana aja lo?" Decak Grace kesal.

"Tata nggak papa kok. Lihat nih, nggak panas kan?" Ujar Tata berusaha meyakinkan mereka, supaya tidak berlebihan.

"Nggak panas gimana? Nih liat, muka lo aja sampe merah-merah gini. Ini lagi, ini hidung apa badut?" Nada heboh memegangi kening Tata yang memang agak panas kemudian mencubit hidung mungil yang memerah karena flu itu.

"Ihh, tapi Tata nggak papa kok. Lihat nih masih bisa lompat-lompat." Gadis mungil yang keras kepala itu tidak terima dengan ujaran Nada.

"Ke UKS aja!" Titah Grace yang diangguki Nada.

"Tata nggak mauuuuu!"

"Rapeeell.. Tata nggak mau ke UKS. Tata mau di kelas aja." Ia menatap pemuda yang sedari tadi memperhatikan mereka itu dengan mata berkaca-kaca.

"Disana bau obat. Tata nggak suka."

"Tata janji nggak bakal nakal hari ini. Tapi nggak mau ke UKS." Mereka semua luluh dengan tatapan memelas Tata. Daripada ia menangis dan membuatnya pusing nantinya, lebih baik mereka turuti saja, lagian di kelas juga ada teman-temannya yang akan memantaunya.

Rafael menghampiri gadis mungil yang berada cukup jauh darinya, karena ia memang sengaja memantau mereka dari belakang tadi.

"Udah, jangan nangis. Nanti kepalanya pusing." Bujuknya sembari mengelus kepala Tata. Ia membungkuk karena Tata yang sedang duduk tentunya lebih pendek darinya.

"Hiiks, nggak mau ke UKS." Ia terus merengek tidak mau. Matanya sudah sayu, sepertinya sebentar lagi mata indah itu akan menutup.

Rafael terus mengusapkepalanya dengan lembut supaya gadis mungil itu cepat tertidur. Setelah inisepertinya ia akan pulang saja dan menemani kesayanganya yang akan rewel karenademam.

***

13-07-22

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang