Chapter 37

2.2K 149 2
                                    

Happy Reading!!!


Malam ini keluarga Tata sudah berkumpul untuk makan malam. Namun, sang putri belum menampakkan batang hidungnya.

"Bang, panggil adek yaa, kayaknya dia masih tidur deh," ujar Bunda yang tengah menata makanan di atas meja makan.

"Siap, Ibu Negara!" Hormat Vando kemudian berlari ke lantai atas, menuju kamar sang adik.

"Belum bangun dari tadi, Bun?" Tanya Ayah mengernyitkan keningnya heran. Mereka pulang tadi sore, dan saat itu Tata juga sudah tidur.

"Iya, Yah. Mungkin lagi kecapek an, jadi Bunda biarin aja tadi, soalnya Tata lagi nggak sholat juga." Ayah hanya mengangguk, kemudian sibuk denan tablet di tangannya, sedangkan Bunda kembali ke dapur.

***

Di kamar yang berwarna grey ini, terlihat sang empunya masih bergelut dengan selimut yang melilit tubuhnya. Saat memasuki kamar, Vando merasakan hawa dingin menembus kulitnya.

"Iiii, dingin kali. Ni bocah nggak kedinginan apa?" Gerutu Vando yang merasa dinginnya AC menusuk tulangnya.

"Dek, bangun! Makan malam dulu," ujar Vando yang menggoyangkan pundak Tata pelan.

"Dasar kebo. Bangun wei!" Awalnya memang pelan, sekarang pemuda itu sudah beringas karena sang adik malah semakin menenggelamkan tubuhnya dalam selimut tebalnya.

"Eungghh... Masih ngantuk, Abang." Matanya masih tertutup rapat, yang mana hal itu membuat Vando semakin kesal.

"Bangun dulu, udah tidur dari tadi juga." Vando menarik tangan mungil Tata supaya gadis itu terbangun.

"Cuci muka dulu sana, abis itu ke bawah!" Tubuh Tata yang setengah tidur itu didorongnya masuk ke kamar mandi.

"Bagusnya gue tinggal apa tungguin, ya?" Vando berdiri di ambang pintu, sejenak berpikir. Jika ia meninggalkan Tata yang ada nanti adiknya itu tidak turun-turun dan melanjutkan tidurnya di kamar mandi.

"Taaa?" Panggilnya yang tak mendapat balasan apapun dari dalam sana.

"Tataa?! Lo masih hidup, kan?" Pertanyaan unfaedah itu melontar begitu saja dari mulutnya. Kesal, ia membuka pintu kamar mandi dan mendapati adiknya yang saat ini tengah menyender ke dinding dengan mata tertutup.

"Astaghfirullahhh.... Ini adek siapa sih?!" Gerutunya pelan melihat posisi Tata yang hampir saja rebah jika tak segera disangganya.

"Bangun! Dasar kebo!" Vando mengguncang tubuh Tata, membawanya ke wastafel kemudian memercikkan air ke wajah Tata yang membuat matanya seketika terbuka.

"Ihh.. ABAAAANG!" Teriak Tata yang begitu membuka matanya mendapati atensi Vando di depannya. Ia terkejut karena mendapat serangan air mendadak. Nyawanya yang awalnya entah kemana sekarang sudah terkumpul semua.

"Abang kenapa siram Tata?" Tanyanya kesal yang mendapat cibiran dari Vando.

"Ibing kinipi sirim Titi?" Cibir Vando dengan bibir dimanyunkan, membuat Tata memukul mulutnya.

"Aw,"

"Abang kenapa disini? Tata nggak like sama Abang." Ujarnya kesal. Kakinya dihentak-hentakkan kemudian berlalu keluar dari kamar mandi, meninggalkan Vando yang masih berdiri di depan wastafel.

"Cuci muka dulu sana, udah ditungguin daritadi buat makan malam," ujar Vando yang hampir sampi di pintu kamar Tata. Gadis mungil itu masih menggerutu kesal, namun tak ayal kembali ke kamar mandi untuk mencuci muka setelah sebelumnya memeriksa hpnya untuk melihat jam.

***

"Kok lama banget sih, Bang? Tatanya juga kok nggak ada? Mana adek kamu?" Pertanyaan beruntun Vando dapatkan dari sang ibunda begitu ia menginjakkan kaki di ruang makan.

"Anak kesayangan Bunda tuh, susah banget dibangunin." Adunya yang masih kesal dengan Tata. Dasar kakak-adik, tiada hari tanpa bertengkar, sekalinya jauhan malah saling nyariin.

"Abang yang ngeselin. Pake siram-siram muka Tata, kan Tata jadi kaget," sambung Tata yang sudah mendudukkan dirinya di samping Bunda.

"Kalo kamu nggak lanjut tidur di kamar mandi juga nggak bakalan Abang siram." Nyolot Vando yang semakin kesal.

"Yaa, pokoknya Abang yang salah!" Matanya melotot menatap Vando, berharap permuda itu akan takut dan tidak membalas kata-katanya lagi.

Ayah-Bunda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anak mereka. Sudah bukan hal asing lagi jika rumah heboh oleh mereka berdua, yang aneh malah kalau mereka saling diam-diaman. Kalau sudah begitu pasti ada yang tidak beres di antara mereka.

"Udah-udah! Sekarang makan dulu. Nggak baik berantem di depan makanan." Ujar Ayah menengahi adik-kakak itu yang jika tidak dihentikan akan terus berlanjut perdebatannya.

***

Edisi Family dulu yaaa...

Di chapter sebelum-sebelumnya ada yang nanyain ayah Tata, ayah Tata masih ada kok, cuman jarang dimunculin aja wkwk

Spam buat lanjut -->

Annyeong :)

02-11-22

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang