Prolog

221 21 4
                                    

Senja kala itu terlihat begitu indah. Matahari yang berada di ujung cakrawala itu terlihat sangat menyejukkan hati. Berbanding terbalik dengan semua perasaan yang dirasakan oleh wanita yang mengenakan gaun putih Panjang yang sedang duduk di tepian pantai sambil memandangi sang surya yang berwarna jingga yang membuat siapa saja akan mengucap takjub pada apa yang di lihat di ufuk barat.

Bertanya pada diri nya sendiri, apa yang dia lakukan disini ? benarkah selama ini dia hanya membuang-buang waktunya untuk janji yang pernah diucapkan oleh seseorang 6 tahun lalu? Mengapa dulu ia dengan begitu bodohnya menganggap serius seseorang yang sebenarnya tak boleh dia harapkan.

Haruskah dia menyerah pada semua usaha yang dia lakukan selama ini ? setelah semua usaha nya sampai dititik dimana orang lainpun sangat menginginkan posisinya, mengapa ia tak juga menemukan alasan yang cukup baik untuk dirinya tetap bertahan. Setelah semua usaha yang dia lakukan untuk memantaskan diri, dia tetap merasa tak cukup pantas untuk menginginkan semua hal yang dia impikan selama ini menjadi kenyataan.

Mengapa dirinya terasa begitu naif, bukankah yang dia lakukan selama ini memang seperti itu ? menjadi bayangan dari seseorang, mengikuti langkah nya kemanapun dia pergi? Mengapa sekarang ia mengharapkan lebih ?

Seperti tersadar, wanita itu lalu tertawa hingga orang-orang yang berada disekitar nya melihat nya dengan aneh, lalu tiba-tiba terdiam setelah merasa sesuatu keluar dari matanya . Oh... Wanita itu menangis. Tapi tak ada suara keluar dari dalam mulutnya. Ia menangis dalam diam. Percayalah, saat kau menangis dalam diam, itu artinya hal yang kau tangisi sangat menyakitkan bagimu.

"Tuhan, aku menyerah ...."

*Ini cerita pertamaku, yang aku hasilkan dari kegabutan dan halu*
Gatau nih ngefeel apa engga hahahaha
😂😂😂

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang