Chapter 9

9K 537 2
                                    

Happy Reading!!!


Di hari Minggu yang cerah ini, Tata sudah berkeliaran ke seluruh penjuru kamarnya. Semua tempat persembunyian lolipopnya sudah ia jelajahi, namun tak ada satu pun yang dia temukan.

"Loli Tata kok ilang semua, ya? Apa udah abis?" Telunjuknya mengetuk-ngetuk dagunya dengan kepala yang dimiringkan, tanda ia sedang berpikir.

"Ahaa, Tata harus ajak Abang jajan!" Serunya sumringah saat mendapatkan ide cemerlang dari otak pintarnya.

"ABANGG!"

"BANG VANDOO!"

"ABANGNYA TATA,"

"YUHUUU!" Teriaknya di seluruh penjuru rumah guna mencari abang satu-satunya.

"ABANG DI KOLAM." Mendapat jawaban dari Vando, langsung saja ia ke kolam yang ada di belakang rumah.

"ABANG! Jajan, yuk!" Suara cemprengnya hampir saja membuat Vando tergelincir karena kaget.

Kolam renang di rumah Tata ada dua, memiliki kedalaman yang berbeda. Satu dengan kedalaman 1,35 meter, yakni kolam yang sering dipakai Tata untuk berenang karena tingginya yang cukup jauh jika dibandingkan dengan anggota keluarganya yang lain. Kolam yang kedua memiliki kedalaman sekitar 2 meter.

"Jangan teriak-teriak, Ta!" Seru Vando yang masih menenangkan jantungnya akibat teriakan adiknya.

"Hehehe, ayok jajan Abang!" Cengirannya hanya di anggap angin lalu oleh Vando. Namun tak urung ia tetap mengikuti keinginan adik bontot-nya itu.

Lelaki yang hanya mengenakan celana renang sepaha itu keluar dari kolam dan mengambil handuk. Mengacak rambut adiknya kemudian berlalu untuk membersihkan diri. Tata mengikuti langkah kaki abangnya, menghindari air yang menetes di sepanjang jalan supaya tidak terjatuh karena licin.

Saat Vando berbelok ke arah kamar mandi yang ada di dapur, Tata tetap melangkahkan kaki menuju kamar sang abang, katanya ia akan menunggu disana. Vando hanya mengiyakan dan melanjutkan mandinya.

"Astagfirullah," Kaget Vando begitu memasuki kamarnya yang sudah seperti kapal pecah.

"Abang ambil loli Tata, yaa?"

"Mana ada." Bantah Vando yang tidak terima tiba-tiba disalahkan.

"Kamu apain kamar Abang? Kenapa jadi kayak kapal pecah gini?"

"Tata nyari loli, pasti banyak yang Abang sembunyiin kan? Ayo ngaku! Dimana lagi Abang sembunyiin?"

"Nggak ada, Ta." Ucapnya gemas.

"Ini buktinya! Tata nemuin loli di atas meja belajar Abang. Abang pasti curi-curi loli Tata, kan?" Gadis mungil itu masih keukeuh dengan tuduhannya.

"Bukannya itu kamu sendiri yang bawa kesini? Terus ditinggal karena Edgar dateng kemaren."

"Iyakah?" Keningnya berkerut, mulai terhasut oleh perkataan Vando.

"Iyaa." Jawab Vando meyakinkan.

"Abang nggak tipu-tipu Tata kan?" Ia mulai percaya walau masih ada sedikit keraguan.

"Ehh, itu apa? Itu pasti loli Tata yang Abang makan, kan?" Tunjuknya pada kotak-kotak yang terdapat pada perut Vando. Lelaki itu memang masih mengenakan handuk, belum mengenakan pakaiannya karena berdiri di depan pintu sedari tadi.

"Itu pasti karena Abang curi-curi loli Tata, terus karena Tata nggak ikhlas jadi perut Abang kayak gitu."

Vando syok mendengar tuduhan Tata. Dengan bersusah payah ia mendapatkan kotak-kotak di perutnya, malah sang adik mengatakan itu akibat dari mencuri lolipop miliknya. Jika dengan mencuri lolipop bisa membuatnya mendapatkan kotak-kotak itu, ia tak perlu susah-susah berolahraga setiap harinya.

"Tuh, bener kan? Abang pasti sekarang ngerasa bersalah sama Tata. Ayo minta maaf sekarang, pasti Tata maafin kok." Ujarnya dengan wajah polos yang membuat Vando ingin menangis saja rasanya.

***

"Pokoknya Tata mau loli-nya banyak-banyak. Abang nggak boleh larang-larang!"

Saat ini mereka tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan. Tata menuntut Vando untuk ganti rugi terhadap lolipopnya yang hilang. Vando hanya pasrah saja daripada kena mental lagi oleh kata-kata adiknya itu.

"ABANG!" Teriaknya saat tidak mendapat respon dari sang abang, yang ternyata malah melamun.

Vando tersentak kaget, lalu segera menutup mulut adiknya supaya tidak berteriak lagi. Lihat saja, orang-orang sudah menatap mereka sedari tadi,

"Apasih dek? Jangan teriak-teriak napa!" Ujarnya pelan.

"Abis Abang nggak dengerin Tata ngomong." Balas Tata ikut berbisik.

Setelahnya mereka lanjut berjalan menuju rak yang berisi lolipop. Disana Tata mengambil 2 bungkus lolipop ukuran sedang, itu pun setelah perdebatan panjang sebelumnya. Selain itu, Tata mengambil beberapa cemilan lain, selagi abangnya masih mode baik. Lalu mereka menuju kasir untuk menyelesaikan urusan disini.

Saat keluar dari sana, Tata berniat untuk memakan satu lolipopnya. Baru saja akan memasukkan lolipop itu ke mulutnya, ada tangan yang menarik lolipopnya sehingga lolipopnya berpindah haluan.

"Huaaa.... Loli Tataaaa"

Vando kembali dibuat kaget oleh adiknya. Saat melihat orang yang mengganggu adiknya, langsung saja Vando menendang pantat orang itu hingga ia mengaduh kesakitan. Setelah itu, Vando berbalik menenangkan gadis mungil yang hidung dan pipinya sudah memerah.

Tata menatap orang yang telah mengganggunya, lalu memukulnya secara membabi buta.

"Aduh-duh, ampun Cil, udah dong!" Orang itu mengaduh, agak kapok dibuat oleh kakak beradik itu. Pantatnya yang ditendang Vando saja masih nyut-nyutan, ditambah lagi serangan Tata yang walaupun mungil namun tenaganya tak main-main.

"Abang Chand nakal. Tata nggak like!" Dengan kesal Tata melangkahkan kakinya meninggalkan kedua pemuda itu. Tak lupa membawa jajannya yang tadi diturunkan sebelum memukul Chandra.

***

02-01-22

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang