Chapter 24

3.8K 205 14
                                    

Happy Reading!!!


Saat ini mereka tengah berada di pasar malam. Banyak muda-mudi yang menghabiskan malam mereka disini. Mulai dari yang berpasangan, bersama teman, bersama keluarga, bahkan ada yang jomblo.

Sedari tadi Tata terus merengek ingin memasuki wahana rumah hantu. Meskipun yang lain sudah melarangnya, ia tetap bersikeras. Gadis mungil itu menampakkan wajah memelasnya sehingga mereka tidak bisa menolak.

Setelah menunggu antrian beberapa lama, akhirnya tiba giliran mereka untuk memasuki wahana itu. Tata sudah deg-degan sedari tadi, ia menggenggam tangan Rafael dengan erat. Siapa bilang dirinya berani? Ia hanya penasaran saja, daripada ditahan-tahan lebih baik ia mencobanya. Lagian banyak yang ikut, sepertinya bakal seru.

Baru saja memasuki pintu wahana, Tata sudah mencengkram tangan Rafael semakin erat. Sangat gelap disini. Mereka menyusuri ruangan yang cukup luas ini. Sejauh ini masih aman. Tata sudah ketar-ketir sedari tadi, takut-takut akan melihat hal menyeramkan.

Jangan lupakan pasangan yang sedari tadi berada di belakang Tata dan Rafael. Kedua orang itu terlihat tenang-tenang saja, namun tetap saja tautan tangan keduanya tak pernah lepas. Si Om berdalih supaya Miss Nana tidak hilang, yang bisa jadi hanya akal-akalan si Om Dokter yang mau modus.

"AAA" Tata berteriak kaget saat sesuatu tiba-tiba muncul di depan mereka. Kedua pasangan yang berada di belakang mereka juga tersentak kaget karena suara Tata.

Di depan mereka terdapat topeng berbentuk wajah manusia dengan darah di sekitarnya. Wajahnya dipenuhi luka sayatan dengan darah yang masih menetes. Tentu saja Tata dibuat kaget, apalagi topeng itu terjatuh tiba-tiba di depan matanya. Walau keadaan di dalam gelap, namun ia masih bisa melihatnya karena sudah penyesuaian. Lagipula ada cahaya remang-remang yang masuk dari luar.

Rafael menenangkan Tata yang tubuhnya sudah bergetar. Ia mengusap bahu Tata pelan, disertai kata-kata yang menenangkan.

"Tata kaget tau, topengnya nakal Rapel. Nanti kalo Tata jantungan gimana?" setelah berhasil menenangkan degupan jantungnya, gadis mungil itu malah memukul topeng yang telah mengagetkannya itu. Ia lampiaskan amarahnya kepada benda mati yang sudah membuatnya hampir jantungan.

"Lagian udah tau penakut malah minta masuk wahana rumah hantu." Ejek Om Tata.

"Ihh, Tata penasaran tau. Om juga takut kan? Ayo ngaku sama Tata!" Tebakan Tata tepat sasaran. Omnya itu sedari tadi sebenarnya sudah menahan takut, namun gengsilah di depan sang tunangan jika ia berteriak heboh. Makanya sedari tadi ia tak mau melepaskan tangan sang tunangan.

"Mana ada. Om bukan kamu yang penakut." Elaknya berusaha tetap stay cool.

"Ga percaya Tata. Orang kata Abang, Om itu penakut."

"Udah-udah, sekarang kita lanjut jalan." Ujar Miss Nana menengahi perseteruan antara om dan keponakan itu.

Setelahnya mereka kembali menyusuri rumah hantu itu. Sepanjang jalan ada saja hal-hal menyeramkan yang mereka lihat. Mulai dari om pocong, sundal bolong, hantu yang mukanya sudah hancur, hingga zombie. Berbagai jenis hantu bermunculan, membuat jantung tidak aman. Yang Tata heran, kenapa ada zombie di rumah hantu?

Mereka melewati sekumpulan zombie yang sudah menghalang pintu keluar. Sebentar lagi mereka akan terlepas dari senam jantung gila ini. Namun, sekarang mereka dihadapkan dengan makhluk yang tidak bisa dikatakan hidup, namun juga belum mati itu. Dibilang makhluk hidup, karena mereka bisa bergerak, namun mereka sudah mati. Bagaimana kata yang tepatnya yaa? Mayat hidup mungkin?

Tata sudah berteriak heboh saat kawanan mayat hidup itu mendekati mereka. Tak hanya Tata, Om Dokter juga sudah tidak dapat menahan ketakutannya lagi. Susah payah dari awal ia menahan ketakutannya karena hantu. Sekarang semua itu sirna karena zombie jadi-jadian di depannya. Hancur sudah image cool-nya di depan calon istri.

Rafael sedari tadi mengelus dadanya mendengar teriakan Tata yang tak henti-hentinya. Terkadang gadis di genggamannya itu akan memukuli beberapa hantu yang mendekati mereka, disertai dengan omelan-omelan yang keluar dari mulutnya, persis seperti ibu-ibu yang memarahi anak perawannya yang tidak pernah keluar kamar.

Sekarang di tambah dengan teriakan pria tua tidak ingat umur di belakangnya. Miss Nana yang perempuan saja tidak berteriak heboh seperti itu. Mungkin karena mereka om dan keponakan makanya sikapnya 11-12.

Mereka terus berjalan sembari menghindari para zombie yang menjangkaukan tangan ke arah mereka. Sebelah tangan Rafel menghalau beberapa tangan yang hendak menjangkau Tata. Gadis mungil itu sudah panik dan ketakutan melihat wajah seram mereka. Ia memejamkan matanya rapat-rapat, tangannya mencengkram lengan Rafael dengan erat.

Teriakannya semakin menjadi saat beberapa tangan menjangkau bahunya. Sehingga Rafael berpindah posisi yang awalnya di sebelah kanan Tata menjadi di belakangnya. Melindungi Tata dari tangan-tangan mayat hidup yang berjalan dengan sempoyongan itu. Ia melihat celah kosong di pintu keluar, baru saja ia berniat membawa Tata keluar, tubuhnya terdorong oleh om tua yang sudah berlari dengan kencang menerobos zombie-zombie itu yang segera merapat hingga jalan keluar kembali tertutupi oleh mereka.

Rafael berdecak kesal melihat kelakuan om tua itu. Lihat saja, bahkan ia meninggalkan Miss Nana yang sedari tadi bersamanya.

Karena jengah, pemuda itu memutuskan untuk menerobos mayat hidup di depannya itu. Ia ingin cepat-cepat keluar dari sini. Kupingnya sudah tidak aman karena teriakan gadis mungil di dekapannya ini. Sepertinya ia perlu ke THT sehabis ini untuk memeriksakan kesehatan telinganya. Ia juga kasihan dengan Tata, bisa-bisa suaranya habis setelah keluar dari wahana ini, sekarang saja suaranya sudah serak, namun gadis itu tetap berteriak.

Beberapa langkah lagi mereka akan keluar dari sini. Ia menatap Miss Nana memberi kode agar mengikutinya, yang dibalas anggukan oleh guru muda itu.

Rafael fokus melindungi Tata dari para zombie yang menghalangi jalan mereka. Hingga ia tidak menyadari ada seorang zombie yang menyelipkan sesuatu ke saku hoodie Tata. Tata dan Rafael tidak menyadarinya, namun semua itu tidak luput dari perhatian Miss Nana yang masih berada di belakang mereka.

***

Edisi rumah hantu, bonus zombie :)

03-07-22

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang