Langkah Taehyung terhenti saat berjalan menuju villanya, ia terkesiap saat melihat Min Yoongi sudah berdiri di depan pintu villa. Pria berhidung mancung itu tak menyangka jika hyungnya sudah sampai di villa. Taehyung mengusap wajahnya kasar. Ia belum mempersiapkan jawaban apa yang akan diberikan pada hyungnya.
“Hyung...” panggil taehyung membuat min yoongi mengangkat kepalanya.
“Taehyung-ah, darimana ? aku menghubungimu beberapa kali” Tanya pria berkulit putih pucat itu
Taehyung memeriksa ponselnya dan melihat tiga panggilan tak terjawab “Ah, maafkan aku, sepertinya aku lupa menonaktifkan mode silent” ucap taehyung sambil menunjukan ponselnya “Masuklah” ajak taehyung pada min yoongi sambil membuka pintu kamarnya.
Min yoongi memasuki villa yang ditempati taehyung. Melepaskan topi dan masker yang menutupi wajahnya, Lalu melihat sekeliling. Ia kemudian duduk di kursi balkon yang menghadap ke pantai, menyandarkan tubuhnya. Taehyung menyodorkan minuman dingin dan yoongi menerimanya.
“Kau dari Seoul pukul berapa hyung?” tanya Taehyung berbasa basi
“Pukul 3 sore, aku menyelesaikan dulu pekerjaanku” sahut yoongi singkat. Kemudian ia memperhatikan wajah taehyung yang terlihat kusut.
Bertahun-tahun hidup bersama, Yoongi sudah sangat mengenal semua member grupnya. Taehyung adalah orang yang ekspresif, hal apapun yang dirasakannya, bisa terlihat dari raut wajahnya. Bisa dikatakan ia adalah orang yang sukar berbohong. Dia akan menunjukan raut bahagia jika memang dia sedang bahagia, dan saat ada hal yang mengganggu pikirannya, dia juga akan menunjukan ekspresi gusar dari wajahnya.
“Kau kenapa?” Tanya yoongi memilih berbicara to the point, karena dia tidak suka berbicara berbelit-belit
Taehyung mengangkat kepalanya, megalihkan perhatiannya pada yoongi, ia menelan ludah, lalu melipatkan bibirnya kemudian menjilat bibirnya. Ia bingung harus memberikan alasan seperti apa. Min yoongi masih memperhatikannya menunggu jawaban taehyung.
“Hyung, Shin chaekyung , dia tidak ada” taehyung akhirnya berucap pelan
Yoongi terkesiap, kedua alisnya bertaut, mencoba mencerna apa yang taehyung katakan.“Apa maksudmu dengan tidak ada?” Tanya yoongi
“Maafkan aku, hyung..” Taehyung malah meminta maaf
“Kau salah apa? Apa kau berbuat salah?” Yoongi semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan taehyung “Jelaskan secara perlahan, Taehyung-ah” lanjut yoongi masih mencoba bicara sabar.
Taehyung menggigit bibir , pria itu menegakkan tubuhnya kemudian memainkan kedua jemarinya dengan gelisah
“Aku berencana mengajaknya Jalan-jalan hari ini, kemarin dia menyetujuinya. Tapi ponselnya tidak diangkat. Kuputuskan untuk mendatangi penginapannya tadi siang, ternyata dia sudah tidak ada. Penjaga penginapan itu mengatakan jika wanita yang menginap disitu sudah keluar sejak tadi pagi”
Maafkan aku, hyung. Maaf aku berbohong padamu, ucap taehyung dalam hati.
Yoongi memijat tengkuknya “Apa kau tidak bertanya dimana dia tinggal sekarang?”
Taehyung menggelengkan kepalanya perlahan “Dia tidak memberi tahunya hyung”
Yoongi terdiam. Ia menatap taehyung dalam keheningan. Ia tak ingin percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya, tapi ternyata itulah kenyataannya.
Taehyung menghela nafas, ia membuka ponselnya.
“Kufikir kau harus melihatnya hyung” taehyung menyodorkan ponselnya, memperlihatkan sebuah foto “Kemarin, dia duduk disini, ditempat yang kau duduki sekarang. Dia sepertinya baik-baik saja, hanya sedikit kurus. Aku mengambil fotonya diam-diam untuk ditunjukkan padamu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Fanfiction"aku hanyalah bayangan yang selalu akan mengikutimu kemanapun kau melangkah..." Seperti itulah aku mendeskripsikan diriku. (END)